Bonus chapter

37 7 0
                                    

Selamat malam

Aku bawakan bonus chapter untuk kalian

Happy reading

Kebersamaan ayah dan Jovanca

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Kebersamaan ayah dan Jovanca.

Kerinduan yang mendalam dari sang ayah.

"Ayah!" Seorang gadis yang memakai piama itu berlari menuruni tangga.

Javero yang sedang menyiapkan sarapan untuk pagi ini menolehkan kepalanya kearah tangga. Pria paruh baya itu tersenyum hangat saat melihat putrinya dengan bahagia mendekatinya.

"Selamat pagi ayah!" Sapa Jovanca saat sudah berada di hadapan sang ayah. Javero tersenyum hangat, ia mengusap kepala gadis itu lembut.

"Ayah," panggilan itu ia dengar kembali.

"Ada apa Jovanca putri ayah?" Tanyanya. Jovanca tersenyum lalu memeluk tubuh kokoh sang ayah.

"Jova sayang ayah," ucapan itu bagaikan kaset untuk Javero. Javero mencium kening putrinya dengan sayang.

"Ayah jauh lebih sayang sama Jova," Javero berucap dengan tulus dari hatinya.

"Ayah, hari ini dirumah kan?" Tanya Jovanca dengan melongarkan pelukanya. Javero mengangguk.

"Kalo gitu mau denger cerita Jovanca gak hari ini?" Tanya lagi untuk memastikan.

"Boleh sayang, Jova boleh cerita apa aja sama ayah." Jovanca tersenyum.

"Tapi," potong Javero membuat Jova mengerutkan keningnya.

"Sarapan dulu sama ayah ya?" Lanjutnya, Jova tertawa lantas mengangguk.

"Ayah yang bikin nasi goreng ini?" Tanya Jova saat satu suap nasi goreng buatan ayahnya itu masuk kedalam mulutnya.

Javero mengangguk bahagia dengan menatap putrinya itu. Saat menyadari reaksi Jova, Javero merasakan ada yang aneh. "Gak enak ya?" Tanya Javero.

"Ayah bukan gak enak tapi ini enak banget tau!" Javero menghembuskan nafas gusar.

"Ayah keren bisa bikin nasi goreng se enak ini," Jova kembali menyuapkan nasi gorengnya itu kedalam mulut.

Javero mengusap-usap surai gadis itu. "Anak ayah udah besar rupanya ya?" Ucapan ayahnya itu membuat Jova terdiam.

"Jova maafkan ayah ya?" Jova menatap ayahya itu lalu mengangguk. Ia mengenggam tangan ayahnya itu yang tidak segar seperti dulu.

"Ayah, Jova maafin ayah karna ayah adalah satu satunya orang tua yang Jova miliki." Entah dirinya yang terlalu jahat atau hati gadis itu yang baik. Rasanya permintaan maaf tidak cukup untuk menutupi kesalahan dirinya.

"Kita ke kamar Jova yuk, Jova udah selesai makannya." Javero mengangguk. Jova menarik tangannya itu menuju kamar dimana putrinya itu berada.

"Sini ayah," Jova menepuk samping kasurnya yang kosong untuk mengajak sang ayah duduk.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 07 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

STORY OF JOVANCA (END)Where stories live. Discover now