11. WAR OF THRONES

109 11 0
                                    

Kereta kuda yang di tumpangi oleh Anne dan Merida terlihat akan segera sampai di depan gerbang belakang kerajaan Tarrent. Anne dan Merida masih saling berdiam berkutik dengan pikiran mereka masing masing. Bahkan sesekali Merida menatap Anne mengamati setiap inci wajah gadis itu.

Merida sama sekali tak pernah melihat kekasih pangeran Calestia sebelumnya, tapi entah mengapa perkataan pemilik toko bunga tadi berhasil membuat Merida meyakini kalau Anne adalah kekasih Pangeran Calestia.

Marie si pemilik toko bunga tadi mengatakan jika kekasih pangeran Calestia tenggelam di sungai Alestia dan seminggu sudah kekasihnya itu tak kunjung di temukan jasadnya.

"Anne," panggil Merida menatap Anne yang sedari tadi masih menatap jendela menikmati semilir angin malam ini

"Ada apa, Bibi Merida? Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu? Aku lihat kau hanya diam sedari tadi sembari terus menatapku."

Merida menggenggam tangan Anne. "Lupakan kejadian hari ini. Anggap saja kau tidak pernah bertemu dengan pria tadi. Apa kau paham, Anne?"

Anne mengernyitkan dahinya tak mengerti. Pasalnya, tanpa disuruh melupakan kejadian barusan, Anne pasti akan segera melupakannya. Karena ia sungguh tak ingin bertemu dengan pria seperti barusan.

"Tentu saja aku akan melupakannya. Dia pasti bukan pria yang baik. Dia memeluk ku tadi seolah olah mengenalkan. Untung saja dia tidak menculik ku."

Merida tersenyum simpul. "Syukurlah kau tidak di culik. Jangan ceritakan ini pada pangeran Nolan, kau paham Anne."

Anne mengangguk seolah ia menurut pada perkataan Merida. Walaupun Anne tak mengingat dengan jelas siapa Merida di hidupnya. Tapi ia yakin Merida adalah wanita yang sangat baik, bahkan sewaktu terbangun saja, Anne mengira Merida adalah ibunya.

Kereta kuda mereka telah sampai di gerbang belakang istana. Dengan perlahan Merida dan Anne menuruni kereta itu dan mengendap-endap masuk kedalam istana.

*****

"Aku sungguh melihatnya, Harris!! Kau harus percaya padaku kali ini. Alicia belum meninggal dan tadi aku melihatnya di toko bunga itu," ujar Max sembari memijit pelipisnya yang sedikit pening karena pikirannya sekarang sudah dipenuhi oleh Alicia.

Harris masih memilih mengerjakan beberapa pekerjaannya dan belum mulai menanggapi perkataan Max barusan. Hingga sesuatu terlintas di pikirannya.

"Kata pemilik toko, memang ada seorang gadis bersama seorang wanita datang ke toko mereka untuk mencari bunga mawar. Akan tetapi bunga itu telah habis jadi salah satu karyawan menunjukkan bunga lain pada gadis itu, Tuan."

Max berdiri dari kursinya dan mendekati Harris. "Siapa dia? Apa kau sempat bertanya dari mana asalnya pada pemilik toko? Aku yakin mereka tidak tinggal jauh dari sini."

Harris berpikir sejenak. "Menurut pemilik toko, dua orang itu memang sepertinya bukan orang asing. Apalagi jubah yang mereka kenakan sangat mirip dengan yang dijual di Calestia. Apa mungkin Nona masih ada di Calestia?"

Max menatap jendela sebentar. Ia melihat Simon tengah sibuk bermain dengan elangnya. "Apa Valeria dan Simon tak ingin pulang ke kerajaan Abras? Aku lihat mereka begitu betah di Calestia."

"Nona Valeria mengatakan akan pulang jika kondisi anda sudah membaik, Tuan."

Max lalu memikirkan sesuatu yang begitu mengganggu pikirannya. "Emmy mengatakan kalau Alicia terkena panah di lengannya dan saat aku menyentuh lengan atas gadis tadi. Aku melihat ia meringis. Aku yakin dia Alicia."

WAR OF THRONES [REVISI] [TAMAT]Where stories live. Discover now