Bab 3 - Un dì all'azzurro spazio

993 199 35
                                    

Un dì all'azzurro spazio
(Suatu Hari di Ruang Biru)
*****
ARIA
Bab 3
*****


Hesa sudah memberi tahu Hizkia, nama-nama penting yang akhirnya bergabung dalam film "Bunga yang Kau Lempar Padaku" beberapa hari yang lalu. Hizkia masih mengingat wajah berseri dari Manajernya begitu mengatakan jika Sonya akan bergabung sebagai pemeran utama. Sonya yang itu, benar-benar akan menjadi lawan mainnya.

"Nanti, kalau udah first reading, biasanya... lo pasti pedekate buat bangun chemistry, jangan lupa kenalin gue dong, biar gue nggak sungkan foto bareng sama minta tanda tangan di baju kesayangan!"

Hizkia hanya menggelengkan kepala mendengar ucapan manajernya. Selain Sonya, ada nama-nama lain yang cukup Hizkia kenal sebelumnya. Seperti Jeff Narendra, aktor muda yang kerap dijuluki sebagai badboy karena perannya yang kerap menjadi berandal, juga Rose Carolina, aktris yang kerap menjadi pemeran utama dalam mini series. Ada juga beberapa pemain senior seperti Lulu Wihelma yang berperan sebagai Ibu Janu, juga Maudy Tobing yang berperan sebagai Ibu Mirtha.

Skenario sudah Hizkia dapatkan setelah dirinya memutuskan untuk bergabung. Namun, karena padatnya jadwal syuting yang dia miliki, Hizkia baru benar-benar mempelajarinya beberapa minggu ini. Sepertinya, dia tidak akan kesulitan dengan beberapa adegan action, tetapi film yang akan dia bintangi ini akan menguras perasaan dan memainkan emosinya. Jujur, ia cukup ragu dengan hal itu, karena sudah lama sekali dia tidak pernah mendapatkan love line dalam film ataupun mini series yang dia bintangi. Sedangkan, lawan mainnya adalah pendatang baru. Sudah pasti dia yang akan memimpin set.

Sudah menjadi kebiasaan Hizkia, beberapa hari sebelum first reading script, dia memerlukan waktu khusus untuk benar-benar mendalami perannya. Karena latar film diambil berpuluh-puluh tahun yang lalu, Hizkia sempat meminta Hesa mencari tahu latar perindustrian di Indonesia pada tahun itu. Terutama untuk pekerjaan yang harus dia perankan.

Satu hal, Hizkia mungkin tidak memiliki pilihan dalam hidupnya, tetapi dia memiliki pilihan dalam setiap karakter yang boleh dia perankan. Sejujurnya, itulah yang membuatnya tetap hidup sampai sekarang.

"Ini bukan first reading script pertama lo, tapi... kenapa gue yang deg-degan ya? Apa begini rasanya mau ketemu idola?" Celetuk Hesa, begitu mereka berada di gedung Production House yang menaungi film "Bunga yang Kau Lempar Padaku"

Hizkia tersenyum miring, berjalan santai meski di sampingnya Hesa masih melontarkan kalimat tidak penting. "Norak lo, Bang! Inget keluarga di rumah."

Hesa tertawa sembari menggosok telapak tangannya, "Jangan salah, isteri gue juga My Soon!"

My Soon? Hizkia cukup asing ketika mendengarnya, namun dia tahu jika yang dimaksud Hesa adalah nama fansclub Sonya, sebagaimana dia memiliki Lirons dalam hidupnya.

"Ya, kalau gitu... nggak selalian daftar isteri masuk fansclub juga? Biar sepaket." celetuk Hizkia asal.

Namun, sepertinya hal itu malah ditanggapi baik oleh Hesa. "Bener juga! Tapi, nanti dulu deh, gue mau lihat progresnya dulu, kalau memang dia emang sebaik yang diceritakan orang-orang dan bikin gue makin oleng selama kalian syuting, gue beneran join My Soon!"

Belum sempat menanggapi, kini Hesa mendadak menyenggol bahunya, berdeham lantas berbisik, "Sonya baru datang, tuh!"

Hizkia melihatnya. Sonya mengenakan pakaian sederhana dengan mengurai rambutnya. Membuat Hizkia berpikir, apa Sonya benar-benar bisa menaklukkan perannya? Tokoh Darmaya yang Hizkia tahu bukanlah perempuan polos dan terlihat lugu, seperti look Sonya sekarang. Ataukah tim casting hanya mempertimbangkan ketenaran Sonya supaya mendapat atensi publik?

ARIAWhere stories live. Discover now