Chapter 6

398 50 14
                                    

Saat ini didepan gerbang istana negara terdapat banyak massa yang sedang berunjuk rasa hampir ribuan warga berbondong-bondong datang ke depan istana negara menyuarakan suara mereka terkait masalah yang ada di Korea Selatan beberapa hari yang lalu.

Banyak anggota kepolisian yang berjaga disana bahkan polisi Anti huru-hara pun diterjunkan langsung guna mengantisipasi hal yang tak diinginkan.

Sedangkan didalam istana lebih tepatnya diruang kerja sang presiden yaitu Ray Bastian sedang melihat ke tv mengenai unjuk rasa yang ada didepan istananya.

"Pak semakin banyak warga yang datang kemari saya khawatir akan ada terjadi kericuhan nantinya."

"Ada berapa anggota polisi yang dikerahkan?"

"Untuk saat ini ada 700 anggota polisi yang sedang berjaga dan bantuan dari TNI akan segera datang."

Ray hanya mengangguk lalu melihat pada salah satu kertas yang tergeletak diatas mejanya, kertas itu berisi laporan mengenai kekerasan WNI yang ada di Korea Selatan hingga menyebabkan kematian 20 orang WNI yang ada di Seoul.

"Ini akan menyebabkan masalah diplomatik yang sangat serius antar kedua negara, apa pemerintah Korea tidak mau mengganti hukuman para pelaku?"

Jessica pun menggelengkan kepalanya menandakan jawabannya adalah tidak.

"Aku tau kalau orang Korea itu rasis pada orang Asia tenggara, tapi kalau sampai terjadi korban jiwa seperti ini akan membuat hubungan kedua negara menjadi renggang, terlebih pemerintah Korea hanya menjatuhi hukuman 2 tahun penjara pada keenam pelaku karena bersikap kooperatif dan baik?"

"Itu benar pak walaupun kami sudah mendesak mereka tapi nyatanya mereka tidak mau merubah hukuman itu dan akhirnya seperti sekarang banyak warga kita yang memprotes hal itu."

Ray hanya diam sebentar lalu mengambil gagang telepon dan menekan beberapa angka yang ada ditelepon itu.

"Panggil panglima Muhammad Subarjo kemari."

Setelah itu Ray pun kembali menaruh gagang teleponnya dan kembali melihat kearah televisi yang masih menyiarkan berita mengenai unjuk rasa didepan istana.

••••••••••••••••

Berita mengenai tewasnya 20 WNI di Seoul jelas membuat berita itu cukup banyak diberitakan hampir di seluruh dunia, banyak acara berita mengatakan bahwa aksi itu dilakukan karena rasisme terhadap orang Asia tenggara.

Dan yang cukup membuat banyak orang terkejut adalah hukuman yang diberikan kepada para pelaku cukup ringan dan itu membuat pihak Indonesia sangat marah dan menutup diplomatik mereka kepada Korea Selatan.

Dan pasca beberapa hari kejadian itu aktivitas militer Indonesia yang berada dihokuto cukup mengkhawatirkan pihak Korea Selatan, karena beberapa kali angkatan udara Korsel mencegat pesawat jet tempur ataupun pesawat bomber yang dengan 'sengaja' masuk ke teritorial udara Korsel.

Tidak hanya di udara bahkan dilaut pun armada ke-8 milik Indonesia melakukan latihan tempur bersama dengan angkatan laut Hokuto didekat perbatasan laut dengan Korsel.

Jelas itu membuat efek tekanan kepada pemerintah Korea Selatan dan itu berakibat aksi unjuk rasa warga Korsel karena membuat negara mereka dalam bahaya.

Pihak Indonesia mengatakan itu hanya latihan rutin yang dilakukan oleh angkatan laut mereka tapi walaupun itu hanya latihan rutin beberapa kali pihak Korea mendapatkan laporan mengenai kapal selam nuklir milik Indonesia didekat laut mereka.

PBB pun berusaha menenangkan situasi dan mencoba untuk memperbaiki hubungan kedua negara tapi tetap tidak berhasil karena pihak Indonesia dengan tegas menolak hal itu.

Korsel pun semakin waspada karena negara yang ada di utaranya yaitu Korut meluncurkan rudal balistik terbarunya ke dekat laut mereka dan pernyataan supreme leader Korut yang mendukung Indonesia.

Negara Amerika Serikat berusaha membantu pertahanan Korsel dengan memberikan pertahanan udara kepada Korsel yang cukup canggih.

Jelas hal itu langsung mendapatkan kecaman dari China dan Korut yang merasa tidak nyaman dengan pertahanan udara Amerika diletakkan di Korsel.

Di Indonesia produk Korea seperti makanan, minuman atau yang lainnya diboikot dan dibakar oleh warga Indonesia yang mengartikan bentuk kemarahan mereka kepada negara Korsel.

Malam ini presiden Indonesia yaitu Ray Bastian melakukan konferensi pers di istana terkait masalah dengan Korsel.

Ketika Ray sudah tiba kilatan cahaya dari kamera yang memotret dirinya saling bersahutan yang membuat mata Ray sedikit tidak nyaman.

"Selamat malam semuanya, saya Ray Bastian presiden Indonesia malam ini ingin mengatakan sesuatu terkait masalah yang terjadi kepada saudara kita di Korea Selatan, kita paham bahwa kita merasa sangat kecewa dengan keputusan dari pemerintah Korea Selatan terkait masalah ini. Seakan pihak Korea Selatan tidak terlalu peduli dengan musibah yang menimpa saudara kita.

Saya sudah berkali-kali menghubungi presiden Korea Selatan untuk membahasa mengenai hukuman para pelaku yang bisa dibilang sangatlah ringan, tapi nyatanya presiden Korea menolak merubah hukuman itu dengan alasan sudah sesuai undang-undang negara mereka.

Rakyatku sekalian, apakah kalian merasa sangat marah kepada mereka? Apakah kalian merasa sangat kecewa kepada mereka? Kita hanya menginginkan keadilan bagi saudara kita yang dengan keji dibunuh oleh warga Korsel, tapi nyatanya pemerintah Korsel seakan melindungi para pelaku dan menatap rendah ras kita!

Rakyatku yang sangat kuhormati, apakah kalian rela membiarkan para pelaku tertawa disana menertawakan kita karena mereka hanya dihukum dengan ringan? Mereka hanya dipenjara selama dua tahun dan akan dikurangi lagi menjadi 7 bulan bila berperilaku baik, rakyatku apa kalian menerima hal itu?

Sudah cukup kita bersabar, sudah cukup kita diam mengenai hal ini tapi sekarang kesabaran kita sudah habis! Yang ada hanyalah kemarahan kita kepada mereka. Karena itu dengan ini saya mengizinkan operasi khusus di Korea Selatan yang akan dilakukan malam ini juga, terimakasih."

Ketika presiden Ray Bastian turun dari tempat pidatonya kilatan cahaya dari kamera kembali menyala mengarah kepadanya dan pidato itu jelas ditonton oleh jutaan rakyat Indonesia yang memiliki sifat nasionalisme tinggi.

Dan dengan pernyataan itu pula pihak Indonesia melancarkan operasi khusus di Korea Selatan yang dibantu dengan militer Hokuto untuk mendarat ditanah Korsel.

"Pak dengan ini pasti akan ada beberapa surat kecaman yang dilayangkan kepada kita dan akan mulai meragukan netralitas kita."

"Kita akan membuang netralitas kita, bagaimana dengan aliansi dengan negara Asia lainnya?"

"Semua negara Asia lainnya sudah menyetujui untuk bergabung kedalam aliansi ini, aliansi ini akan menjadi kekuatan ketiga di dunia ini pak."

"Memang itu rencananya, lalu bagaimana dengan kemajuan di Jerman? Seharusnya Jerman barat sudah berhasil merebut kota Berlin kan?"

Jessica pun membuka laptopnya lalu memperlihatkan layar laptop kearah Ray yang dimana disana terdapat laporan mengenai perang sipil di Jerman.

"Luar biasa kalau begitu kita akan melanjutkannya ke rencana berikutnya, kita akan untung banyak dengan ini."

"Anda selalu merencanakan sesuatu yang cukup beresiko pak apakah ini akan baik-baik saja?"

"Hmph! Walaupun beresiko ini demi keuntungan Indonesia dan juga tidak ada yang tahu apakah semua akan baik-baik saja atau tidak."

Ray Bastian pun menatap kearah luar jendela mobilnya dan melihat lampu kota Jakarta yang terlihat sangat indah dimalam hari.

Become PresidentWhere stories live. Discover now