1. Daddy

519 29 122
                                    

Singapore, setahun yang lalu ...

Renata keluar dari rumah sakit tempatnya dirawat secara intensif sejak beberapa bulan yang lalu. Hal yang pertama dilakukannya adalah menumpang taksi ke gedung apartemen mewah, di mana satu unit apartemen berkonsep studio sudah disiapkan oleh ayahnya. Dia mandi dan berendam air hangat selama mungkin untuk menghilangkan aroma rumah sakit dari tubuhnya.

Beberapa bulan tak menghirup udara segar, mendorongnya untuk berjalan-jalan di sekitaran gedung apartemen tersebut. Matanya menemukan sebuah coffee shop menarik yang aroma kue lezat menguar dari dalamnya.

Didorongnya pintu kaca dan memasuki kedai tersebut, memesan beberapa buah soft cookies dan secangkir cokelat panas, kemudian duduk di salah satu meja di sisi jendela dan menikmati makanan dan minumannya. Menemukan rasa makanan dan minuman tersebut cukup memuaskan, keesokan harinya dia datang kembali ke tempat yang sama.

Sementara itu, pria paruh baya tinggi bertubuh gempal turun dari mobil dan duduk di salah satu kursi yang ada di area outdoor kafe tersebut dan mengeluarkan satu cerutu dari kotaknya. Sambil menikmati aroma dari cerutu yang singgah di penciuman dan pangkal lidahnya, dia memejamkan mata, banyaknya orang berseliweran di hidupnya tak bisa menggantikan peran keluarga di hatinya. Dia kesepian.

Dia mengembuskan napas dan asap putih mengepul keluar dari bibirnya yang berhiaskan kumis tebal. Suara lonceng berdenting yang sengaja dipasang di pintu cafe, pertanda pintu tersebut dibuka, membuatnya otomatis menoleh ke arah tersebut. Hampir saja dia tersedak asap cerutunya sendiri saat dilihatnya gadis muda yang keluar dari sana.

Wajah murung itu mengingatkannya pada almarhumah putri kesayangannya. Kendatipun gadis itu tak menyadari keberadaannya, dia mengikuti gadis itu berjalan sejauh satu blok dan masuk ke sebuah supermarket. Diperhatikannya gerak-gerik gadis itu kala dia memilih beberapa benda untuk dimasukkan ke dalam trolley cart. Pun saat tangan gadis itu menggapai ke atas untuk meraih kotak cereal di rak paling atas, tangannya otomatis terulur untuk membantunya.

Saat itulah lengan panjang pakaian di area tangan gadis itu tersingkap, menunjukkan gelang emas dengan bandul berlian merah jambu berbentuk hati yang langsung dikenalinya. Pikiran pria itu belum pulih dari syok saat tangannya menyerahkan kotak cereal tersebut pada si gadis.

"Thank you, Sir," ucap si gadis sambil mengangguk sopan, kemudian berlalu dari hadapannya sembari mendorong trolley-nya menuju rak lain.

"Wait, Young Lady ...," panggilnya. Si gadis pun menoleh padanya. [Tunggu, Nona.]

"Can I help you?" tanyanya. [Ada yang bisa kubantu?]

Dia tak ingin berharap lebih, juga memberi asumsi indah pada pikirannya sendiri. "Are you perhaps ... related to Tania Salim?" [Apa kamu punya hubungan sama Tania Salim?]

Mata si gadis melebar. Dari mana orang asing ini mengenal ibunya yang sudah lama meninggal? "She is my late mother." Jawabannya membuat air mata menetes ke pipi pria tersebut. "How did you-" [Dia adalah almarhumah ibuku. Bagaimana anda-]

Kalimatnya terpotong saat pria asing itu tiba-tiba memeluknya. "You are my daughter." [Kau adalah putriku.]

"But how?" tanya si gadis bingung setelah pria itu melepaskan pelukannya.

"That bracelet ... I had two identical of them custom made, for my daughter and wife. Tania left someday without say any goodbye, left me with your older sister. I didn't know she was pregnant." [Gelang itu, aku memesan dua gelang yang sama untuk istri dan anakku. Suatu hari dia pergi meninggalkan kami tanpa pamit. Aku tak tahu saat itu dia hamil.]

___HEXA_LIEM___

Renata memandangi foto dalam bingkai besar yang digantung di dinding dengan mulut menganga. Foto seorang gadis yang sangat mirip dengannya. Beberapa saat yang lalu, dia mengikuti ajakan pria besar yang saat ini tetap memandanginya dengan ekspresi haru, memasuki mobilnya dan duduk di sampingnya kala si sopir yang tadinya juga syok saat pertama kali melihatnya, menyetir mobil ke mansion mewah itu. Anehnya, dia langsung percaya dan tak menolak ajakan pria tersebut.

Di samping foto tersebut, dalam bingkai bergaya dan berukuran sama besar, terdapat foto sepasang pengantin, yang jelas-jelas ibunya semasa muda bersama pria yang mengaku namanya Diego tersebut. Kini terjawab sudah, mengapa dia sama sekali tak mirip dengan ayah yang seumur hidup telah dikenalnya.

"No one tell me ...," gumamnya.

"I'm sorry, Dear ...," ucap Diego.

Renata menoleh ke arahnya. "Where is my sister? I want to know her too." [Kakak, mana? Aku mau kenalan sama kakak juga.]

"She died, assassinated, six years ago," jawab Diego sambil terbata.

Renata memeluk pria tersebut. "I'm sorry, Daddy ...," ucapnya.

___HEXA_LIEM___

Renata mengiyakan dengan antusias saat Diego memintanya pindah untuk tinggal bersamanya. 21 tahun tak mengenal satu sama lain tak membuat mereka saling canggung dan segera dekat. Mereka berdua menikmati kebersamaan layaknya bapak dan anak. Sifat ceria Renata dengan sekejap mampu memadamkan kesepian di benak Diego.

Sebulan kemudian di hari ulang tahunnya, Diego menanyakan apa keinginan Renata dan berjanji akan sebisanya mengabulkan permintaan putri kesayangannya.

"I don't want anything. But ... I need your help," jawab Renata. Ingin memanjakan putrinya, Diego mengangguk dengan antusias. [Aku gak pengen apa-apa, hanya ingin Ayah membantuku.]

"My boyfriend ... he is arrested in Indonesia." Jawaban pelan Renata tak membuat Diego keberatan sama sekali. [Pacarku, dia ditahan di Indonesia.]

"You want me to bail him out?" tanyanya. Renata mengangguk. "Of course Daddy can do that for you." [Kau ingin aku membebaskannya? Tentu saja Daddy bisa lakukan itu untukmu.]

Renata mengangkat wajahnya yang tadi menunduk, matanya melebar. "Really?" [Sungguh?]

Diego mengangguk. Renata segera melompat ke pelukannya dan bersorak senang, menciumi pipi pria tersebut berulang kali sambil mengucap terimakasih, membuatnya terkekeh. "Thank me later when your lover is here savely, Daughter." [Berterimakasihlah nanti, saat pacarmu sudah sampai di sini dengan selamat.]

𝕍𝕠𝕥𝕖 𝕕𝕒𝕟 𝕥𝕚𝕟𝕘𝕘𝕒𝕝𝕜𝕒𝕟 𝕜𝕠𝕞𝕖𝕟 𝕐𝔾𝕐, 𝕓𝕚𝕒𝕣 𝕡𝕖𝕟𝕦𝕝𝕚𝕤𝕟𝕪𝕒 𝕞𝕒𝕜𝕚𝕟 𝕞𝕒𝕜𝕚𝕟 𝕤𝕖𝕞𝕒𝕟𝕘𝕒𝕥. 𝕄𝕨𝕖𝕙𝕖

Bib pirtimi ikin iki pist di 1k viiwirs

MY ASS. Ujung²nya ga betah juga tahan gatel senengin pembaca. 🙄

 🙄

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.
Om Kos 2Место, где живут истории. Откройте их для себя