Niall Cepirit

2.2K 246 47
                                    

Niall kembali melangkahkan kedua kakinya dengan terburu-buru. Sebuah jam tangan yang melingkar di tangannya menunjukkan pukul 11 kurang 5 menit. Dan itu,berhasil membuat Niall lari cepat, yang diiringi dengan sedikit rasa ingin poop di dalam dirinya.

"Ah, astaga! Bentar lagi kelas mau mulai, Niall kebelet poop!" Desak Niall saat berlari. Semakin Niall berlari, maka semakin terasa pula rasa ingin poop.

Niall tetap melanjutkan larinya untuk sampai di gerbang kampusnya. Namun, kesialan justru melanda Niall. Kelas pertamanya di pagi hari ini sudah dimulai, dan terlihat dari kaca jendela Mr.Frankin sudah mulai mengajar.

Niall mendesah berat, dan berpikir dua kali apa yang akan dilakukannya saat ini. Dan seketika, rasa panas anget-anget menjalar ke pantatnya. Muka Niall tampak pucat, dan tidak bergerak sama sekali.

Mampus aja, Niall.

Niall segera berlari terhuyung menuju toilet, dan menunggu telurnya untuk keluar. Yang membuat Niall panik adalah, sesuatu berwarna kecoklatan yang terpampang jelas di dalamannya.

Niall beneran cepirit di celana.

**

"Josh?"

Niall mendecak frustasi ketika Josh tidak mengangkat teleponnya berkali-kali. Entah sudah berapa jam Niall berada di bilik pintu toilet dengan muka pucat, serta ponsel yang berada pada genggaman tangannya.

Yang Niall pikirkan, bagaimana caranya ia bisa beaktivitas seharian tanpa memperdulikan sedikit cepirit yang ada pada celana dalamnya. Niall menghubungi Josh untuk membantunya. Dengan cara mendatangi apartement Niall, membuka pintunya, dan kemudian menuju lemarinya untuk mengambil celana. Namun, kesialan bertubi-tubi datang pada Niall.

Dan disaat ini, Niall menghubungi Josh untuk kesepuluh kalinya.

"Halo? Josh? Josh? Woy, Josh!"

Tidak lama setelah itu, ide gila Niall kembali bermunculan.

"Astaga, Niall dongo! Kenapa ga dari tadi ke mall aja buat beli celana dalem?" ucap Niall merutuki dirinya sendiri.

Dengan menarik nafas panjang, kemudian membuangnya, Niall kembali memasang celana dalamnya dengan cara dibalik. Iya, dibalik. Yang ada cepiritnya dibalik. Jadi yang di atas itu kena yang gaada cepirit.

Niall mendesah lega dan keluar dari bilik pintu toilet. Niall segera berjalan ke arah parkiran untuk mengendarai motornya. Dan seketika, rasa dingin terasa dibokongnya. "Aduh, tahan deh, tahan. Bentar lagi sampe mall, kok."

Perjalanan dari kampusnya menuju mall memakan waktu sekitar 15 menit. Dan Niall segera berlari bebek ke arah toko pakaian dalam. Tanpa aba-aba, Niall segera mengambilnya, dan membelinya.

"A-aduh, mati! Ini poop udah gabisa ditahan, mana Niall gatau letak toiletnya!" tukas Niall yang dilanjutkan dengan menepuk jidatnya.

Dengan inisiatifnya, Niall segera menanyakan pada mba-mba petugas.

"M-ba- mau t-tanya. Toilet d-dimana, ya?" Ujar Niall bergetar karena cepirit nya semakin parah.

Dengan cepat, petugas tersebut segera menunjukkan arah toilet. Tidak butuh waktu lama, karena setelah itu Niall langsung mengeluarkan zat sisa metabolisme tubuhnya.

"Aah, lega juga!" Ujar Niall yang kemudian memakai celana dalam yang baru dibeli.

Kini, waktu menunjukkan pukul 12 siang. Sama sekali tidak ada niatan untuk bolos kuliah. Jadi, Niall kembali menjalankan motornya untuk sampai ke kampus.

"Niall James Horan! Terlambat lebih dari 30 menit di jam saya! Push up 50x, dan bersihkan toilet seluruh lantai 1!" Teriak Mr.Frankin saat Niall memasuki kelas.

"Eh? Mr.Frankin, dengerin dulu ya, Mister. Tadi, Niall itu udah dateng ke kampus tepat waktu. Tapi, tetep aja telat. Dan Niall harus balik ke apartement soalnya..."

Mr.Frankin menatap Niall untuk melanjutkan ucapannya. "Soalnya?"

"S-soalnya, Niall ada urusan mendadak di tempat kerja! Nah, iya, ada urusan mendadak."

Mr.Frankin semakin menatap Niall dalam. "Dih, bodo amat mau ada urusan mendadak atau engga. Hukuman, tetaplah hukuman! Atau mau ditambah lari keliling kampus 10x? Push up, 50x sekarang!"

Niall menatap dosennya dengan pasrah. Dan kini, suara gelak tawa dari teman-temannya memenuhi telinga Niall.

Niall segera menaruh tas ranselnya di lantai, kemudian menempatkan posisi untuk push-up. Dengan kekuatan sinar matahari, serta kecantikan Lea, Niall memulai push-up nya.

Sekuat tenaga Niall memulainya, sehingga kini sampai pada hitungan 20. Masih tersisa 30 lagi!

"Mister! Kalo ntar tiba-tiba Niall punya otot gede kayak Dedek Rai gimana, Mister? Ntar cewe-cewe pada mimisan, loh!"

"Dih, sok mimisan. Yang ada juga cewe-cewe pada keburu mati ngeliat muka lo, Niall!" Celetuk Abigail salah satu mahasiswi dikelasnya.

"Heh, lo, bocah! Banyak bacot emang! Liat aja nanti, kalo sampe Niall punya otot kayak Dedek Rai, terus lo mimisan, Niall ga tanggung jawab, ya!" Jawab Niall menatap Abigail secara kesal.

Mr.Frankin memberhentikan tulisannya di papan tulis. "Apa-apaan kamu, Niall? Berani-beraninya kamu sama anak saya! Tambah push-up 50x lagi!"

Astaga..
Bunuh Niall di rawa-rawa sekarang juga.

Dan kini, Niall hanya bisa meratapi nasibnya karena ia lupa, bahwa Abigail adalah anak dari Mr.Frankin. Pantes itu si Frankin nambah hukuman Niall. Abigail kan, anaknya si Frakin.

Niall kelewat bego, ya.

"M-maaf, Abigail, maaf juga ya, Mister Frankin Hudson yang ganteng!"

"Permintaan maaf tidak diterima! Selesai push-up, bersihin toilet sampe bersih!"

Kuatin hati Niall, Ya Tuhan. Niall ingin bebas. Niall minta uit cibu.
**

Getaran yang berada di saku celana jeans Niall terasa saat Niall ingin menyalakan mesin motornya. Niall mengambil ponselnya, dan tertera nama Lea di sana.

"Halo, Lea? Kangen ya, sama Niall?"

"Niall, galucu! Sekarang cepetan ke tempat senam! Bos tiba-tiba ngamuk gajelas marahin seluruh karyawan senam. Dan, aku minta kamu buat gantiin jadwal Josh hari ini sama aku. Josh sakit."

"J-josh sakit? Wah, keren! Berarti Niall--"

"Keren? Maksudnya? Kamu seneng Josh sakit?!"

"A-aduh, engga gitu, Lea. Maksudku, itu keren. Soalnya aku belom pernah liat Josh sakit. Josh kan kuat kesehatannya, jarang sakit pula. Jadi maksudku, keren aja Josh bisa sakit."

Tapi, Josh beneran sakit? Oh, pantesan Niall telepon gadiangkat. Sialan, Josh.

"Masa, sih? Niall aneh, deh. Udah ah, sekarang cepetan kesini!"

"Tapi a--"

Tutt tutt tut

Sialan, Lea.

Dan dengan seluruh gerakan cepat ala siput, Niall menjalankan motornya untuk sampai ke tempat senam.

"A-astaga, Si Bos?!"
**
HAAI
maaf ini garing parah oke selera humor gue lagi turun, jd maaf kalo kebawa garing
baru update huheheh.
oiyaa, baca ff gue yang baru yuukk judulnya Sadness. Ffnya Harry. Kalo kalian baca ff gue yang Adore You, ya genrenya mirip gituu tp beda alur.

vomments? Thank you:)x

Niall Si Tukang SenamWhere stories live. Discover now