2.

729 105 6
                                    

"[name]!"

"JANGAN LARI NANTI-"

GUDRAK!

Rintarou menghela nafas menyaksikan [name] yang jatuh dengan mengenaskan. Dirinya mendekat dan melihat [name] yang terduduk.

Bibir bergetar dengan mata yang menahan tangis walau sudah menetes deras. Dahi [name] terlihat begitu merah. Rintarou merasakan panah imajiner menusuk hatinya.

Kawaii, kawaii, kawaii, batin Rintarou berimajinasi.

"Cup cup jangan nangis," ucap Rintarou segera menggendong [name].

"Huaaaa!" Layaknya anak kecil pada umumnya, [name] menangis memekakkan telinga. Rintarou segera menenangkan [name] di pelukannya.

Rintarou menghela nafas dan nyaris menyerah tuk menenangkan [name]. "Nii-chan!" [Name] menangis dengan mata sembab dan hidung merah, membuat Rintarou memekik gemas.

"Rin itu [name] kenapa lagi?" tegur sang ayah dari halaman depan.

"Gapapa cuma jatuh," teriaknya.

"[Name] jangan nangis ya, nanti kita berburu dinosaurus oke?"

Suna berjalan ketaman belakang yang sering ia gunakan untuk bermain. Dirinya meletakkan [name] ditempat duduk yang disediakan.

"[Name] disini dulu oke, nii-chan ambil roti dulu," ucapnya berlari.

"SUNA! MAIN YUK!"

"SUNA!"

Teriakan menggema dirumah Rintarou. Sudah bisa dipastikan teriakan tersebut berasal dari teman-teman random Rintarou.

Rintarou akhirnya keluar dari rumah. Melihat dua teman kembarnya yang membawa bola voli.

"Aku ga main dulu," ucap Rintarou.

"Tumben? Nanti juga ada latihan voli juga lho suk," ucap salah satu dari mereka.

"Ga dulu, sana kalian pergi duluan," ucap Rintarou atau mungkin tepatnya mengusir kedua temannya.

'eh tadi [name] udah dikasih cemilan belum ya?' tanya Rintarou dalam hati.

•❅───✧❅✦❅✧───❅•

𝐎𝐧𝐢𝐢-𝐜𝐡𝐚𝐧 | S. 𝐑𝐢𝐧𝐭𝐚𝐫𝐨𝐮Where stories live. Discover now