Otoritas Janu

7.2K 1K 186
                                    

Karalyn sibuk menginstruksikan berbagai hal agar sesuai dengan keinginannya sambil terus berjalan-jalan kesana kemari.

"Itu kuenya taro dimeja ya, Bi!"

"Pak! Lampunya taro diatas ajaa!"

"Bukan disitu—coba ke kiri dikit! Nahh! Sip!"

Merry juga ikut sibuk karena sore nanti akan ada acara gender reveal si Jancil. Merry udah tau gender reveal anaknya si Mbak karena cuma dia yang dikasih spoiler sekalian buat ngurusin acara.

"Mba!!! Mending Yey duduk!! Kan udah ada EO!" Merry menarik Karalyn untuk duduk bangku tamu.  "Jangan capek-capek!!! Gue gak mau ya kalau yey sampe tumbeng!!!"

"Gila-gilanya kali gender reveal tapi yang buntita malah sakit! Bukan gender reveal si Jancil—tapi bisa aja ntar gue yang disuruh gender reveal lagi!"

Karalyn tertawa ngakak, "Lo cowok, bencong!"

"Iya sih."

"Awas aja ntar pas anak gue lahir jangan bikin dia bingung antara cewe sama cowok!!"

"Iyee ahhh!!!"

"Mba—catnya udah ada??" tanya Karalyn pada pekerja yang ada disana.

"Udah dibelakang Mba." jawab pegawai itu.

"Shhhhh batu bener jadi perempuan!" semprot Merry kesal. "Ni kalau Mas ada pasti Yey dikurung dikamar deh!"

"Yey belum istirahat dari pagi, Mba.. Elahh!!! Kalau Mas tau yey dimarahin nih!!" omel Merry sambil mengelap dahi Karalyn yang penuh dengan keringat, "Keringet dingin—" Merry membelak kaget.

Lalu mengecek suhu Karalyn dan membandingkan dengan suhunya, "Mba?? Pusing gak???"

Karalyn tersenyum tipis, "Iya juga.. capek ternyata, Mer."

"Gue istirahat dulu apa ya? Lemes banget badan gue..."

"Ayoo istirahat dulu!!!" Merry mendecak kesal kemudian memapah Karalyn menuju kedalam rumah, "Bentar lagi Mba Nara sama Ibu Negara dateng! Yey tenang aja!"

Karalyn mengangguk lemas.

Merry terus memapah Karalyn.

"Disini aja, nanti Ibu sama Nara nyariin." kata Karalyn saat sampai ruang keluarga.

"Tiduran aja deh Mba, gue pijitin kaki yey ya!" kata Merry membantu Karalyn berbaring.

"Gak enak.. yang lain sibuk kerja masa gue leha-leha.." kata Karalyn.

Merry mendecak kesal, "Namanya juga hamil!! Lagian yey kalau maksain nanti dimarahin Mas loh!"

Karalyn merengut sedih karena sudah 4 hari suaminya pergi dinas ke Singapura. Dadakan, penyebabnya permasalahan yang sangat urgent terkait lahan yang akan dijadikan town house. Karalyn gak terlalu paham tapi yang jelas Janu harus pergi.

Dia agak kesal karena disaat mereka sedang menyiapkan acara gender reveal ini—Janu malah harus pergi.

"Mbaa!!!!!" panggil Nararya dari arah pintu disusul dengan Ibu sambil membawa banyak barang.

"Sini Nar! Mba di depan TV!"

"Loh Mba kenapa?" tanya Nararya cemas. "Pucet lohh!!"

"Lemes Mba Nara, tadi kebanyakan gerak. Kecapean." kata Merry.

"Ihh kamu nih!! Udah Ada EO! Gak usah ikut-ikutan!" omel Ibu sambil duduk disebelah Nararya. "Mas Merry, tolong telepon Dokter Windi."

Karalyn cuma terkekeh ringan, "Aku pengen liat persiapannya bu—Gak usah telepon Dokter Windi Bu! Aku gak papa kok.. Ini butuh istirahat sebentar aja."

KARALYN: The Girl on MagazinesWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu