Special Part

3K 310 47
                                    

ini kalo misal gak dibaca sama sekalipun gak akan ngaruh ke alur inti soalnya ini fokus ke renjun. jadi, boleh dibaca ataupun diskip terserah kalian. tapi aku saranin baca ajasi wkakakak :v

terus kalo misal kalian mutusin buat baca, what happened here, stay here, ya.

happy reading anyway♥

***

"Kau jahat." bisik Guanlin, bibirnya bergetar menahan rasa kecewa dan marah. Menatap terluka pada Renjun yang berdiri di depannya dengan bimbang.

"Kau sendiri yang mengatakan padaku untuk melakukan apapun asal tidak meninggalkanmu!" balas Renjun, merasa sangat kacau dan serba salah. Emosinya meluap, tidak terima disalahkan terus-menerus sementara Guanlin lah yang dulu mengijinkannya.

"TAPI SEHARUSNYA KAU TAHU SEJAUH APA AKU BISA BERTAHAN. CINTA MATI ATAUPUN TIDAK, ADA BATASAN SEBANYAK APA AKU BISA MENERIMA!"

"Kalau begitu pergi, aku tidak pernah menahanmu sedikitpun." bisik Renjun, tatapannya kosong mengisyaratkan perasaannya yang hancur dan takut.

Guanlin menganga, hampir tidak bernafas ketika Renjun dengan mudahnya berkata demikian setelah apa yang dia lakukan.

"Kau egois, kau jahat, kau pelacur tidak berhati. Tidak pantas bagimu untuk hidup."

Seharusnya Guanlin diam seperti biasanya, seharusnya ia pergi dan membiarkan Renjun selesai dengan nafsunya seperti sebelumnya, seharusnya Guanlin mengendalikan amarahnya, mungkin dengan begitu Renjun tidak akan membahayakan nyawanya.

Bisa Guanlin lihat mata Renjun memerah, jelas menahan rasa kecewa dan marah sepertinya. Nafasnya bergemuruh, Guanlin sudah siap menerima cacian yang akan keluar dari mulut cantik itu, ia sudah siap.

Tapi yang keluar justru tawa kosong. Renjun memungut pakaiannya dan mengenakan itu dengan cepat, mengabil asal jaketnya kemudian pergi.

Guanlin menendang apapun yang berada di dekatnya, melampiaskan amarahnya dengan mengacak-acak rumah.

"Brengsek!" dia memaki sebelum ikut pergi dari kediaman Renjun.

***

Bagi Guanlin, bukan hal baru menemukan kekasihnya tengah bercumbu bersama orang lain, bukan hal asing pula jika Renjun meminta maaf dan berjanji untuk tidak akan mengulanginya lagi.

Dan Guanlin tidak akan terkejut atau heran ketika ternyata Renjun mengulangi kesalahannya lagi dan lagi.

Pemuda China itu kembali menjalin kasih di belakangnya.

Kembali menduakannya dengan alasan bosan, dia ingin suasana baru, ingin merasakan perasaan baru. Guanlin setuju, setidaknya, selama Renjun tidak melampaui batasnya, ia tidak akan mempermasalahkan itu sampai sebegitunya.

Karena Guanlin sangat mencintai Renjun.

Tidak peduli sejauh mana Renjun menyakitinya, selama pemuda itu masih berada di sisinya, Guanlin tidak masalah.

Lagipula, Renjun hanya menjalin kasih main-main, itu caranya mengusir rasa bosan akibat hubungan yang sudah terjalin cukup lama itu.

Guanlin dan Renjun teman kecil, mereka sudah bersama sejak balita. Saling menjaga dan menyayangi satu sama lain sampai perasaan sayang itu berubah menjadi cinta.

Cinta yang teramat dalam bagi Guanlin namun perlahan memudar bagi Renjun seiring berjalannya waktu.

Memasuki usia enam belas tahun, Renjun mulai main mata dengan orang lain, beberapa bulan berselang, Guanlin menemukan Renjun berselingkuh bersama seseorang yang tidak Guanlin kenal.

Truly Madly Deeply [✓]Where stories live. Discover now