Bab 1 - La fleur que tu m'avais jetée.

1.4K 291 25
                                    

La fleur que tu m'avais jetée
(Bunga yang kau lempar padaku)
*****
Aria
Bab 1
*****

Jakarta, 2022.

Sekian tahun berlalu, tak banyak yang berubah selain Hizkia yang kini menjadi salah satu aktor kebanggan Indonesia. Membangun image lembut dan menawan, ia berhasil mendapat atensi luar biasa. Siapa yang tidak kenal dengan Hizkia Liron? Tidak hanya film dan series yang begitu dinantikan, iklan sekian detik yang menampilkan wajahnya kerap dijadikan sorotan.

Dia masih Hizkia yang sama. Seseorang yang hidup seperti air mengalir, membiarkan kemana arus membawanya pergi. Sebab, Hizkia memang aktor sejati, bahkan dalam kehidupan nyata, dia berperan dengan sangat baik.

Alunan musik masih terdengar. Bersamaan dengan pintu yang baru saja ditutup, Hizkia mematikan aplikasi musik miliknya dengan sangat cepat.

"Buru-buru banget musiknya dibikin mati. Padahal mau ikutan denger juga. Tadi itu, lagu barunya Sonya bukan sih?"

Hizkia berdeham begitu Mahesa, atau yang kerap disapa Hesa, manajernya, memasuki ruangan. "Sonya siapa?"

Hesa tertawa sembari menepuk punggung Hizkia. "Ini lo yang kudet, atau gue yang salah dengar? Sonya, penyanyi paling top satu Indonesia, lagunya selalu terkenal! Aria... salah satu lagunya. Lo aja sering denger kalau kita lagi bosen di jalan."

"Oh." Hizkia hanya bergumam. "Jadi kenapa tiba-tiba masuk?"

Sejujurnya, Hizkia ingin mengakhiri obrolan tidak penting dari manajernya itu.

"Lo... normal, kan? Setelah gue pikir-pikir, lo agak aneh, dari debut sampai sekarang, lo nggak pernah tertarik dengan obrolan ringan seperti ini. Kalau cuma mau jaga hati Alea, nggak perlu lebay!"

Hizkia memutar bola mata, "Hubungan gue dan Alea, nggak seperti yang lo pikirkan. Ada hal penting di masa lalu yang membuat gue harus berada disisinya."

Hesa berdecak, "Dan sampai sekarang, lo nggak mau cerita tentang hal penting itu ke gue, sekalipun kita sudah kenal tujuh tahun!"

"Asalkan nggak ada skandal apapun yang berkaitan dengan gue, harusnya bukan masalah, kan?"

Kini Hesa terdiam. Talent-nya yang satu ini memang sangat unik. Dia menemukan Hizkia tujuh tahun yang lalu dalam pertunjukan sederhana yang digagas sekumpulan mahasiswa. Tidak semudah artis lain yang pernah dia temukan juga, Hizkia menolak keras tawarannya. Saat itu, Hesa melihat Hizkia sebagai pria penuh ambisius dan memiliki tujuan yang jelas. Hizkia malah merekomendasikan orang lain, jika tidak salah, Hansel namanya. Namun, Hesa tak pernah menemukan Hansel. Yang terjadi pada tahun berikutnya, dia menemukan Hizkia yang berbeda. Dengan tatapan kosong menggiyakan tawarannya tanpa bertanya apapun. Entah apa yang membuat Hizkia berubah pikiran dalam waktu satu tahun, sampai kini Hesa tak pernah menemukan jawabannya.

Hizkia yang Hesa kenal sekarang adalah seorang yang tidak banyak bicara. Tak pernah memilih peran yang dijatuhkan padanya. Cukup tertutup tentang kehidupan pribadinya, sekalipun Hesa adalah manajernya. Namun, mampu bekerja dengan baik dalam setiap peran yang Hizkia ambil. Jika boleh menilai, Hizkia akan terlihat lebih hidup jika bermain peran. Akting Hizkia selalu mendapat pujian, sekalipun hanya mendapat peran sederhana. Jadi, bagaimanapun sifat Hizkia, dia tetap menjadi manusia favorit Hesa sampai sekarang.

"Oke, gue nggak akan tanya-tanya lagi. Tapi, ada hal penting yang harus gue sampaikan. Lo dapat tawaran lagi."

Dengan cepat, Hizkia menjawab. "Lo tahu jawaban gue."

Hesa menggeleng tak habis pikir. "Iya, gue tahu. Tapi, nggak ada salahnya gue tetap bilang. Ini sifat aneh lo yang paling gue suka. Disaat aktor dan aktris lain terlalu picky, lo sama sekali nggak pernah menolak tawaran semenjak debut."

ARIAUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum