Bab 6 - Come un bel di di Maggio.

778 164 14
                                    

Come un bel di di Maggio.
(Seperti Hari Indah di Bulan Mei)
*****
ARiA
Bab 6
*****

Terhitung sudah hampir tiga minggu Sonya melakukan aktivitasnya sebagai aktris. Tak seperti sebelumnya yang penuh kekuatiran, Sonya merasa lebih enjoy dalam memerankan Darmaya. Hizkia benar, sebuah karakter tidak akan menguasai dirinya, jika dia masih perasa.

Retha juga benar-benar menyembunyikan gadget-nya dan selama tiga minggu ini pula Sonya hanya bertahan dengan iPad-nya. Sonya sama sekali tidak mengerti apa yang sedang tren sekarang, jika bukan Retha sendiri yang bercerita. Retha sendiri hanya akan menceritakan hal yang tidak berkaitan dengannya. Sedangkan Sonya cukup tahu diri jika mentalnya masih belum sekuat itu untuk mendengar komentar buruk tentangnya, meski terkadang Sonya sendiri penasaran dengan hal itu. Apa penggemarnya benar-benar menantikan debutnya sebagai aktris?

Break kali ini, Sonya memilih berdiam ruangannya daripada nglayap seperti biasanya. Rasa penasarannya tentang pengambilan gambar, bahkan pembuatan properti sudah sedikit terobati. Beruntungnya, semua kru "Bunga yang Kaulempar Padaku" sangat mengertinya dengan baik. Tempat syuting seolah taman bermain baru baginya. Mereka selalu menjawab pertanyaan absurd Sonya yang mungkin bahkan tak berhubungan dengan film, bahkan tak sungkan membiarkan Sonya mencoba berbagai alat seperti kamera ataupun boompole. Hal itu juga yang membuat Sonya beradaptasi dengan cepat.

"Mbak, Beneran nih, gue masih nggak boleh pegang hape?" tanya Sonya ketika memasuki ruangannya.

"Selama lo udah merasa aman dan enggak overthinking, langsung gue kasih." jawab Retha dengan nada yang kelewat santai.

"Kabar tentang gue sudah bagus emang?" tanya Sonya lagi, kali ini sembari meminum air kemasan yang sudah di dinginkan.

"Emangnya lo lagi kena skandal apa? Sebenarnya garis besar tentang lo tuh, masih dalam kategori aman. Lo nggak kepergok pacaran atau melakukan hal yang aneh-aneh kok. Pendapat tentang bisa enggak ya lo akting itu wajar sebenarnya, apalagi lawan main lo Hizkia Liron. Berapa kali sih, gue harus bilang ini? Gimana kalau terjadi sesuatu yang lebih buruk dari itu?" ucap Retha panjang lebar. "Ya, amit-amit sih ya, artis gue selalu bebas skandal dan nggak neko-neko."

Sonya menghela napas dalam, entah sudah berapa kali Retha mengatakan ini. Dia saja yang terlalu aneh, kadang merasa sangat enjoy menikmati perannya sebagai aktris, kadang juga merasa khawatir berlebihan. Padahal ini mimpinya jauh sebelum dia menggantungkan mimpi sebagai penyanyi.

"Lihat reaksi lo, kayaknya tunda dulu deh kasih hape-nya."

Sebenarnya, penyitaan handphone milik Sonya bukan masalah besar. Dia tak memiliki kekasih. Keluarganya lebih memilih telepon dari pada membombardir chat di grup keluarga. Chat yang masuk di WhatsApp pribadinya hanya berisi ajakan nongkrong dari teman-teman penyanyi ataupun sahabatnya. Yang berbahaya adalah sosial media lainnya. Dimana Sonya dengan mudah menemukan komentar tak mengenakan untuknya usai announcement tentang dirinya yang memainkan peran utama dalam sebuah film.

Sonya hanya berdecak sembari menghapalkan script-nya lagi. Salahnya sendiri juga yang terlalu overthinking. Padahal dia rindu juga menggulir layar meski hanya sekedar membaca gosip atau mencari meme lucu di Twitter.

"Wah, Sonya lagi serius nih, aku ganggu ya?"

Sonya menoleh begitu suara Ira terdengar jelas.

ARIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang