Gengsi

11.3K 1.1K 56
                                    

"Besok saya ada wawancara sama tv disuruh Bapak, terus malamnya ada pertemuan pengusaha di istana."

Karalyn mengangguk sambil terus makan.

Janu dan Karalyn memang terbiasa berbincang dimeja makan saat malam tiba. Tradisi Keluarga Lesmadi yang Janu bawa, mau gak mau Karalyn nurut.

"Minggu depan saya harus ke Singapura, ada pembukaan town house. Kamu mau ikut gak?"

"Mana bisa?" Karalyn menyerngit bingung. "Kamu aneh-aneh deh, Mas. Nanti kalau keciduk kasian Bapak."

"Ambil flight beda, terus nanti tinggalnya juga di apartment saya. Privasi kita aman."

"Takut ah, Mas." Karalyn menggeleng kuat karena kalau sampai ketauan, pasti dia yang disalahin sama Keluarga Lesmadi.

"Ya sudah kalau gak mau." Janu acuh sambil makan makanannya lagi, "Ini kamu yang masak?"

"Bibi. Tadi aku pulang telat, gak sempet masakin, maaf ya."

"Pantesan rasanya beda."

"Manja banget pengen dimasakin terus." ledek Karalyn sambil tersenyum riang.

"Gak usah geer. Saya cuma nanya."

Karalyn terkekeh mendengarnya, Januar dan gengsi itu sodaraan. Jadi maklum aja.

"Berapa lama di Singapur?" tanya Karalyn sambil menuangkan minum untuk Janu.

"Sampai selasa kalau kamu mau ikut, kalau engga minggu malem saya udah pulang."

"Loh kenapa Mas gak pulang selasa aja?" tanya Karalyn bingung, "Sekalian liburan juga, itu mah keliatan banget bergantung sama aku." ledek Karalyn lagi.

"Gak usah kebanyakan geer. Saya banyak kerjaan jadi ngapain lama-lama." Janu berkata dengan sinis.

"Ya terus ngapain ngajakin aku kalau gitu?"

"Siapa tau kamu mau liburan?" tanya Janu santai.

"Mas minggu depan ke SG pulang hari selasa. Nah, aku juga ke SG tapi besok. Beres deh aman, sama-sama liburan kan kita?"

"Siapa yang ngizinin kamu pergi besok?" tanya Janu menyerngit tak terima.

"Kan tadi mas bilang siapa tau aku mau liburan.. sekalian aku ada acara ulang tahun temen. Mas mau dibeliin apa?"

"Kamu belanja aja pake duit dari saya, sama aja saya yang belanja." dengus Janu.

Karalyn terkekeh, "Duit suami duit istri juga, Mas!"

"Terserahlah, pusing saya ngomong sama kamu."

Karalyn tersenyum riang, terserah dalam kamus dia artinya boleh.

"Mas, tiga bulan lagi aku ke Bangkok ada photoshoot, semingguan lah."

"Iya."

"Terus bulan depannya lagi di Jepang."

"Iya."

"Okay, udah clear ya? Awas aja nanti dihari-h ngomel dan gak ngizinin aku pergi."

"Kapan saya kayak gitu??"

"Kipin siyi kiyik giti" cibir Karalyj kesal, dia kemudian mengambil piring untuk dia cuci dan sekalian merapikan meja makan.

"Gengsian, denial, dosa apa gue punya suami kayak Mas Janu." Karalyn berujar pelan sambil mencuci piring.

"Saya denger ya!"

"Bodo amat! Udah Mas tidur sana!"

"Ini juga mau! Ngapain juga saya lama-lama disini." Janu kemudian naik ke lantai atas untuk tidur dikamar mereka.

KARALYN: The Girl on MagazinesWhere stories live. Discover now