3

684 96 3
                                    

•❅───✧❅✦❅✧───❅•

Rintarou menatap jenuh dengan [name] disebelahnya. Sudah beberapa menit mereka lewatkan untuk menatap orang-orang lain yang lewat. Entah sudah berapa lama mati lampu dirumah mereka terjadi.

Rintarou mengusap rambutnya kasar saat baterai handphone menunjukkan angka 1%.

'cuma 1% kuat sampe mana?' batinnya.

Sementara [name] hanya ikut ikutan untuk bergabung menjadi satu dengan Rintarou. Dirinya bosan tak bisa menonton TV.

Rintarou menatap beberapa mangga yang bergelantungan di pohon. Jiwa pencuri mulai terbentuk didalam hati terbesar Rintarou. Dirinya menatap sang adik yang sibuk mengejar kucing miliknya.

"Gapapa mungkin ya ambil 5 mangga doang," ucap Rintarou mulai meninggalkan [name] sendiri.

Rintarou perlahan memanjat pohon mangga yang sedikit tinggi tersebut. Dirinya perlahan mengambil satu persatu buah yang matang.

"Rin disamping kiri mu ada yang Mateng satu."

Mata sipit Rintarou melebar. Mendengar suara yang sangat ia hafal.

Semoga besok kau masih selamat Rintarou.

...

Setelah kejadian tersebut Rintarou langsung turun dari pohon dan menghadap ke bapak inarizaki tercinta si mas perfect.

Kita Shinsuke itu namanya. Jarang kelihatan tapi auranya behh 11 12 sama emak-emak.

"Bagus, udah dibilang berapa kali kalo jangan nyuri mangga, untung bukan pak Levi yang negur," ucap Kitashin yang sudah menceramahi Rintarou kurang lebih 30 menit.

Rintarou hanya diam tak menjawab. Sekali dia jawab bakal ditambah ceramahnya.

"Oh iya itu adikmu [name] kan? Dia tadi hampir kejalan gara-gara ngejar si kucing."

"Iya maaf Kita-san," gumam Rintarou.

"Ne ne ita-san ayo main!" ucap [name] semangat.

Dirinya telah menganggap bahwa Kita Shinsuke itu kek kakak dia sendiri, padahal baru aja ketemu.

Kitashin mengangguk dan mengelus rambut [name] pelan.

"Sebentar ya, [name] duluan sana," ucapnya lembut.

"Rin."

"Haik Kita-san?"

Kitashin berjalan meninggalkan Rintarou. Menuju ketempat bermain [name].

"Kapan-kapan bawa [name], gapapa dia main sama saya," ucapnya tanpa menoleh Rintarou dan menatap lurus ke depan.

Rintarou diam mencerna perkataan Kitashin. Ingin menanyakan maksud tapi takut sang senpai risih.

"Sederhana, aku kangen adikku" ucap Kitashin seolah-olah bisa membaca isi pikiran Suna.

"Ehh Kitashin punya adik kah?"

"Punya."

Setelahnya Kitashin tak berbicara, seolah-olah menutupi sesuatu.

Rintarou diam, dirinya merasa Kitashin membutuhkan waktu sendiri. Dirinya tak begitu memahami kehidupan Kitashin yang benar-benar dirahasiakan.

Dirinya menatap Kitashin yang bermain dan tertawa bersama [name]. Dirinya percaya bahwa Kitashin lebih cocok menjadi kakak dibanding dirinya.

"Sun, [name] ku jadiin adikku aja ya."

"Iya -"

"EHH?!?!"

•❅───✧❅✦❅✧───❅•

𝐎𝐧𝐢𝐢-𝐜𝐡𝐚𝐧 | S. 𝐑𝐢𝐧𝐭𝐚𝐫𝐨𝐮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang