Part 25

3.4K 456 87
                                    

Hyunsuk mengira itu akan lebih sulit, kehilangan bukan hal yang mudah, tapi ternyata tidak. Jihoon bangkit secepat dia terjatuh. Itu membuat Hyunsuk merasa dunia benar-benar tidak adil pada orang seperti Jihoon.

Dua hari setelah kepergian Bobby, Jihoon kembali seperti biasa meski sesekali Hyunsuk mendapati suaminya itu melamun.

Menyadari kehilangan bukanlah sesuatu yang mudah untuk diterima, Hyunsuk memilih diam dan membiarkan Jihoon seperti itu. Setidaknya untuk beberapa hari.

Pula, Hyunsuk sesungguhnya tidak tega membiarkan Jihoon berangkat bekerja seperti biasa. Dia ingin suaminya libur setidaknya dua atau tiga hari, tapi Jihoon selalu berkata bahwa tanggungjawabnya masih sangat besar dan banyak, dia tidak bisa terpuruk lama-lama.

Berakhir dengan Hyunsuk yang merajuk tapi ketika Jihoon pulang dia kembali bersikap seperti biasa.

***

Jihoon menatap rumahnya dengan sendu. Menahan nafas, tidak tahan membayangkan kepergian ayahnya yang begitu mendadak.

Setelah hampir dua minggu setelah kepergian Bobby, akhirnya ia mampu berkunjung ke sana.

Ia melangkah masuk, menahan tangis ketika tatapannya menyapu seluruh ruangan kumuh itu. Jihoon kemudian memejamkan mata dan menghembuskan nafas dalam sebelum mulai mengabil beberapa barangnya yang masih tertinggal dan barang-barang Bobby.

Jihoon akan menjual rumah ini, membiarkannya begitu saja hanya akan menambah rasa sakitnya.

Ia masuk ke kamar Bobby, kamar yang tidak pernah Jihoon kunjungi meski dia tinggal di sana sejak kecil. Bobby selalu melarangnya, marah besar seandainya Jihoon melanggar.

Kini tidak ada yang melakukan itu, Jihoon akan bersyukur jika ayahnya datang dan memukulnya karena Jihoon berani masuk ke sana.

Tapi tidak, tidak ada siapa-siapa yang datang. Membuat Jihoon merana, kembali memasukkan barang-barang Bobby yang tidak banyak itu.

Bahkan satu karduspun tidak penuh.

Satu jam Jihoon habiskan untuk melakukan apa yang perlu ia lakukan pada rumahnya, melamun selama tiga jam, kemudian menghubungi satu-satunya teman Bobby yang Jihoon kenal dan baik, meminta tolong untuk mencarikan orang yang menginginkan rumah reyot itu.

Setelahnya Jihoon memutuskan untuk pulang, menyimpan barang-barang Bobby ke rumahnya bersama Hyunsuk.

"Apa ini?" sapa Hyunsuk begitu Jihoon sampai, menatap penasaran pada kotak yang dibawa Jihoon.

"Barang-barang ayahku," balas Jihoon seadanya.

Dia membersihkan salju yang menempel di tubuhnya sebelum masuk dan menyimpang kotak kardus itu di sudut ruangan.

"Aku akan mandi sebentar, jika kau tidak keberatan, tolong pisahkan barang-barang pribadi ayahku dan sesuatu yang tidak terlalu penting."

Hyunsuk mengangguk mengiyakan dan mulai membuka kardus itu, memeriksanya.

Ada sepasang jam tangan couple yang sudah sangat tua dan tidak menyala, sepertinya itu milik Bobby dan Ibu Jihoon; beberapa kertas tidak terlalu penting, kebanyakan surat tagihan ini dan itu; sebuah buku dengan sampul yang sudah menguning dan sobek; microphone rusak, Hyunsuk heran kenapa Bobby memiliki benda itu; kartu identitas,

Hyunsuk mengabil kartu identitas milik Bobby, menelitinya dengan seksama dan fokusnya tertuju pada nama asli Bobby.

Selama ini dia menikah dengan Jihoon, dia baru tahu Bobby hanya nama panggilan, bukan nama asli.

Truly Madly Deeply [✓]Where stories live. Discover now