I love you (JiChen)

168 21 0
                                    




- Happy Reading buat yang selalu rindu sama Chenji -

••



"Aku menyukaimu!"

"Aku suka padamu."

"Aku suka hal-hal kecil yang kau lakukan."

"Berpacaranlah denganku."

"Hubungan lebih dari sekedar teman."

"Kita bergandengan tangan, berciuman, lalu tidur ber--

Plakkk!!!

"Jangan bicara seperti itu lagi. Aku benci."

Nada dingin sedingin es itu bukan lagi menusuk hatinya yang paling dalam. Tapi, juga menusuk jantungnya sampai hampir 5 detik tidak berdetak. Lima detik tubuhnya kaku, lima detik matanya tak berkedip, lima detik itu pula dia masih belum sadar bahwa dirinya telah ditolak mentah-mentah plus dihadiahi tamparan keras sampai-sampai jadi bahan lirikan orang-orang.

Sakit sekali, sudah ditolak dengan kata-kata monohok, ditampar sampai merah, ditinggalkan begitu saja, dan yang paling menyakitkan adalah dilihat oleh banyak orang. Kan Jisung malu.






"Hahahhahahahahaha... Upss!" Jaemin membekap mulutnya sendiri dengan tangan. Tidak disangka temannya ini ditolak sampai dipermalukan di depan banyak orang.

Sebenarnya bukan dipermalukan, Jaemin yakin Chenle hanya spontan menamparnya karena Jisung terlalu bicara secara gamblang.

"Gimana dong?"

"Gini ya Sung, kalau dari pengamatanku sih kamu sebaiknya jangan bahas itu lagi deh sama Chenle."

"Kenapa?"

"Takut ditampar lagi! Hahahaha!!"

"Kak.. Aku serius.."

"Iya deh iya. Tapi aku juga serius deh. Jangan bahas itu lagi di depan Chenle. Selain takut digampar lagi, aku juga takut kamu dijauhi sama dia. Kan kalian juga udah temenan lama, jadi kalau bisa perlahan-lahan aja. Jangan langsung ngegas kayak waktu itu."

Jisung manggut-manggut saja. Kalau dipikir-pikir emang bener. Secara Chenle itu orangnya cuek. Apalagi soal perasaan. Gak peka an untuk hal-hal sepele, kalau gak dijelasin panjang kali lebar dan detail pun jelas, Chenle bakalan pergi dan tak mau tahu.

Jadi Jisung setuju sama pernyataan Jaemin.

Hari ini ujian terakhir sebelum libur semester. Jisung niatnya pengen ketemu Chenle buat ngasih semangat. Karena sudah hampir satu bulan setelah kejadian waktu itu baik Chenle maupun Jisung gak saling ketemu.

Jisung yang biasanya gak bisa jauh-jauh dari Chenle berusaha keras untuk tidak mencari keberadaan lelaki manis itu. Begitu pun Chenle. Yang biasanya selalu menghubungi Jisung minta diantar jemput pun juga tidak sekalipun mengirim pesan.

Mereka saling diam sendiri-sendiri. Tanpa mau mencari solusi atau sekedar mencari alasan kenapa mereka melakukan ini. Mungkin juga karena pengakuan tentang perasaan Jisung pada Chenle membuat keduanya ingin menyendiri dulu.

Padahal keduanya mati-matian menahan untuk tidak saling sapa. Untuk Chenle mungkin bisa dia atasi. Mengingat jadwal harian mahasiswa tahun keempat itu begitu padat. Apalagi belum juga mengurus kegiatan ekstra lainnya. Tapi, hal kebiasaan yang belum dapat dia atasi adalah mengirim pesan pada sahabatnya itu untuk menjemputnya.

"Huftt.." Chenle menghapus kembali pesan yang ingin ia kirim pada Jisung. Sungguh, dia pun juga tidak tahu kenapa tiba-tiba menjauhi Jisung. Rasanya aneh saja jika tiba-tiba dia bicara padanya yang bahkan Jisung pun sama sekali tidak menghubunginya.

Asmaraloka (JiChen - ChenJi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang