9

270 41 3
                                    

Suna melirik jam dinding. terlihat waktu memasuki pagi. dirinya terbangun, keluar kamar mencari udara segar.

"duh encok," ucapnya meregangkan otot tubuh.

"[name] masih tidur ga ya?" tanyanya menuju kamar sang adik.

Suna segera membuka pintu kamar. terlihat [name] yang tertidur nyenyak.

terlihat damai, dirinya merebahkan tubuh disamping [name].

"[name] nanti kalo udah gede jadi anime aja ya," ucapnya menutup mata selamanya.g

"[name] kalo suatu saat aku jadi pemain voli, datang ya ke pertandingan ku," gumam Suna larut dalam mimpi.

skip

"onii-chan bangun," ucap [name] memukul kedua mata Suna.

[name] menggoyangkan pundak Suna pelan. bukannya terbangun namun Suna justru sedikit menjauh, kembali tidur.

"nii-chan!!" teriak [name].

Suna diam, sudah dipastikan pemuda tersebut kembali terlelap.

[name] sudah lelah kini memilih pergi. dirinya sudah lelah dengan Suna yang terlalu kebo.

"loh Rin?" panggil sang mama didepan pintu.

"ngrok."

"ya ampun Rin bangun!" ucap sang mama menggoyangkan pundak Suna yang belum terbangun.

"Rin bangun atau aib orang-orang mama hap-"

"iya ma ini udah bangun kok," sahut Suna berdiri keluar kamar. terlibat rambutnya yang berantakan.

"dasar anak muda."

Suna segera mandi dan tak lupa menyiapkan jadwal sekolah. beberapa saat dirinya mengecek kembali tempat untuk bolos recommend anti ketahuan.

"mama hari ini ada latihan voli, mungkin pulang telat karna empat bulan lagi ada lomba," ucap Suna.

"lho udah semakin dekat ternyata. jangan lupa jaga kesehatan. kau sehat pun dikira tipes," sahut sang ayah dengan nada mengejek.

Suna mendengus dan segera menjalankan motor miliknya. sekolah menengah atas kini akan ia datangi walau sekolah selama 9 jam hanya mendapatkan hikmahnya saja.

skip

"mama, nii-chan mana?" tanya [name] menatap sekeliling. dirinya sedari tadi mencari dimana letak pemuda tipes tersebut.

"nii-chan sekolah ya, nanti pulang kok," sahut sang mama tersenyum.

kini dua lelaki bermarga Suna sedang pergi, bekerja dan sekolah ( bolos ).

"ngomong-ngomong [name] mau sekolah?" tanya sang mama menggendong [name].

"ya! aku mau sekolah ditempat Yu-san!" ucap [name] begitu antusias. dirinya tak sabar menemui sang teman.

"oke sebentar lagi pendaftaran akan dibuka jadi [name] harus semangat!!"

[name] mengangguk semangat. dirinya tak mengerti beberapa yang dimaksud oleh sang mama. yang terpenting sang mama senang.

skip

"[name] sekolah?" tanya Suna menenteng helm motor. dirinya sedikit terkejut dengan pernyataan sang mama.

"tentu, umurnya juga udah cukup kok!" kini sang mama berucap.

"ma."

"mama ingetkan kalau [name] bakal sekolah di Indonesia, bukan disini?" tanya Suna dengan mata yang meredup.

sekali lagi, dirinya harus berpisah dengan sang adik. hatinya memberatkan bagai menopang beban.

"Rin mau tetep menetap disini," sambungnya menatap sang mama.

"apa harus pindah ma?" tanya Suna sekali lagi.

"maaf tapi ini kesepakatannya. papah mamah juga harus ke Indonesia untuk mengurus perusahaan," kini sang mama berbicara dengan lembut. dirinya berhati-hati agar tak melukai hati Suna.

"ma... "

"tolong jangan pindah sebelum aku lomba ma, tolong ya?"

sang mama tersenyum. dirinya melihat tekat besar di mata Suna. anaknya tak main-main dengan perkataan dirinya.

"lomba mu masih 4 bulan lagi kan? waktunya masih cukup. mama papa [name] bakal nonton pertandingan mu."

Suna tersenyum kecil. dirinya harus mengikuti pertandingan sebaik mungkin. entah menang ataupun kalah. dirinya tak akan menyerah.

"aku janji bawa piala buat [name]," ucap Suna bergumam, dirinya masuk kedalam kamar menenangkan diri.

"aku janji."

TBC

...

bau bau mau mendekati end wkwk

𝐎𝐧𝐢𝐢-𝐜𝐡𝐚𝐧 | S. 𝐑𝐢𝐧𝐭𝐚𝐫𝐨𝐮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang