Sakura (JiChen)

518 24 3
                                    


- Happy Reading buat yang selalu rindu sama Chenji -



••





Jisung mengeriyit dahi seketika melihat Chenle datang dengan membawa buket bungan di tangannya. Hari ini mereka hanya ingin jalan-jalan di pinggiran sungai Han. Tapi, Chenle berdanda selayaknya orang mau berkencan.

Tidak mau terlalu percaya diri sebenarnya, tapi mau bagaimana lagi. Senyum Chenle begitu manis sampai-sampai dia lupa bahwa Chenle hanya sekedar teman mainnya saja. Bukan sahabat, teman dekat atau yang lainnya. Tapi, hanya teman main. Kalau Jisung bosan dia akan mengajak Chenle jalan-jalan. Begitupun sebaliknya.

Yang dibicarakan saja juga random. Hal-hal sederhana atau apa yang mereka lihat saja. Tidak pernah mengorek hidup satu sama lain. Deep talk juga tidak pernah. Cukup tahu nama satu sama lain, kesukaan atau hanya sebuah kegiatan sederhana di hari minggu.

Tidak tahu menahu mengenai masalah satu sama lain, rumah atau bahkan pekerjaan. Hanya saling menemani satu sama lain saat bosan atau tidak punya teman saja.

Berawal dari aplikasi kencan yang Chenle pasang karena iseng. Dan berakhir bertemu dengan Jisung yang sama halnya dengan dirinya. Tidak banyak, tapi juga tidak sedikit. Cukup sering bertemu karena sama-sama tidak memiliki seseorang untuk mengabiskan waktu di sisa akhir pekan.

Lengkap dengan setelan tuner neck yang dipadupadankan dengan jas cream miliknya, Chenle terlihat begitu elegant. Yang biasanya hanya memakai jaket jeans atau hoodie, lelaki berparas manis itu saat ini sungguh berbeda.

Jika biasanya terlihat muram dan sangat kusut, hari ini dia terlihat cerah. Secerah matahari pagi yang bersinar di atas langit. Tidak hanya itu, baru kali ini Jisung juga melihat Chenle dandan. Terlihat bibirnya yang lembab akibat lip balm yang dia gunakan. Oh, bahkan dia juga menggunakan bedak. Itu Jisung sadari ketika Chenle mengusap dahinya yang berkeringat.

"Ouhh.. Maafkan aku. Padahal aku hanya menggunakan bedak yang sangat tipis." Chenle terkekeh. Kedua pipinya merona, dia malu, baru kali ini dia menggunakan bedak dan itu luntur terkena keringat.

"Tidak apa-apa, kau tetap tampan."

"Ini untukmu." Chenle ragu-ragu menyodorkan buket bunga yang ia bawa tadi pada Jisung. Ini juga pertama kalinya dia membeli bunga untuk seseorang lelaki. "Aku tidak sengaja memungutnya dari jalan." yang kemudian Chenle menggaruk tengkuknya. Memandang ke bawah sebab tidak sanggup melihat reaksi lelaki di depannya ini.

"Eum.. Terimakasih." Jisung menghirup bau wangi bunga tersebut. "Tapi, maaf, Memunggut?" Jisung menekan kata yang berada di akhir kalimat. Bukannya tidak percaya, tapi buket bunga ini terlalu bersih dan wangi jika Chenle benar-benar memungutnya.

"Huh? Iy-iya, jadi saat aku lewat depan toko bunga tadi ada yang membuang ini. Jadi aku memungutnya. Itu untukmu saja."

Jisung tersenyum, melihat bagaimana Chenle bicara membuatnya gemas.

"Baiklah, aku akan percaya saja."

"Oh, ba-baiklah.. Kita mau kemana?" tanya Chenle berusaha tidak gugup.

"Jalan-jalan saja. Kau?"

"Terserah kau saja."

Jisung cuma mengangguk mengiyakan. Masih memegang buket bunga pemberian Chenle, tak mau berterus terang, cukup diam sambil menahan gemas. Jisung berjalan mendahului Chenle, masih sambil sesekali menghirup bau bunga yang wangi semerbak. Tidak mau memungkiri, Jisung suka. Ini pertama kali Chenle memberinya sesuatu.

Asmaraloka (JiChen - ChenJi) Where stories live. Discover now