06

2.3K 441 34
                                    

Ketika kejadian dimana putra mahkota memberikan hadiahnya kepada pangeran kedua, Penelope menjadi panik. Walaupun dia telah ditutupi oleh tubuh saudaranya, Cale, dia tetap saja berdiri gemetaran.

Penelope mulai menyentuh lehernya dengan kaku ketika mengingat adegan dirinya yang dibunuh beberapa kali dengan pedang milik putra mahkota.

Tidak perduli seberapa banyak caranya untuk menghindari kematian, tetap saja dia selalu gagal dan berakhir mengenaskan.

Ini terlalu sulit untuk dilaluinya, bahkan lebih sulit dari permainan pertama.

Penelope panik secara mental ketika melihat para pelayang membersihkan darah dari pembunuh yang di bawa oleh putra mahkota.

Dia melihat Cale yang masih berdiri didepan seolah-olah dia menyembunyikan pemandangan mengerikan itu darinya, Penelope menggigit kukunya gugup. Walaupun dia dilindungi oleh saudaranya ini, tetap saja dia masih ketakutan.

Bayangan pedang yang menyayat lehernya itu membuatnya merinding.

Dan pada saat itulah, layar muncul didepannya.

[ Episode baru telah di mulai. ]

[ Sang putra mahkota dengan darah besi 'Callisto Regulus'.  Apakah anda ingin pergi ke taman labirin? ]

[YA/TIDAK]

Penelope memikirkan pilihan didepannya. Dia menjadi ragu untuk menekan 'Ya' setelah kejadian tadi, apalagi ditambah dengan potongan adegan mengerikan ketika putra mahkota membunuhnya.

Semakin memikirkan itu, Penelope menjadi panik dan tanpa sengaja menekan tombol 'Ya'.

'...ahh, tidak, tidak..' Penelope menjadi panik.

Dalam sekejap, semuanya menjadi putih.  Ternyata dia langsung dipindahkan ke taman labirin, dan tidak mengetahui bahwa Cale sedang panik di ruang pesta.

Penelope mengigit kukunya, dia cukup khawatir tentang ini. Dia cenderung sering tersesat, dan game sialan malah membuatnya ber-teleportasi ke labirin tanpa tahu arahnya.

"Aku benar-benar pindah."

Karena panik, dia berlarian di labirin dan malah berputar-putar pada jalan yang sama. Karena lelah berlarian, dia mulai berjongkok memegangi kepalanya untuk mengingat jalan keluar. Sungguh, dia tidak tahu jalan. Bahkan game tidak memberikannya map ataupun sebuah peta.

'Apakah aku tersesat?' pikirnya.

Disaat itu, ada sekelebat bayangan yang berlari melewati. Wajah mendongak untuk melihat siapa itu dan ternyata yang berlari melewatinya adalah Cale.

Tunggu, Cale?!

Apakah Cale sedang mencarinya?

Penelope segera bangkit dan menyusul Cale, namun karena Cale adalah pria, lari Cale lebih cepat darinya. Penelope sempat kehilangan jejak Cale, tapi dirinya terus berjalan agar menemukan Cale.

Kaki Penelope mulai sakit karena dia terus memaksakan diri untuk berjalan dengan sepatu hak tinggi.

Beruntungnya dia saat menemukan siluet tubuh orang yang dicarinya.

"Apakah itu dia?"

Ketika dia hendak berjalan mendekat, sosok lain dari arah berlawanan dengannya menghampiri Cale dengan cepat, sebuah pedang juga di todong kan ke lehernya.

Deg.

Itu... Itu putra mahkota.

Ketika Cale membalik tubuhnya menghadap putra mahkota, darah segar mengalir dari lehernya. Lalu seketika itu, putra mahkota menurunkan pedangnya dengan tangan bergetar.

Save My Sister From DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang