Chapter 31 - You Touch It, I Buy It

67.9K 4.5K 129
                                    

Siapa yang nungguin?:(

Maaf ya aku belum bisa double up karena lagi-lagi waktunya terbagi-bagi:) Sedih banget ga bisa menuhin requestan kalian :) tapi mau gimana lagi dari pada ga up sama sekali jadi aku mutusin ga jadi double up:) maaf ya lagi-lagi baru bisa up satu chapter perhari:) Tapi semoga di chapter ini kalian suka yaaaa, jangan sampe minder lohhh hihi <333
.
.
.
.
Jangan lupa follow akun aku, vote dan komentar yang banyak!!!! Terimakasih big luv!!!! <333
.
.
.
.

***

Chayyara keluar dari kamar mandi dengan dress tanpa lengannya, Armor yang melihat itu mengernyitkan dahi, pria itu tampak tidak suka saat Chayyara berpenampilan yang menurutnya terlalu terbuka.

"Ganti pakaiannya," ujar Armor dingin.

Chayyara yang tengah mengeringkan rambut pun menoleh. Ia bisa melihat ekspresi dingin suaminya itu. Chayyara melihat kembali dress yang ia pakai, apakah penampilannya terlihat buruk? Pikirnya.

"Saya tidak suka kamu memakai dress terbuka," ujar Armor. "Kamu boleh memakainya hanya saat bersama saya, tidak untuk dipakai keluar," lanjut Armor yang mengerti dengan tatapan bingung Chayyara.

Chayyara mengangguk lalu memasuki kembali walk-in closet untuk mengganti pakaiannya.

Armor tengah memainkan ponselnya, terdengar suara pintu kamar mandi bergeser membuat Armor mengalihkan perhatiannya, ia melihat Chayyara yang tersenyum ke arahnya seakan bertanya, 'Bagaimana penampilan Kay?'

Istri kecilnya itu terlihat memakai dress di bawah lutut, di balut cardigan rajut yang membuat penampilan Chayyara terlihat lebih nyaman di matanya. Armor mengangguk, menyetujuinya, pria itu memasukkan ponselnya ke saku, menghampiri Chayyara, mencium pelipis istri kecilnya itu seraya berjalan dengan memeluk pinggang Chayyara.

***

Di sepanjanng perjalanan, Armor terus melirik ke samping dimana istri kecilnya itu berada. Ia melihat Chayyara tidak berhenti tersenyum dan istri kecilnya itu terdengar seperti tengah bergumam kecil seraya mengusap perut besarnya itu. Armor tersenyum tipis melihatnya.

Selama berumah tangga, Armor memang tidak pernah melihat Chayyara pergi ke mall, entah itu untuk membeli pakaian mahal, tas branded atau pun sepatu dengan harga ratusan juta.

Armor pernah bertanya mengapa Chayyara tidak pernah belanja hal-hal semacam itu? Lagi pula kalaupun Chayyara ingin membeli barang-barang mahal, Armor tidak akan bangkrut secepat itu.

"Lebih baik Kak Armor berikan uang-uang itu kepada orang yang membutuhkan, Kay tidak terlalu butuh uang, meski Kay tahu uang itu memang kebutuhan... tetapi Kay hanya merasa cukup, dan tidak ingin yang berlebihan... lagi pula Kay tidak suka tas, sepatu atau pakaian mahal, yang Kay suka hanya buku dan makan." Chayyara menampilkan cengiran khasnya.

"Apa kamu tidak mempunyai mimpi hm?" tanya Armor, tangannya mengusap punggung telanjang Chayyara.

Chayyara mengangguk cepat, "Kay mempunyai mimpi kok."

"Apa mimpimu?"

Chayyara tampak berpikir, matanya melihat ke lain arah, lalu kembali menatap mata biru suaminya. Chayyara menatap ragu suaminya itu, membuat Armor mengangkat sebelah alisnya.

"Kak Armor janji tidak akan tersinggung?" tanya Chayyara. Armor yang tengah asyik mengusap punggung telanjang Chayyara pun mengerutkan keningnya, bingung, namun pada akhirnya ia pun mengangguk.

ChayyaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang