Kabar Gembira

1.8K 233 56
                                    

Suara dering telepon yang keras, berhasil membuat Niall terbangun. Niall segera meminggirkan selimutnya, serta mengambil ponselnya untuk melihat siapa yang meneleponnya di pagi-pagi buta seperti ini.

Si Bos calling..

Lah, buset?! Rajin amat Si Bos nelpon jam segini. Bos mau jadi perhatian sama Niall ya? Atau, si Bos mau mastiin Niall udah bangun? Wah, perhatian ya si Bos.

"Halo?"

"Niall! Cepetan ke tempat senam! Bos ada berita bagus! Kali ini ga omdo, alias omong doang. Jam 7 Bos tunggu ya!"

"Lah? Bos, tapi man Niall ba--"

"Gaada tapi-tapian! Cepetan kesini! Kalo telat, gaji dipotong 5%"

Kutu kupret. Si Bos serem amat mainannya potong gaji. Untung bukan potong anu. Kalo potong anu, 'kan jadinya repot.

"I-iya Bos. Niall kesana. Ini Niall lagi nyalain mesin motor kok, iya Bos. Sabar ya, Bos"

Apa yang diucapin, sama apa yang ada di realita emang beda. Ngomongnya doang "lagi nyalain mesin motor." Padahal aslinya masih duduk manis di kasur.

Dan tanpa membuang waktu, Niall segera mengambil pakaian, dan bergegas masuk ke dalam kamar mandi.
**

Broom brooom nyiiitt ngeeeek bzzz

Suara mesin knalpot motor Niall terdengar bunyi yang nyaring. Duh, ajigile motor jaman sekarang bau asepnya kemana-mana. Belom lagi, suaranya yang aduhai.

Sekitar 10 menit waktu perjalanan, kini Niall sampai di tempat senam pada tepat waktunya. Sesuai dengan perkataan si Bos, Niall sudah ada di lokasi pada pukul 7 tepat. Dan kini, Niall tidak sabar untuk mendengar kabar gembira dari Bos.

Tok tok tokk

Niall menggigit pelan bibir bawahnya untuk mengurangi rasa grogi pada dirinya. Kini, Niall sedang menunggu jawaban dari si Bos untuk menyuruhnya masuk. Niall ga terlambat, 'kan? Tapi kok, dari tadi Niall ketok-ketok gaada jawaban ya?

"BOS? ADA DI DALEM BOS?!"

*hening*

Tidak ada satupun jawaban yang terdengar dari dalam. "BOS? SEHAT BOS? BOS ADA DI DALEM? NIALL MASUK YA?"

Niall mulai menarik napasnya perlahan. Dan perlahan, Niall mulai menggenggam gagang pintu ruangan si Bos.

Niall tercengang terkejut. Karena, di dalam ruangan Bos, Niall tidak menemukan seorangpun makhluk hidup selain dirinya. "Loh, si Bos kemana? Kok horror?"

Dengan inisiatif yang cermerlang, Niall segera mengambil ponselnya untuk menelepon si Bos.

"Halo, Bos?"

"Ya, halo Niall. Kamu dimana?! Bos tungguin ga dateng-dateng. Berani ya kamu sama Bos? Mau potong gaji? Atau, dipotong anu?"

"Astaga, Bos! Jangan! Niall udah di sini dari tadi. Udah di dalem ruangan Bos. Terus, Bos dimana?"

"Oh iya, Bos lupa! Kamu tunggu di sana sebentar ya. Bos mau cebok dulu. Tungguin!"

Tut tut tut..

Dan sambungan telepon pun terputus.
Tunggu, tadi Bos bilang apa? "Mau cebok dulu."

Astaga, Bos lagi boker?

Niall udah ngga kuat sama si Bos. Tolong hamba-Mu yang ganteng ini, Tuhan. Niall sudah tidak kuat. Bunuh Niall di dalam lautan cokelat, Tuhan.

"Niall!"

Suara teriakan seseorang terdengar jelas dari arah belakang. Segera Niall menengok, dan tepat di sana, Bos berdiri dengan cengirannya.

"Maaf ya, tadi Bos ada masalah perut."

Niall terlihat heran. "Bos h-hamil? Astaga, Bos cewe? Bos? Ini seriusan, 'kan?"

Bos pun terlihat kesal melihatnya. Mungkin saat ini, Bos bisa saja langsung memotong anu Niall. "Niall! Yang dimaksud dari masalah perut itu ya lagi sakit perut! Bos abis boker tadi. Udah ah, jangan banyak cing-cong. Masuk aja ke dalem. Bos mau ngomong penting."
**

"APA?! BOS SERIUS?"

Bos terlihat menganggukkan kepalanya. Niall masih tidak bisa memahami perkataan si Bos. Dan kali ini, Bos bilang ke Niall dalam dua hari ke depan akan ada orang yang bantuin Niall. Dan orang tersebut akan menjadi partner kerja Niall.

"Iya, Bos serius. Dia baru ngelamar kerja di sini. Namanya--duh, Bos lupa. Eli-- siapa ya? Duh, Bos beneran lupa. Yang jelas, lusa dia bakalan mulai kerja bareng Niall. Itu kabar gembira, 'kan?"

Niall terlihat berpikir sejenak sebelum kembali berbicara. "Ng--mungkin? Niall takut aja ntar malah jadi canggung. Dan pas pelaksanaan senam jadi engga enak. Oh iya, dia perempuan?"

"Ya masa bencong? Atau, Niall mau sama yang lekong?"

Niall menepuk jidatnya perlahan. "Engga gitu juga, Bos. Niall masih normal. Niall masih sayang sama perempuan. Tapi--telat aja. Perempuan itu udah dimilikin orang lain."

"Lho? Niall curhat? Mas, maaf. Ini Bos bukan lapak curhat. Udah sana! Inget ya, lusa jam 10 pagi mulai kerja sama partner baru!"
**

Entah mengapa kini Niall tampak seperti mayat hidup. Tapi bedanya, yang ini ganteng. Niall tidak mempunyai semangat apapun.

Lea tidak masuk kerja hari ini. Dan di saat Niall bertanya pada Ben--pekerja senam lainnya, Lea tidak masuk karena izin. Dan entah apa izin itu. Tetapi, di saat yang bersamaan, Josh juga tidak masuk kerja.

Jadi, ada kemungkinan kalo Josh sama Lea tidak masuk kerja karena kepentingan mereka berdua, 'kan?

Hati Niall terasa remuk seketika. Membayangkan pasangan tersebut berada di taman yang indah, tertawa gembira, berfoto bersama, serta menghabiskan waktu bersama. Betapa sempurnanya hidup jika bisa saling memiliki.

Tapi, bagaimana dengan Niall?

Memang, nasib Niall cukup buruk. Mencintai seseorang yang sama sekali bukan haknya. Dan di saat ingin mendapatkannya, Niall tidak bisa.

Karena, di sanalah terdapat sebuah ikatan. Ikatan yang ada pada diri Josh dan Lea. Niall tidak bisa memutuskan ikatan tersebut.

Bukankah itu terdengar lebih miris jika Niall yang memutuskan ikatan tersebut?

Memang, Niall ingin bahagia bersama Lea. Tapi, Niall tidak se-egois itu. Kalo Lea bahagia, Niall juga harus bahagia. Walaupun dalem hati juga nyesek.

Jadi, mulai detik ini, Niall berusaha untuk mengikhlaskan Lea untuk Josh.

Doain Niall ya, semoga Niall berhasil ikhlasin Lea!
**
HAAAII
maaf baru updatee
apa yang gue tulis di alur, sama apa yang gue ketik itu beda entah kenapa:"

so..here u gooo!
oiya gue agak lama update soalnya bingung huehe:' susah buat nentuin dimana harus naro selera humor. ya walaupun selera humor rendah....

vomments?thank you?:)
btw check mulmed ya muka Niallnya kocak HHAHAHAHAHA

Niall Si Tukang SenamWhere stories live. Discover now