15. Bergabung Kembali

155 45 2
                                    

Beberapa saat setelah teman-temannya pulang, Ailin kembali ke kamarnya. Ia meletakkan tasnya di tempat biasa, samping meja belajarnya. Usai mengganti pakaian, ia melaksanakan salat Zuhur. Setelah itu, barulah ia pergi ke dapur menghampiri Aminah untuk makan siang.

"Ayo kita makan, perut nenek sudah lapar menunggu kamu. Nenek memasak sayur kesukaanmu!" ucap nenek sambil berjalan menuju ruang makan. Ai mengikuti neneknya. Keduanya pun duduk untuk makan.

"Nih makan yang banyak biar sehat dan kuat," ucap nenek.
Ai menerima piring berisikan nasi dan lauk pauk yang disodorkan oleh Aminah, lalu mereka membaca doa dan makan. Selesai makan, mereka membersihkan piring-piring bekas makan lalu disimpannya di ruang dapur.

"Biar aku yang cuci piring Nek," ucap Ailin.

"Apa tidak capek?" tanya Nenek.

"Ah Cuma sedikit ini."

"Baiklah, kalau begitu nenek ke depan dulu ya."

"Iya nek," jawab Ailin. Dengan hati-hati ia mencuci piring satu persatu. Setelah bersih lalu disimpannya ke dalam bakul, tak berapa lama cucian telah bersih semua. Usai itu, ia kembali ke kamar dan duduk di kursi yang berhadapan dengan meja belajarnya.

Ailin meraih ponselnya. Ada notif dari Gilang. Saat dibuka, video kelakuan Lisa dan kedua temanya saat menguncinya di toilet sekolah.

"Aku salah apa sama cewek ini sampai-sampai dia lakuin itu?" ucap Ai bertanya-tanya pada diri sendiri. Sambil menghela nafas, ia menutup ponselnya. Lalu meraih tas sekolahnya. Matanya tertuju pada sepucuk surat undangan ulang tahun dari Lisa. Ia mengeluarkan undangan itu dari dalam tasnya. Ditatapnya sesaat undangan itu, sebelum ia lempar ke tong sampah yang ada di bawah mejanya.

Ponsel yang ia simpan di atas meja itu berdering, tampak ada seseorang yang menelepon. Ai memeriksa ponselnya, tertera di panggilan itu nama Nila. Perlahan Ai mengangkat teleponnya.

"Assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam, Ai lo lagi ngapain?" tanya Nila.

"Duduk-duduk aja nih, kenapa Nil?"

"Lo juga di undang sama Lisa kan?"

"Iya, tapi...."

"Sebentar malam kita pergi sama-sama ya. Gue dan Nina jemput lo."

"Tapi Nil...."

"Udah gak apa-apa. Ngak usah sungkan. Kita kan sudah berteman. Pokoknya sebentar malam gue jemput lo. Lo siap-siap aja ya. By."

"Tunggu Nil...."

Tettt... Tettt....

Belum selesai Ai bicara, Nila sudah mematikan panggilannya.

"Yah, dimatiin. Apa aku pergi aja kali ya. Nggak enak juga sama Nila."

*

Malam harinya, usai shalat isya, Ailin bersiap-siap dengan pakaian sederhana. Ia berdandan seperlunya, dengan rambut dikucir. Selesai bersiap-siap, ia menunggu Nila datang menjemputnya. Tidak berapa lama menuggu, terdengar suara mobil berhenti di depan rumah. Tanpak Nila dan Nina sudah datang.

COBRAWhere stories live. Discover now