06 - Jalan-Jalan ke Supermarket

832 53 1
                                    

Tanpa disadari, lima hari sudah berlalu. Dan semenjak hari dimana aku pulang jam sembilan, Aiden selalu menjemput dan mengantarku ke kantor.

"Cameline, hari ini kita harus ke supermarket!," ucap Aiden, mengecek ke arah kulkas.

"Oh okei!"

"Buruan ganti baju," ucap Aiden.

Aku menganti bajuku dengan, kaos hitam dan celana jeans panjang.

Begitu juga Aiden, dia menganti pakaiannya dengan kaos putih, dan celana jeans hitam panjang.

•  •  •


Sesampai di supermarket, kami mulai membeli beberapa bahan makanan. Tapi ingat, kalau gak goblok, bukan Aiden namanya.

"Cameline, itu apa?," tanya Aiden, menunjuk ke arah salah satu benda.

"Gak tau, kalau kamu mau, ambil aja," ucapku, yang bahkan tidak menoleh kearahnya. Karena sibuk mengambil pembalut.

"Rasa stroberi atau anggur yang Cameline suka?," tanya Aiden lagi.

"Stroberi," ucapku, tanpa mengetahui makanan apa yang dia beli.

"Aiden beli dua-duanya aja deh," ucap Aiden.

Aku meletakkan beberapa pembalut ke dalam keranjang, dan mulai berjalan melihat produk lain.

"Udah semua?," tanyaku, menatap ke arah Aiden.

"Sudah Eline," ucap Aiden.

"Yaudah, ayok bayar," ucapku, berjalan ke arah kasir.

Aku mulai menaruk barang yang kita beli ke kasir, "banyak juga yang kita be-, AIDEN INI APAAN?!," tanyaku, memegang dua kondom, di tangan kananku.

"Aiden belikan untuk Cameline, Cameline suka stroberi,'kan? Itu rasa stroberi."

"Balikkin ke tempatnya," ucapku, yang rasanya ingin membunuh Aiden.

"Enggak mau! Aiden mau itu," ucap Aiden ngeyel.

"Aiden, ini bukan makanan!"

"Jadi itu apa?"

Pake ditanya lagi, depresi gue!

"Wewangian, semacam Stella?" Jawabku asal.

"Yaudah Cameline, kita beli aja. Entar dimobil kita pasangin."

"Aiden!" Aku melihat beberapa orang melihat ke arahku.

"Maaf mba, boleh cepetan enggak? Antrian udah panjang nih, mba," ucap salah satu pelanggan di belakang.

Aku dengan cepat meletakkan kondom itu ke sembarang tempat, namun Aiden kembali meletakkan di kasir.

"Pokoknya Aiden mau!"

Aku menghela nafasku kasar, "sayang, letakkin ya?". Kalau cara ini, enggak mempan. Aku mau bunuh diri saja.

Aiden menatap ke arahku, "oke sayang! Tapi Aiden mau cium dulu," ucapnya, menunjuk ke arah pipinya.

"Iya, habis belanja nanti kita ciuman," ucapku, tersenyum dengan paksa.

"Mba, cepetan dong! Tinggal cium aja suaminya," ucap seorang ibu-ibu.

"Kita beli aja deh kondomnya," ucapku, mengambil dua kondom yang ada di tangan Aiden. Namun Aiden menahannya.

"Mau cium aja!"

"Gapapa, kita beli aja!"

"Aiden udah berubah pikiran, Aiden maunya cium!"

"AIDEN! Kita beli aja, lo mau tujuh juga bakal gue beliin."

"Cium!"

"Mba! Cium aja! Sebelum saya yang cium, pake gengsi segala lagi," ucap ibu-ibu itu, ngegas.

Apa sih nih ibu-ibu! Rusuh bener mulutnya daritadi.

Aku langsung menarik tangan Aiden agar ia menunduk, dan mencium pipinya. Namun tiba-tiba ia memiringkan wajahnya.

Cup.

Aku berakhir mencium pipinya, dan menghela nafasku kasar.

Aiden langsung meletakkan kondomnya, "kenapa sayang?"

Aku tidak akan mau lagi, pergi ke supermarket bersamanya. Tidak akan! Cukup pertama dan terakhir kalinya. Kondom sialan!

•  •  •

M

ulai hari ini kita update Selasa, jumat, sabtu yaa😌
Btw part ini gimana? Seru gak?

My Idiot Husband ❣Where stories live. Discover now