11

285 35 18
                                    

untuk QnA silahkan mau tanya apa aja, tanya sepuasnya juga boleh

pertanyaan buat Suna :

pertanyaan buat Osamu :

pertanyaan buat Atsumu :

pertanyaan buat Kitashin :

pertanyaan buat dek [name] :

silahkan tanya

...

"[name] mau jajan?"

sore hari dengan cuaca yang mendukung cocok untuk jajan. terlihat Suna yang siap dengan pakaiannya dan [name] yang memakai jaket miliknya.

"mau!!" ucap [name] berbinar.

"[name] mau jajan apa?" tanya Suna menggendong [name] ke motor miliknya.

[ motor Supra pastinya ]

"ga tau," [name] berucap memegang gagang kaca spion. terlihat Suna dengan santai mengendarai motor.

sekedar jalan-jalan keliling kota. cukup lama Suna tak lagi mengelilingi kota indah tempat tinggalnya.

sungai, sawah dan ladang masih begitu melekat. memang bisa dibilang Suna tinggal dikampung, tapi bukan kampung terpencil.

[ intinya kaya desa di anime non non biyori ]

beberapa kali terlihat anak-anak yang bermain, ada juga yang pulang sekolah. Suna tersenyum, sedikit flashback mengingat masa lalunya.

"Suna!!"

terdengar teriakan dari dekat kebun. terlihat Kitashin menenteng keranjang yang terisi beberapa buah.

"beruntung kau lewat sun, ini ada buah buatmu," ucap Kitashin menyerahkan buah mangga.

"eh? terlalu banyak lho Kita-san," Suna dengan ragu menerima.

"tak apa, panen hari ini lebih banyak. aku takut kalau sisanya tak termakan," Kitashin menjelaskan dan segera mengambil keranjang lain.

"ya sudah terima kasih, hati-hati Kita-san," peringat Suna segera menjalankan motornya.

...

Suna memakirkan motor. dirinya dan [name] menuju bukit yang berhadapan de dengan kota.

"nii-chan kakkoi!!" [name] berucap dengan mata berbinar. dirinya memandang perkotaan yang menurutnya cukup indah.

Suna tersenyum, namun senyumnya tak bertahan lama. Suna berbalik kearah belakang. terlihat hari yang mulai petang.

"semoga aku menang voli," Suna berucap. sedikit menunduk dan memasukan tangan kedalam kantong jaket. Suna terus mengawasi [name] yang terduduk didekat bebatuan.

"[name] mau jalan-jalan?" Suna mendekat ke arah [name], mencegah sang adik terjatuh.

"mau!"

Suna kembali menggendong [name]. mungkin besok Suna akan mengajak [name] bertualang masuk kedalam hutan. cukup seru, jika ada hewan buas tinggal tumbal kan Atsumu.

"nah ini ada jalan masuk ke hutan, disana ada kuil besok kita kesana," ucap Suna menunjuk jalan yang ia sebut.

Suna menjelaskan walau gak terlalu rinci, dirinya berdoa agar kedua orangtuanya berubah pikiran.

...

Suna kembali menjalankan motor. kini dirinya menuju ke taman bermain yang berada di desa tersebut.

"Suna?"

sesosok gadis muncul. membawa buket bunga yang entah dapat darimana.

Suna menoleh. kepalanya mencari asal suara tersebut. dirinya bergeming sesaat dan mengangguk.

"yo Reyva," dirinya menyapa.

[name] menatap sang gadis yang tersenyum kepadanya. "nii-chan?" [name] berucap menarik baju Suna pelan.

"oh ayo kita main!" Suna meninggalkan Reyva sendiri. dirinya tak tertarik untuk berbicara dengannya, lagi pula [name] juga pasti sudah lelah menunggu.

Suna menduduki kursi yang tersedia. menatap [name] berlari kesana kemari.

"ini," Reyva kembali muncul. memberikan sebuah buket bunga yang tertata rapi. terlihat dirinya baru saja membeli.

"untuk?" tanya Suna tak melirik sama sekali.

"entahlah, lagi pula apa setiap pemberian harus ada penjelasan?" Reyva duduk disamping Suna.

"kau memiliki maksud sesuatu Reyva. jangan mengungkit apa yang telah ditutup," Suna berbicara menatap [name] memeluk seekor kucing yang tak jauh dari dirinya.

"adikmu cantik ya," Reyva memuji [name] yang berbicara dengan kucing, cukup normal bukan?

"memang, adikku itu paling cantik. tak terima sini berantem," Suna langsung menjawab.

"aku pergi dulu, terima ini," Reyva berdiri sambil tersenyum kepada [name].

Suna melirik buket tersebut. tak lama dirinya berjalan membawa buket tersebut ketempat sampah.

"hubungan kita hanya selingkuhan tak lebih," Suna berucap membuang buket ketempat sampah.

"aku tak ingin seperti itu lagi, aku tak mau adikku yang harus menanggung semua karma akibat diriku," Suna kembali menghampiri [name] yang berlarian.

[ ilustrasi buket ]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[ ilustrasi buket ]

𝐎𝐧𝐢𝐢-𝐜𝐡𝐚𝐧 | S. 𝐑𝐢𝐧𝐭𝐚𝐫𝐨𝐮Where stories live. Discover now