Part 12

3.1K 445 45
                                    

Jihoon membantu Hyunsuk bersandar pada kepala ranjang, membantu si banjangnim menemukan posisi nyaman.

Setelah menghabiskan waktu selama dua hari di rumah sakit, Hyunsuk akhirnya diijinkan pulang karena dia memaksa ingin pulang.

Mereka pindah, kali ini ke tempat milik Jennie. Sebuah flat dengan ukuran yang lebih besar dari sebelumnya. Meski tetap memiliki satu kamar, semua fasilitas di sini lebih baik dan lengkap. Pula, ini bukan daerah kumuh dan Jennie menjamin itu tempat paling aman untuk Hyunsuk.

Jihoon tidak lagi tahu harus apa untuk berterima kasih pada wanita itu.

"Kau membutuhkan sesuatu?"

"Aku dikeluarkan." kalimat pertama yang diucapkan Hyunsuk setelah mereka sampai di rumah.

"Aku tahu. Dan aku minta maaf karena menghilang saat itu."

Hyunsuk sudah memperkirakan reaksi Jihoon, dan semuanya sesuai. Si brengsek itu tidak terlihat keberatan atau terkejut seolah sekolah bukalah hal penting.

"Sekolah memang penting, aku akui aku tidak ingin kau dikeluarkan tapi kita tidak punya kesempatan. Jangan khawatir, aku akan membantumu."

Jihoon sebenarnya mencoba menghibur, tapi bagi Hyunsuk itu terdengar seperti Jihoon menyepelekan keadaan genting.

"Terserah!" seru Hyunsuk jengkel sebelum berpaling dari Jihoon.

"Kau membutuhkan sesuatu? Aku harus pergi jika kau sudah baik-baik saja."

Hyunsuk kembali berbalik dan menatap Jihoon, baru tersadar betapa beratnya kehidupan yang dijalani Jihoon selama ini setelah Hyunsuk mendengar apa yang terjadi.

"Kau akan bekerja?"

"Hmm."

Hyunsuk merasa ragu sebelum meminta Jihoon untuk duduk dan mendekat. "Aku minta maaf,"  ujarnya begitu Jihoon duduk. Dia menunduk dalam, menyadari betapa bodohnya dia selama ini karena menilai sesuatu tanpa ia tahu kebenarannya.

Jihoon membelalak sejenak sebelum tersenyum dan menepuk kepala Hyunsuk dua kali. "Jangan terlalu banyak berpikir, kau bisa membuat Winter dalam bahaya."

Hati Hyunsuk kembali mencelos, menyadari betapa pedulinya Jihoon pada anaknya padahal situaisnya sama tidak menguntungkan.

Dia kemudian mengangguk pelan.

"Jadi, kau membutuhkan sesuatu atau tidak?" Jihoon memastikan untuk terakhir kalinya sebelum dia mengajar.

"Aku ingin bertemu Renjun dan Felix, b-bisakah kau menjemput mereka?"

"Mudah." Jihoon bangkit, "kalau begitu aku akan menjemput mereka sekarang juga."

"T-terima kasih..."

"Tidak masalah, banjangnim."

***

Hyunsuk berbaring di tengah, bersama Renjun dan Felix yang memeluknya di kedua sisi. Ada Hyunjin dan Guanlin pula yang menemani mereka. Jihoon tidak ada. Dia langsung pergi setelah teman-teman Hyunsuk tiba.

"Aku merindukanmu." Felix mengatakan kalimat itu untuk yang ketujuh kalinya setelah dia tiba.

"Cerewet!" Renjun menepuk tangan Felix sebelum menggesekkan pipinya pada pundak Hyunsuk. "Kau sungguh sudah baik-baik saja?"

"Huum." gumam Hyunsuk pelan dan Felix hanya mencibir.

"Hyunsuk, apa tidak ada makanan di sini? Aku lapar." Hyunjin tiba-tiba bergabung dalam obrolan.

Truly Madly Deeply [✓]Where stories live. Discover now