Night Changes

151 19 2
                                    





- Happy Reading buat yang selalu rindu sama Chenji -



••




Sorot mata teduh bertemu dengan sendu itu terkunci. Chenle tersenyum, namun yang dipandang hanya diam tak membalas.

Sosok yang beberapa minggu ini memberi harinya dengan warna, memberi dirinya keberanian, dan menyapu lara juga duka yang ia pendam. Tapi kemudian dia hilang tanpa kata. Atau mungkin Chenle saja yang belum punya tenaga untuk menarik kembali hati yang sudah ia tata.

"Kau tak apa?" pertanyaan polos dari mulut Beomgyu membuatnya tersadar. Cukup untuk menarik manik matanya guna melihat Beomgyu yang tengah memperhatikannya dengan raut wajah prihatin.

"Kau baru saja pulang dari rumah sakit. Seharusnya kau istirahat di kamar, bukannya malah kuliah seperti ini. Lihatlah! Kau pucat sekali.."

"Tak apa Gyu, lagi pula aku aku sudah sehat." Chenle tersenyum, kemudian pandangannya beralih pada meja tepat di ujung kantin. Sosok itu sudah hilang.

"Aku sudah selesai makan. Mari kita pergi." Chenle beranjak lebih dulu yang kemudian disusul oleh Beomgyu.

"Kau mau mencari udara segar?" tanya Beomgyu yang dijawab anggukan oleh Chenle. "Mau ke taman?"

"Boleh."

Mereka duduk di taman kampus. Menghirup udara segar yang selama ini Chenle rindukan. Satu bulan menginap di rumah sakit cukup membuatnya muak. Apalagi bau obat-obatan yang setiap hari harus ia hirup membuatnya penat.

"Jisung menghubungimu?" Beomgyu bicara duluan, dan dijawab gelengan pelan dari Chenle.

"Kau tau, orang yang paling terlihat sakit di rumah sakit adalah Jisung. Setiap hari dia datang melihatmu dari ambang pintu. Raut wajahnya kusut, sangat berantakan, kemudian pada akhirnya dia tidak datang tapi  selalu menerorku dengan pertanyaan yang sama."

"Dia bilang, 'Apa Chenle sudah membaik?', kemudian aku berkata, 'Jika kau ingin tau pastikan saja sendiri!' dan dia benar-benar memastika sendiri." Beomgyu menggeleng pelan. "Chenle, aku tau dia begitu bersalah atas kejadian itu."

"Aku tau."

"Lalu kau mau bagaimana? Lihatlah, dia menghindarimu seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Setidaknya dia harus minta maaf, bukannya malah menjauh seperti ini."

"Kalau begitu biar aku saja yang menemuinya."

"Kau gila? Bagaimana bisa? Kau tau Chenle! Jika kau menemuinya sekarang orang-orang akan semakin berfikiran buruk tentangmu dan Jisung."

"Tadi kau bilang setidaknya dia harus minta maaf."

"Iya, tapi sekarang bukan waktu yang pas." Beomgyu menatap Chenle penuh harap. "Dengarkan aku Le, sekarang orang-orang berfikir jika kau dan Jisung ada hubungan. Mereka berfikir untuk apa seseorang mengajak seorang kenalan untuk pergi bersama dan menginap? Kau tau kan--

"Lalu aku harus bagaimana? Membiarkan dia pergi begitu saja? Aku tidak bisa!!"

"Apa kau menyukainya?" Beomgyu bertanya tegas, dua alisnya menukik dan dahinya berkerut, raut wajahnya terlihat begitu serius.

"Kau pikir apa yang kita lakukan saat menginap?" Beomgyu diam terpaku. Tidak punya kata yang harus ia lontarkan pada Chenle.

"Ya, aku memang menyukainya. Dan diapun juga menyukaiku. Mungkin dia menghindar karena merasa bersalah padaku. Maka itu aku harus menemuinya dan bilang bahwa aku baik-baik saja."

Asmaraloka (JiChen - ChenJi) Where stories live. Discover now