43.

69 10 0
                                    

Anne terlihat sibuk mengelap jendela yang ada di ruangan lantai dua. Sesekali sorot matanya melihat kearah keluar jendela berharap Nolan akan segera kembali. Tapi mengapa pria itu tidak kunjung kembali padahal hari sudah semakin siang.

"Apa perjalanan Pangeran Nolan sangat jauh? Mengapa mereka belum kembali." Anne menoleh ke arah Flo yang sibuk menyapu lantai.

"Sepertinya perjalanan mereka sungguh sangat jauh. Harusnya bibi Merida menyiapkan bekal makanan untuk mereka," ujar Flo lalu berjalan menghampiri Anne.

"Apa menurutmu rencana Pangeran Nolan akan berhasil?" tanya Flo pada Anne.

Anne hanya mengendikkan bahunya tak tau. "Mungkin saja berhasil. Nolan sangat cerdik dan aku rasa ia akan membawa pulang bunga keabadian itu."

Tak berselang lama Flo dan Anne mulai merasakan hawa hitam mulai menyelimuti ruangan yang mereka bersihkan barusan.

"Apa Pangeran Nolan belum juga datang?" tanya Maleficent yang terlihat sudah duduk di kursi santai yang tak jauh dari Flo dan Anne berdiri.

Kedua gadis itu menoleh dan betapa terkejutnya mereka saat melihat Maleficent sudah duduk dengan elegannya di temani pengawalnya.

"Astaga, Nyonya Maleficent. Aku sungguh tidak menyangka anda datang kemari. Aku akan memanggil..."

"Tidak perlu. Merida sudah tau kedatanganku. Kau pergilah, aku ingin berbicara empat mata dengan Nona Anne," ujar Maleficent sembari menyesap teh.

Flo mengangguk dan langsung bergegas menuruni tangga meninggalkan Anne dan Merida berdua.

"Bagaimana kabarmu? Apa kau baik?" tanya Maleficent pada Anne.

Anne hanya mengangguk.

"Kemarilah, jangan terlalu canggung saat bersamaku. Aku tidak akan menyakitimu." Maleficent mempersilahkan Anne untuk duduk di hadapannya.

Anne masih sibuk memperhatikan Maleficent. Wajah wanita itu sungguh cantik, walaupun ia memiliki sepasang tanduk di kepalanya, itu sama sekali tidak mengganggu kecantikannya.

"Berhentilah memujiku, Nona Anne. Semenjak pertemuan pertama kita di perpustakaan waktu itu, kau selalu memujiku cantik. Padahal kau lebih cantik dariku." Maleficent tersenyum simpul dan memberikan secangkir teh pada Anne.

"Terimakasih."

"Apa Nolan merawatmu dengan baik disini?"

"Tentu saja."

Maleficent menyesap tehnya sembari tersenyum mendengar jawaban Anne.

"Sepertinya hati pria itu sudah sedikit hangat. Apa kau tau kutukan yang Nolan terima dariku?"

"Tentu saja. Kau mengutuk seluruh keluarganya menjadi batu dan kau juga yang membuat Nolan dijauhi banyak orang karena wajahnya."

Maleficent mengangguk mengiyakan jawaban Anne barusan. "Aku ingin meminta maaf kepadanya. Jika aku tau semua ini ulah pamannya yang sialan itu, aku mungkin tidak akan melakukan itu."

"Apa kau tidak bisa menghapus kutukan itu dan mengembalikan keluarganya menjadi seperti semula?" tanya Anne.

"Tentu bisa. Bunga keabadian itu adalah kunci dari kutukan ini. Aku tidak bisa mencabutnya begitu saja jika perantaranya saja tidak ada."

Maleficent lalu menoleh melihat kearah jendela. "Aku sungguh berharap Nolan bisa kembali lebih awal membawa bunga itu sebelum Arios bangun dari tidurnya."

Anne terkejut. "Naga penjaga itu bernama Arios?"

Maleficent mengangguk. "Arios adalah naga paling kuat jika di bandingkan dengan Ares. Naga hitam itu seperti iblis yang tidak bisa dikendalikan jika berada ditangan orang yang salah."

WAR OF THRONES [REVISI] [TAMAT]Where stories live. Discover now