Beautiful Time (JiChen)

211 23 2
                                    


- Happy Reading buat yang selalu rindu sama Chenji -

••


Untuk kedua kalinya, lelaki bermarga Zhong itu menginjakkan kaki di negeri gingseng. Suasana negeri itu sudah sangat berbeda. Bangunan bertingkat menjulang tinggi telah berkembang banyak dan teknologinya semakin canggih.

Kedua pasang mata lelaki itu mengintip dari kaca jendela mobil sambil menopang dagu. Melihat beberapa orang berlalu lalang, beberapa siswa dan teman-temannya sedang bercanda, dan beberapa orang yang sedang menaiki sepeda.

Entah mengapa ada perasaan iri muncul di hati kecil Chenle. Dia ingin menikmati hari bersama orang terkasihnya, jalan-jalan bersama temannya, dan bersepeda bersama dengan orang spesialnya. Semua bayangan itu terus muncul tak kala dia sampai di Korea. Ada sebuah imajinasi nakal yang tergambar dan menimbulkan keinginan untuk terkabul. Meskipun hal itu kecil dia wujudkan.

Sejujurnya, dia tidak mau tinggal di Korea, tapi karena satu alasan membuatnya ingin kembali lagi ke negara itu. Hal itu membawa angin segar pada sang Papa, karena sang Papa tidak akan bersusah payah lagi membujuk sang putera.

"Tuan, kita mau kemana?"

Si tuan berdiam. Berfikir sejenak memutuskan untuk pergi kemana dia jadinya. Dua hari di Korea membuatnya sedikit bosan. Karena itu dia memilih untuk keluar rumah dengan alasan mencari buku. Nyatanya, dia ingin mencari udara segar saja.

"Pak, aku ingin ke taman."

"Loh, bukannya anda ingin mencari buku?"

Chenle diam lagi, "Apa ada sebuah perpustakaan disini?"

"Ada sebuah perpustakaan di sini tuan, apa anda ingin kesana?"

"Boleh."

"Baiklah."

Sang supir mengangguk paham. Dia melajukan mobilnya menuju sebuah perpustakaan di kota. Bukan salah satu perpustakaan besar di kota itu, tapi tempatnya yang tenang dan luas, membuatnya menjadi langganan banyak orang-orang untuk menghabiskan waktu luang mereka di sana.

"Kita sudah sampai tuan."

"Kau bisa menunggu disini." Chenle keluar.

Kedua bola matanya tertuju pada bangunan sederhana yang hampir seluruh dindingnya kaca. Dari luar, dia bisa melihat ke dalam bilik perpustakaan. Selain rak-rak buku yang tinggi dan panjang, dia juga bisa melihat bangku-bangku yang hampir dipenuhi oleh siswa berseragam sekolah. Atau beberapa orang dengan laptop di depannya.

Kaki pemuda Zhong itu melangkah masuk menuju pintu utama perpus. Ketika dia masuk, sepasang mata Chenle langsung tertuju pada sebuah poster cukup besar bertuliskan "Membaca Menuju Jendela Dunia" yang terletak di ujung ruang.

Dia masih berdiri disana, matanya mengedar melihat isi perpus yang dapat ia tangkap. Perpus dengan konsep tradisional mungkin, karena seluruh perabot yang ada menggunakan kayu. Dari rak sampai meja dan kursi. Ditambah aksen langit-langit yang masih menggunakan kayu membuat suasana semakin menenangkan.

"Maaf, kau mau mencari buku apa?" ucap seseorang memecah edarnya.

"Ah, iya. Maaf. Aku hanya ingin melihat-lihat." Chenle tersenyum canggung.

"Oh, baiklah. Selamat menikmati." si pemuda itu kembali menatap layar monitornya.

Chenle berjalan pelan mengitari perpus. Melihat-lihat buku yang berjajar rapi di rak-rak. Dia bingung mau mencari buku apa, karena niatnya keluar rumah memang tidak ingin mencari buku.

Asmaraloka (JiChen - ChenJi) Where stories live. Discover now