31. 🌙

12.4K 1.4K 143
                                    

Taeyong kira, hubungannya dengan Jaehyun akan jadi tidak seakrab dulu lagi, tapi tidak. Entah apa yang sebenarnya terjadi, setelah kejadian dimana ia tahu, Jisoo tengah memeluk Jaehyun, keesokannya, hubungannya dengan Jaehyun semakin membaik. Jaehyun jadi lebih sering menelponnya, berbicara apapun yang pria tampan itu inginkan.

Hampir tiga minggu, hingga hari ini, Taeyong tidak berani menanyakan tentang, kenapa Jisoo dan Jaehyun bisa berpelukan diclub malam waktu itu. Taeyong hanya takut, jika jawabannya ternyata membuatnya sakit hati. Taeyong juga tidak terlalu memikirkannya lagi, karena hubungan mereka sudah kembali seperti biasa. Lebih sering berkomunikasi, memberi kabar satu sama lain.

Taeyong memiliki beberapa pertimbangan untuk tetap diam dulu disini. Sebenarnya, dikorea ia sedang menjalankan proyek yang tidak bisa dibilang kecil, tentu Taeyong masih membutuhkan beberapa dana, walaupun tabungannya sudah lebih dari cukup. Taeyong tidak mengerjakannya sendiri, ia dibantu Jungwoo. Siapa yang mengira temannya yang bekerja sebagai OB itu adalah anak dari seorang pengusaha kaya, ia kabur dari rumah selama beberapa tahun hanya karena tidak mau dijodohkan. Setelah orangtunya tidak lagi memaksa, Jungwoo kembali pulang kerumah sebenarnya.

Proyeknya tengah dalam pengerjaan, dan Jungwoo yang mengawasinya secara langsung. Taeyong meminta Jungwoo mencari lahan yang pas lebih dulu, mencari tempat yang strategis. Jungwoo menemukannya dan dia bilang lahan itu milik Jaehyun. Taeyong terkejut saat mendengarnya, ini hanya kebetulan apa memang sudah takdir?

Jadi, Jungwoo mencoba memberanikan diri berhadapan dengan Jaehyun langsung untuk menawar lahan itu. Jaehyun tentu saja menolak keras, karena tempat itu begitu pas. Sulit untuk mencari lagi. Jungwoo pernah mengeluh pada Taeyong, betapa keras kepalanya Jaehyun, membuat Taeyong tertawa mendengarnya.

Berkat mulut manis dan cerewet yang Jungwoo punya, akhirnya Jaehyun menyerah dan menjual lahan itu. Sebenarnya, Taeyong bisa saja meminta langsung pada Jaehyun, tapi Taeyong ingin berusaha sendiri tanpa bantuan pria itu.

Ya, tinggal sedikit lagi. Setelah selesai, Taeyong akan kembali. Ia perlu berusaha beberapa waktu lagi.

"Selamat pagi, Taeyongie. Kau sudah mandi?" Sapaan dan juga pertanyaan yang selalu ia dapat ketika mengangkat telpon dari Jaehyun dipagi hari, sangat pagi bahkan masih terlalu pagi untuk bangun tidur.

Tentu pertanyaan seperti itu pasti hanya akan Taeyong jawab dengan mulut yang menguap lebar, membuat Jaehyun terkekeh melihat wajah bantal Taeyong melalui layar ponselnya karena mereka selalu melakukan video call.

"Kau sedang apa?" Jaehyun bertanya.

Saat ini mereka tersambung melalui sambungan telepon biasa, tidak dengan video call.

Taeyong tersenyum, ia mengapit ponselnya diantara leher dan juga bahunya, sementara tangannya mengaduk secangkir kopi yang baru saja ia buat dengan asap yang masih mengepul.

"Sedang buat kopi."

"Tidak biasanya."

Taeyong menghela nafas, "Tadi malam aku lembur, jadi aku masih ngantuk, minum kopi satu-satunya cara agar aku masih bisa terjaga dengan baik."

Taeyong mengambil ponselnya yang terjepit dibahunya, lalu duduk pada mini bar yang tersedia. Saat ini Taeyong sedang berada didapur kantor, beberapa staff dan juga office boy berjalan mondar-mandir disekitarnya.

"Kau sudah makan?"

"Untuk saat ini belum," jawab Taeyong lalu mulai menyesap kopinya yang sudah ia tiup pelan.

"Lain kali, makan dulu baru minum kopi."

Taeyong terkekeh pelan, ia mendongak saat melihat seluet seseorang yang duduk didepannya, Taeyong tersenyum saat melihat orang itu adalah Yeji.

TAEYONGIE - JAEYONG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang