coretan semesta || bagian 4

72 73 9
                                    

"Mencintaimu adalah luka yang paling indah."

~dari Fajar untuk Senja~

>>>||<<<

Senja tengah duduk dipinggir lapangan. Ia memainkan ponselnya sambil menunggu Langit selesai latihan basket.

Sesekali ia mengalihkan pandangannya dari ponsel untuk melihat aksi Langit. Walupun dilihat dari segi manapun dan dalam keadaan apapun. Anak laki-laki yang satu ini tetap lah tampan. Bahkan tingkat ketampanannya bertambah berkali-kali lipat saat ia tengah berkeringat.

Senja terkekeh. "Pantes aja anak-anak satu sekolah suka iri kalo liat gue bareng Langit, dia ganteng soalnya" gumam Senja.

Saat Senja menoleh lagi ketempat dimana Langit berdiri tadi, Langit sudah tak ada di sana. Senja mengernyit bingung.

"Siapa yang ganteng?" Tanya Langit yang sudah duduk disamping Senja.

Senja terkesiap. Ia gugup sekaligus kaget. Kenapa Langit bisa ada disampingnya, bukanya tadi Langit tengah bermain basket di lapangan?

"Ja?" Panggil Langit.

"Eh," Senja tersadar dari lamunannya.

"Gue nanya, kok malah ngelamun?!" Langit menatap wajah Senja. "Ngelamunin apa hm?"

Senja tersenyum kikuk. Gak mungkin kan kalo gue ngomong lagi ngelamunin dia, yang ada dia malah kepedean nanti. Batin Senja.

"Nggak kok" sanggah Senja. "Siapa yang ngelamun?" Alibinya.

Langit menaikkan sebelah alisnya. Ia tak mau ambil pusing, ia pun membantu Senja untuk bangun dan merangkulnya.

"Ya udah, pulang yok" ajak Langit. Senja mengangguk, dan berjalan beriringan menuju parkiran.

Dari kejauhan Fajar tersenyum miris. "Lo nolak ajakan gue, karena mau bareng dia?" kekeh Fajar. "Pas gue yang nunggu, lo bilang gak minta ditungguin. Tapi kalo nungguin dia mau. Senja, Senja, mau sampe kapan lo giniin gue?" monolog Fajar. "Tapi tenang aja, gue gak bakal nyerah kok, Ja. Lo itu semestanya gue. Mau lo bersikap kayak gimana pun, gue bakalan tetep cinta dan ngejar lo" lanjut Fajar kemudian berlalu dari tempat itu.

Lintang yang berada tak jauh dari Fajar hanya menggeleng pelan. Ia tak habis pikir dengan sahabatnya yang satu ini. Sudah tau sakit, kenapa masih saja terus dikejar.

"Mental lo kuat banget, Jar. Gue berharap semoga semesta ngasih yang terbaik buat lo. Semangat"

>>>||<<<

Kejadian hari ini membuat Fajar benar-benar kesal dan kini ia tengah melampiaskan kekesalannya dengan bermain futsal. Ya sekarang ia berada di lapangan futsal miliknya -milik orang tuanya lebih tepatnya. Bersama Bintang sang kakak dan Lintang sang sahabat. Mereka kini tengah adu skill.

Fajar bermain dengan emosi. Bintang yang melihatnya pun nampak heran dengan tingkah sang adik.

"Lintang" panggil Bintang. Lintang menoleh.

"Kenapa kak?" tanya Lintang.

"Si Fajar kenapa? Gak kayak biasanya dia main pake emosi"

"Ooh. Itu, biasa lah bang" jawab Lintang. "Senja biang keladinya" lanjut Lintang.

Bintang hanya menggeleng. "Ngegalauin Senja rupanya" gumam Bintang. Bintang pun berjalan menghampiri Fajar yang sedang menekuk wajahnya.

Bintang menepuk bahu Fajar. Fajar refleks menoleh.

"Kenapa kak?" sahut Fajar lesu.

"Lo kenapa?" Bintang berbasa-basi.

"Nggak"

coretan semesta || dari Fajar untuk Senja [slow update]Where stories live. Discover now