- Prolog -

114 52 54
                                    

Seorang Siswi SMP Kelas 3 nampak keluar dari ruang guru dengan wajah sendu.

Di tangannya dia memeluk buku tugas yang tidak dikerjakannya. Dia sungguh tidak suka belajar. Entah berapa lama penderitaan ini bisa berakhir. Ia hanya ingin segera lulus dan bekerja. Entah bekerja apa yang tidak perlu mengandalkan otak. Otaknya sungguh tidak bisa diandalkan.

Gadis itu menghela nafas...
Seorang siswa kelas 3 SMA tampak seperti sedang menunggunya di koridor. Ia mendekat dengan wajah khawatir begitu gadis itu keluar.

" Kau pasti lupa tugasmu lagi ya ..?? Aishh..! kau ini memang tidak bisa belajar dengan baik......! Kubilang kan tadi malam belajar tapi kau malah tidur. Dasar gadis payah ........!", omel nya segera saat berada di hadapan gadis itu.

Gadis bernama Go Hani itu tak menjawab. Pria yang begitu peduli padanya itu bernama Lee Yoon Jay. Dipanggil Jay.

Memang gedung sekolah ini menjadi satu SMP dan SMA. Sehingga Jay bisa leluasa mengawasinya. Ya, Jay adalah anak dari sahabat dekat ayah Hani.

Sejak ayahnya pergi 3 tahun yang lalu dan menitipkan nya di keluarga Jay. Meski Hani tidak tahu kenapa ayahnya menitipkannya dan tidak pernah menghubunginya lagi sejak saat itu.

Sedangkan ibunya Hani sudah meninggal sejak 5 tahun yg lalu karena sakit. Hani tak punya pilihan dan begitu frustasi dengan hidupnya yang dirasanya tidak berguna.

Namun Jay selalu ada di sisinya meski usia mereka terpaut 3 tahun. Jay seperti Oppa baginya. Mereka begitu dekat sejak kecil, Jay selalu ada mendampingi nya. Meski terkadang mereka juga lebih banyak bertengkar khas anak-anak.

Jay yang sempurna dan cerdas. Dia bahkan kebanggaan sekolah dan populer karena ketampanan dan kecerdasan nya. Berbanding terbalik dengan Hani yang ceroboh dan nampak rapuh. Membuat Jay selalu ingin melindunginya.

Jay mengikuti Hani di belakang nya. Memperhatikan punggung gadis itu yang berjalan gontai tanpa semangat hidup.

" Oppa, belikan aku makanan pedas.., suasana hatiku buruk saat ini....", pinta nya akhirnya bersuara seraya menampilkan wajah imut nya yang merajuk. Andalannya.

" Pakai uangmu.....! Kenapa kau selalu meminta aku yg belikan....", dengus Jay kesal.

Hani seperti bos, gadis ini terus menyuruh seenaknya. Tapi tetap saja Jay selalu menurutinya.

" Uangku habis, Oppa....Aku membeli lipstik baru minggu ini. itu tren di kalangan para gadis..... ",

" Aiish!, kau ini. siswa itu belajar bukan sibuk dandan....... Lagipula untuk siapa kau cantik-cantik sih..... ",

Hani nampak melirik kesal. Tahu Jay akan mengomel. Pria ini sangat bawel. Bicaranya sangat pedas.

" Kalo tidak mau belikan jangan marah..... kau ini pelit sekali...... Aku jadi bertambah stress karenamuu.......", gumam Lily seraya duduk di bangku taman sekolah seraya memegangi kepalanya yang pusing. Tidak ada yg mudah baginya. Kenapa otaknya tidak seencer Jay oppa.

" Yasudah pulang sekolah nanti saja belinya.... Jam istirahat akan berakhir..... ", balas Jay ikut duduk mulai melunak.

Sepertinya Hani sungguh dalam mood yg buruk saat ini. Tidak hanya makanan pedas, ia akan mengajak Hani nonton juga nanti. Sudah lama mereka tidak menonton bioskop bersama. Mood Hani pasti akan senang lagi nantinya.

Di jam istirahat yang hampir berakhir, Jay ingin mood Hani membaik. Jika mood nya memburuk, otaknya tambah tidak bisa menerima pelajaran selanjutnya.

Ayah Jay sudah menitipkan Hani padanya. Lagipula Jay sebenarnya sungguh menyayangi Hani dan tidak keberatan mengurusnya meskipun itu merrepotkan nya juga. Jay bahkan selalu lebih memilih memantau Hani ketimbang ngobrol atau bersama teman nya di jam istirahat ini.

a Love to RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang