Bab 8 - Se il tuo duol, se il mio desio.

789 133 25
                                    

Se il tuo duol, se il mio desio.
(Jika rasa sakitmu, jika keinginanku)
*****
ARIA
Bab 8
*****

Sonya diam-diam melirik pada Hizkia yang makan dengan tenang. Raut wajahnya datar dan tak terbaca, seolah satu setengah jam sebelum ini, pria itu tidak pernah ketakutan. Sekarang, Sonya malah kehilangan nafsu makannya, gugup menyerangnya secara tiba-tiba, dan lagi... dia bisa mendengar debar jantungnya sendiri! Dia tak yakin jika ini hanya perkara terlalu lapar, sebab ketika sepasang mata miliknya bersirobok dengan milik Hizkia, Sonya merasakan jantungnya bertalu semakin cepat. Anehnya, Hizkia terlihat biasa-biasa saja.

Apa Sonya terlalu berlebihan?

Mungkin iya, dia terlalu mudah terbawa perasaan.

Berpelukan seperti tadi, pasti hal biasa bagi Hizkia yang merupakan aktor dengan jam kerja tinggi. Sekalipun pria itu mengaku takut dan trauma, berpelukan mungkin bukan hal intim baginya. Hizkia pria dewasa, jarak umur mereka juga cukup jauh.

Sonya mendadak memikirkan dirinya sendiri, sejak kecil kedua orang tuanya selalu memberikan batasan dengan lawan jenis. Memberikan aturan tidak boleh berpacaran hingga lulus sekolah. Sialnya, setelah berada di perguruan tinggi, Sonya terlalu fokus pada akademisnya, dan tak lama setelahnya ia mendadak viral karena lagu-lagu yang di-cover-nya. Lalu, banyak tawaran datang, hingga menjadikannya penyanyi seperti sekarang. Sonya tidak pernah dekat dengan laki-laki selain keluarganya, dan ia tidak pernah benar-benar jatuh cinta. Itu salah satu rahasianya. Karena itulah dia cukup ragu mengikuti casting, dia tahu betul isi opera Carmen berisi kisah cinta yang pahit. Sekarang, dia semakin tidak yakin dengan dirinya sendiri. Melihat jantungnya yang mudah berulah jika berada di dekat Hizkia, Sonya mendadak takut jika dia tidak bisa membedakan perasaannya sendiri. Ingat, dia harus profesional. Apalagi, film ini adalah debutnya sebagai seorang aktris.

"Kenapa cuma dilihat?"

Sonya terkesiap ketika Hizkia berbicara padanya.

"Tadi katanya lapar?" ucap pria itu lagi.

Sonya hanya berdeham canggung, sambil menyuap satu sendok berisi nasi dan lauk yang dia pesan ke dalam mulutnya.

"Saya serius." ucapan Hizkia terdengar lagi.

Sonya mengerutkan kening, tidak tahu ke arah mana pembicaraan yang Hizkia maksud.

"Kalau kamu tidak terlalu mahir berenang, jangan memaksakan diri. PH nggak akan keberatan mencari pemeran pengganti."

Kerongkongan Sonya terasa kering. Masih tidak mengerti kenapa Hizkia harus sekolot ini. Sonya memaklumi jika pria itu memiliki trauma. Tetapi, Sonya yang memiliki andil dalam keputusan yang akan dia ambil. Dan sejauh ini, Sonya masih mengusahakan yang terbaik untuk debut film-nya. Mengingat komentar kebencian untuknya yang tak kunjung surut, bukan tidak mungkin, jika dia menggunakan peran pengganti, berita tentangnya semakin memburuk, dan profesionalitasnya sebagai aktris baru, semakin dipertanyakan.

Usai menandaskan es kelapa muda yang dipesannya. Sonya memberanikan diri menatap Hizkia. "Kenapa Mas Hizkia harus seserius itu?"

Hizkia terdiam cukup lama, sepertinya tidak berniat menjawab—atau kesulitan menjawab?

"Ini debut film Sonya. Wajar dong, Sonya ingin melakukan yang terbaik?"

ARIAWhere stories live. Discover now