Chapter 86 - Promise

3.4K 299 1
                                    

Halo! Chayyara akan update rutin per chapter diantara hari jum'at, sabtu dan minggu ya! Tapi kalau Bae ada waktu luang, Bae usahakan kembali update 1 hari per chapter, maaf dan terima kasih untuk yang mau ngerti!!!<333
.
.
.
Jangan lupa vote dan komentarnya!
.
.
.

***

Chayyara dan Armor masih menikmati liburan mereka di Gangwon, banyak tempat-tempat yang mereka kunjungi, salah satunya museum. Chayyara sudah menduga jika Pangeran tidak terlalu menyukai tempat yang memiliki khas ala rumah tradisional di Korea. Anak kecil itu sudah jelas lebih menyukai taman bermain. Sebenarnya ini juga salahnya yang terlalu memikirkan keinginan dirinya karena meski sebelumnya Chayyara pernah tinggal di Korea Selatan, tetapi Chayyara jarang mengunjungi tempat-tempat wisata.

Armor yang menyadari sikap Chayyara pun langsung mencium kepala istrinya itu. "Pangeran akan terbiasa."

Chayyara menatap ragu, namun Chayyara tetap
mengangguk, melihat Valerio yang terlihat nyenyak di dalam di gendongannya. Pangeran sedari tadi hanya diam di gendongan Armor. Itu cukup membuat Chayyara merasa bersalah.

***

Chayyara baru selesai dari toilet, tiba-tiba terdengar suara seseorang memanggil namanya.

"Yara!"

"Sunbae," ujar Chayyara pelan saat melihat seseorang tengah melambaikan tangan ke arahnya.

"Sudah lama tidak bertemu, bagaimana kabarmu?" tanya laki-laki itu dalam bahasa Korea. Laki-laki itu kini sudah berada di hadapan Chayyara, menyisakan satu meter diantara mereka.

"Sunbae, apa kabar?" tanya Chayyara, kebiasaan perempuan itu yang selalu bertanya balik.

Laki-laki itu itu tersenyum lebar, "Seperti yang kamu lihat! Aku baik-baik saja. Bagaimana denganmu?"

Chayyara tersenyum, "Baik."

Laki-laki dihadapan Chayyara ini bernama Hyunjae, dia adalah kakak kelasnya di SMA. Sebelum COVID-19 melanda dunia dan membuat Chayyara terjebak di Indonesia. Saat sekolah dulu, Chayyara sering sekali bertegur sapa dengan Hyunjae. Chayyara yang tidak memiliki teman laki-laki pada saat itu, tidak pernah sekalipun mendapat sapaan hangat dari seorang laki-laki. Tetapi, Chayyara tidak bisa menyebut laki-laki itu sebagai temannya karena pada saat itu, interaksi mereka hanya sebatas saling menyapa ketika mereka bertemu.

"Aku dengar, kamu tidak bisa pulang dari Indonesia saat itu?"

"Iya." Chayyara menjawab dengan senyuman. Tapi tunggu— "Darimana Sunbae tahu?"

Laki-laki itu terlihat menggaruk tekuknya, menunjukan senyum malunya kepada Chayyara. "Itu... aku sempat bertanya pada kakek dan nenekmu saat kondisi di sini berangsur membaik. Aku bertemu mereka di supermarket."

Chayyara menganggukkan kepalanya saat mendengar penjelasan dari Hyunjae.

"Aku berniat untuk pergi ke Indonesia."

Chayyara membulatkan matanya, "Sungguh?"

Hyunjae mengangguk, "Atasanku berencana untuk membuka cabang baru di sana."

Chayyara mengangguk lagi. Sebenarnya Chayyara cukup bingung dengan sikap seniornya ini. Bukannya Chayyara tidak suka. Hanya saja, Chayyara merasa Hyunjae terdengar lebih cerewet. Jika diingat-ingat, ini merupakan percakapan kedua mereka.

ChayyaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang