coretan semesta || bagian 7

46 47 3
                                    

Atlas kini berjalan paling belakang untuk menggiring dua kubu yang membuat keributan tadi menuju ruang BK.


Sepanjang perjalanan menuju ruang BK ia mendapat banyak cacian serta makian dari kedua kubu. Namun Atlas tak membalas mereka, toh ini memang sudah tugasnya sebagai ketua OSIS untuk mengamankan oknum yang sudah membuat  keributan diarea sekolah. Lagi pula itu salah mereka sendiri, pikir Atlas.

"Pak ketos" panggil Galaksi.

"Hm" gumam Atlas.

"Lo bawa kita ke BK, emangnya guru BK-nya udah dateng apa?" lanjut Galaksi.

"Tau nih. Ini masih pagi cok" timpal Astroid.

"Menurut lo?" sinis Atlas. Kemudian ia mendorong semua oknum yang bermasalah itu untuk masuk kedalam ruang BK.

Baru saja mereka sampai didepan pintu, mereka sudah dihadiahi tatapan garang serta mengintimidasi dari guru BK yang terkenal galak seantero CAKRAWALA.

Mereka tercengang. Dengan susah payah Langit menelan salivanya.

Mampus gue, Senja udah marah. Terus gue kena hukum. Ini semua gara-gara si garis Khatulistiwa. Batin Langit geram sambil sesekali menoleh pada sang pembuat onar.

"Ada apa ini?" suara itu terdengar menggelegar keseluruhan ruangan.

"Mereka membuat keributan dikoridor, pak" adu Atlas.

Dasar ketos tukang ngadu

Cepu lo

Sialan

Si anjim, bisa-bisanya kalo ngomong

Gue karate juga mulut lo ye

Nyesel gue ladenin si biang kerok

Kurang lebih seperti itu suara hati dari para oknum yang telah membuat onar tadi.

"Sepagi ini?" guru BK itu seakan tak percaya. "Ck ck ck" guru itu menggelengkan kepalanya. Ia menatap satu persatu murid yang bermasalah itu. "Hukuman apa yang pantas untuk murid brandal seperti kalian ini?!" guru itu menimang sejenak. Kemudian mengangguk singkat. "Berdiri dilapangkan sambil menghormat pada bendera sampai jam pelajaran kedua berakhir!"

"Hah??"

"Bapak gila ya?!"

"Yang bener aja?!"

"Ini masih pagi lho"

"Seenaknya kalo ngasih hukuman"

Brakkk

"DIAM. DISINI YANG GURUNYA ITU SIAPA?"

"Bapak" ucap mereka serempak.

"YANG BERHAK NGASIH HUKUMAN SIAPA?"

"Bapak"

"YANG WAJIB MELAKSANAKAN HUKUMAN SIAPA?"

"Ba-"

Belum selesai mereka menjawab, guru BK itu sudah mengarahkan tatapan tajam, mereka pun berlari keluar dari ruang BK untuk menghindari amukan dari guru garang tersebut.

coretan semesta || dari Fajar untuk Senja [slow update]Where stories live. Discover now