Like you like

138 18 5
                                    


- Happy Reading buat yang selalu rindu sama Chenji -



••





"Aku suka wangimu. Manis, tapi tampan. Baumu juga sangat candu, itulah alasanku kenapa aku suka sekali memelukmu. Ah.. Andai Jeno punya wangi sepertimu, pasti aku akan berlama-lama bermanja dengannya dan bukan denganmu. Haha!!" Chenle tertawa. Lengannya masih erat memeluk tubuh Jisung, dan tentu saja sambil mengendus kemeja Jisung.

"Kau mengganggu aktifitas ku Chenle." Lelaki tegap itu berhenti malakukan aktifitas nya membaca buku.

"Sebentar saja, kau tahu kan aku habis bertengkar dengan Jeno, aku butuh sesuatu yang membuat moodku kembali baik."

"Kalau kau ingin mengembalikan moodmu, cari makanan atau apa saja asal tidak menggangguku."

"Kau tidak mau kupeluk?" lengan yang tadinya memeluk tubuh Jisung kini berubah menjadi bersilang dada. Tidak luput wajah yang tadinya berseri kini pindah haluan jadi masam.

"Tidak-tidak.. Maksudku, kau menggangguku membaca buku Chenle." ya, kan, jadi sekarang siapa yang pacarnya Chenle?

"Kalau begitu biarkan aku memelukmu!" urung juga Chenle memeluk tubuh jangkung Jisung, yang punya tubuh malah mundur menjauh.

"Kau ini aneh." sebenarnya mau heran tapi Chenle sudah melakukan hal ini sudah lebih dari lima tahun sejak berteman dengan Jisung.

"Aku aneh kenapa?" seperti magnet, bagi Chenle tubuh atletis Jisung itu pas untuk dipeluk, palagi bau parfum Jisung sangat amat candu.

"Sudah kubilang hentikan kebiasaan anehmu ini." bukan risih, tapi hanya saja Jisung tidak enak hati dengan semua pacar-pacarnya Chenle. Pasalnya, setiap kali Chenle putus dengan pacarnya alasannya karena Chenle cenderung terus menempel pada Jisung daripada pacarnya.

"Kebiasaan aneh? Bukankah selama ini kau baik-baik saja?" terlebih Chenle, dia cenderung lebih memihak Jisung daripada sang pacar. Jika pacarnya tidak suka pada Jisung, maka Chenle akan memutuskannya.

"Iya, tapi lihatlah. Kau bertengkar dengan Jeno gara-gara aku. Sudah kubilang urus pacarmu dan jangan dekati aku seperti ini. Datanglah padaku saat kau putus dengan pacarmu, tapi jika kau masih berpacaran jangan temui aku." gertak Jisung yang diiringi dengan membereskan buku-bukunya.

"Kau marah?"

"Jelas aku marah! Semua pacarmu membenciku! Kau putus selalu gara-gara aku! Aku seperti perusak hubungan orang Chenle. Terlebih lagi, aku tidak mau kau sakit hati karena selalu diputuskan. Jadi, sekarang berbaiklah pada Jeno. Kembali padanya, dan jangan mencariku." Jisung menyampirkan tas di bahunya. "Aku pulang."

Chenle hanya diam menatap punggung lebar yang selalu dia harapkan itu sendu. Entah mengapa kata-kata Jisung lebih menyakiti hatinya daripada diputuskan oleh mantan pacarnya.

Sejujurnya Chenle sadar apa yang dia lakukan itu membuat pacarnya cemburu. Tapi, dia juga tidak bisa mengabaikan Jisung begitu saja.

Berteman selama lima tahun membuatnya sangat terbiasa dengan kehadiran Jisung. Apa yang lelaki itu lakukan, apa yang lelaki itu makan, kebiasaan Jisung, dan bahkan hal kecil yang Jisung sering abaikan Chenle paham.

Dia juga tidak tahu kenapa dirinya sangat memperhatikan Jisung daripada pacarnya. Bahkan untuk hal-hal sepele Jisung selalu dinomor satukan. Baginya, Jisung adalah yang pertama. Meskipun Chenle juga tidak punya alasan kenapa dia melakukan itu padanya.

Sampai esoknya, Chenle benar-benar mendengarkan perkataan Jisung. Dia tidak menghubungi lelaki itu atau bahkan mencari ke kelasnya.

"Kau menunggu lama?" Jeno datang merengkuh bahu Chenle. "Kenapa kau melamun?"

Asmaraloka (JiChen - ChenJi) Where stories live. Discover now