03 - Malam Pertama

1.4K 75 5
                                    

Ya, dan akhirnya aku menikahi pria ini. Pria yang bernama Aiden Aksara. Pria tampan, namun enak dibodoh-bodohi. Karena dia benar-benar nurut.

"Hari ini kalian tinggal di hotel dulu ya, biar malam pertamanya lebih romantis, jangan lupa tante mau gendong cucu," ucap Tante, memelukku erat sambil emnvium pipi kiri dan kananku.

Aku tersenyum, "pasti dong tan!"

"Cara buatnya, gimana Ma?," tanya Aiden secara tiba-tiba.

Aku langsung memalingkan wajahku ke arah Aiden, memberi kodenya untuk diam.

"Kalau gitu, aku sama Aiden berangkat ke hotel dulu ya," ucapku, yang langsung menarik tangan Aiden dan masuk ke dalam mobil.

•  •  •

Sesampai di hotel, aku menghapus riasanku. Dan menatap Aiden yang sedaritadi, jalan mondar-mandir.

"Lo ngapain sih? Mending bantu bukain resletingnya," ucapku, yang edaritadi tanganku tidak sampai membuka resletingnya.

Aiden menundukkan kepalanya, sambil melangkah kakinya mendekatiku.

"Yang ini, Eline?," tanya Aiden menunjuk ke resleting belakang bajuku.

"Iya, tutup matamu!," ucapku mengangkat rambutku dengan kedua tangan, dan membiarkan Aiden menarik resleting bajuku sampai bawah.

Aku melangkah kakiku ke kamar mandi, dan membersihkan tubuhku. Setelah itu, aku menganti pakaianku.

"Cameline...," panggil Aiden.

"Ha?," tanyaku, menaikkan sebelah alisku sambil berjalan ke arqh kasur.

"Aiden mau ijin malam pertama bareng Cameline, tapi Aiden enggak pernah malam pertama. Jadi Aiden enggak ngerti caranya. Cameline boleh ajarin Aiden, enggak?"

"Lo kira gue pernah malam pertama? Gila ya lo?! Kita sama-sama baru nikah, mending lo tidur sekarang!," ucapku, yang bahkan tidak pernah membayangkan hal itu.

"Tapi kata Mama Aiden, selesai nikah. Kita harus malam pertama, kata mama pertama-tama harus cium Cameline dulu," ucap Aiden, sambil mencontohkan gaya ciumannya dengan bantal.

"Mama-mu gila ya, ajarin yang enggak-enggak sama anaknya."

"Belum selesai Eline, habis ciuman katanya buka kancing baju pertama Cameline, habis itu-"

"Lo tidur gak?! Atau gue lempar nih," ucapku, mengambil bantal yang ada disofa.

"Tapi kata mama-"

"Gue pukul nih, ya!"

Aku langsung menaruk guling ditengah-tengah kasur. Dan menarik selimutku, untuk langsung tidur.

•   •   •

"Aiden! Bangun! Kita harus pindah ke Apartemen," ucapku, sambil mengeringkan rambutku yang basah dengan hair dryer.

"Suaminya Cameline masih ngantuk," ucap Aiden, menutup matanya.

"AIDEN! BANGUN! Udah jam sebelas," teriakku lagi, namun ia benar-benar menghiraukannya.

Aku menghela nafasku kasar, dan berjalan ke arah kasur sambil mencubit pipi Aiden. "Bangun, gak?!"

Aiden membuka kedua matanya pelan, "kiss dulu." Aiden memanyunkan bibirnya, sambil menatap kearahku.

Aku menatap ke bibirnya, dan langsung menarik bibirnya, "rasain! Gak ada kiss-kissan, mandi gak?!"

"Istri Aiden galak, Aiden enggak suka," ucap Aiden, merubah posisinya duduk, dan menyilangkan kedua tangannya

"Kenapa? Enggak suka? Mau cerai? Monggo mas~"

Aiden langsung berdiri, dan menatapku. "Mulutnya, jahat banget. Engga boleh tau ngomong kek gitu, pamali!" ucap Aiden membalas menarik bibirku.

Seluruh tubuhku membeku, BERANI-BERANINYA DIA CUBIT BIBIR GUE ANJER. KAGET GUE.


••••••••••

Jangan lupa ninggalin komen yaa! Aku selalu baca komen kalian kok🥰 lovee youuu!

My Idiot Husband ❣Where stories live. Discover now