52. Fear of losing

7.6K 599 11
                                    

HAI HAI, I'M BACK!

JUJUR AJA AKU GAK ADA STOK DRAFT DAN GAK PUNYA ALUR SAMA SEKALI, MUNGKIN PART KALI INI BAKAL PRIK BANGET, HEHE...

HAPPY READING!

🦋🦋🦋

Farsya menutup buku pelajaran miliknya. Gadis itu menghela nafas lega, akhirnya setelah berkutat hampir tiga jam dengan tumpukan buku-buku di hadapannya kini tugas miliknya sudah selesai.

Farsya berjalan menuju kasurnya dengan sempoyongan. Gadis itu menjatuhkan tubuhnya dengan asal. Farsya benar-benar mengantuk saat ini.

Farsya hampir saja memasuki alam mimpi, namun harus di urungkan niatnya karena suara deringan ponselnya terdengar.

Farsya mengambil handphone miliknya, mengangkat tanpa melihat siapa yang menghubunginya terlebih dahulu.

"Hallo?" Ucap Farsya dengan lirih. Gadis itu memiringkan tubuhnya, memeluk guling sambil menjatuhkan handphonenya ke kasur.

"Udah selesai belajarnya?" Tanya sebuah suara di seberang sana.

Farsya berdehem. "Udah."

Arlan mengangguk, meskipun ia yakin Farsya tidak akan melihatnya.

"Bagus, gue lagi di luar. Mau nitip sesuatu?" Tawar Arlan.

Farsya membuka kedua matanya. Tidak bisa, ini tawaran yang sangat menggoda. Sangat di sayangkan sekali jika menolak rejeki.

"Mauu mauuu!" Ucap Farsya dengan antusias membuat Arlan terkekeh di sebrang sana.

"Mau apa, hmm?"

"Mau Roti Bakar rasa coklat keju. Sama Nasi Goreng."

"Lo belum makan?"

"Belum, tadi mau makan tapi males. Terus sekarang tiba-tiba pengin makan Nasi Goreng." Jelas Farsya.

"Ada lagi?"

Farsya berpikir sejenak. "Enggak ada, udah itu aja. Sesuai pesanan ya mas?"

"Iyaa, mbak." Jawab Arlan dengan ketus.

"Ih enggak ramah, bintang 1." Ucap Farsya sambil terkekeh kecil.

"Ck, gue tutup."

"EH BENTAR!" Teriak Farsya, bahkan gadis itu sampai bangun dari posisi tidurnya.

"Kenapa lagi, sayang?" Tanya Arlan dengan sabar.

"Gak jadi deh, byee!"

Tut.

Farsya mematikan sambungan telepon keduanya. Gadis itu kembali merebahkan tubuhnya pada kasur, menatap dinding-dinding kamar.

***

Farsya berlari dengan semangat membuka pintu rumahnya. Gadis itu menatap Arlan dengan berbinar.

"Makasihh!" Ucap Farsya dengan antusias sambil menerima kantong keresek yang Arlan sodorkan.

Arlan mengangguk.

"Kak Alan mau langsung pulang ya?" Tanya Farsya dengan wajah yang terlihat sedih.

"Iyaa, udah malam soalnya."

Farsya mencebikkan bibirnya. "Baru jam setengah sepuluh." Gumamnya.

Arlan mengangkat sebelah alisnya. "Apa?" Tanyanya.

Farsya menggeleng. "Enggak. Ya udah, hati-hati." Ucap Farsya dengan perasaan tidak ikhlas.

Arlan mengangguk. Laki-laki itu mengusap puncak kepala Farsya. "Gue balik, jangan tidur malem-malem." Peringatnya.

A R L A N [HIATUS]Where stories live. Discover now