[28] "Roh Kedua"

4.3K 974 70
                                    

"Aku akan memberikanmu dua kali lipat jumlahnya, berjaga-jaga jika pemanggilanmu gagal dan kamu bisa mencobanya lagi."

Cale menerima dua botol kaca air suci yang diserahkan Petugas di Ruang Penyediaan. Anak bangsawan itu tidak pernah menolak barang gratis, maka dengan senang hati diterimanya. "Terima kasih, Nyonya."

Petugas wanita yang memperhatikan Cale memasukkan botol kaca ke dalam kantung sihirnya turut tersenyum lembut. Dia sudah mendengar kabar bahwa peringkat pertama tes di kalangan murid baru tahun ini diraih dengan hasil menakjubkan oleh bangsawan muda yang rendah hati.

"Jangan berkecil hati jika kamu gagal, datanglah lagi untuk mengambil air suci. Lain kali kamu kembali, tidak perlu membawa surat dari jurusanmu dan langsung saja melapor padaku. Aku akan menyiapkannya untukmu."

"Aku menghargai tawaran Nyonya, terima kasih banyak tapi aku akan berusaha tidak akan merepotkan lebih dari ini." Cale tidak mau namanya diingat sebagai Spiritualist yang gagal berturut-turut dalam pemanggilan dan menghabiskan bahan di Ruang Penyediaan. Walau bahannya gratis, tetap saja dia akan dikritik jika terlalu boros dalam penggunaan.

Melihat tanggapan serius anak itu, petugas wanita mengangguk dengan senyum hangat. Dia senang sekali bertemu bangsawan muda yang tidak serakah serta enggan terbuai dengan manfaat besar. Anak kecil di hadapannya juga tampak optimis. Setiap aspek tentang dirinya membawa kepuasan bagi orang dewasa yang sudah banyak menyaksikan anak-anak bangsawan dengan keangkuhan selangit.

Tanpa Cale ketahui, kesan baiknya terus menumpuk tinggi di mata petugas wanita itu.

"Sisa bahan harusnya ada di lab jurusan," gumam Cale membawa langkahnya kembali menuju wilayah jurusannya.

Setibanya dia di halaman Jurusan Spiritulist, Cale memutuskan mencari Profesor Sayeru terlebih dahulu sebelum mengumpulkan semua persiapan.

"Ke mana lagi Profesor itu pergi?" keluh Cale tak kunjung menemukan sosok pria dewasa yang dicarinya.

Wilayah Jurusan Spiritualist mungkin tidak seluas Jurusan Ksatria mau pun Jurusan Sihir yang menjadi dua jurusan teramai. Meski begitu, tempatnya masih terhitung sangat megah untuk dihuni segelintir murid.

Sejauh ini, Cale sendiri belum melihat ada murid selain dirinya sendiri di tempat ini.

Dia pernah bertanya pada profesornya perihal keberadaan murid lain, tetapi Sayeru hanya tersenyum tanpa arti dan berkata, "Kamu akan bertemu anak-anak nakal itu nanti saat mereka sedang bosan."

Dibimbing oleh Sayeru semusim penuh membuat Cale menyadari makna bosan yang diutarakan profesornya. Bosan setara dengan tidak ada pekerjaan yang bisa dilakukan, yang mana dapat dikatakan jika semua murid Spiritualist lainnya kini memiliki sesuatu untuk dilakukan. Cale menyimpulkan bahwa mereka sedang terlibat kegiatan luar, meninjau tidak satu pun yang pernah kelihatan batang hidungnya.

"Para senior pasti ada yang bergabung dengan Tim Penaklukan," gumam Cale yakin.

Tidak banyak informasi tentang kelompok senior dalam novel dan sejauh yang Cale ketahui, tidak pula ada murid yang masuk ke Jurusan Spiritualist di tahun kedua dan tahun pertama. Itulah yang seharusnya terjadi jika tak ada perubahan, sayangnya tahun pertama kali ini ada pengecualian dengan kebangkitan mendadak Cale. Maka yang tersisa murid Spiritualist lainnya pastilah dari kalangan senior tahun ketiga atau ke atas.

Sebab tak kunjung menemukan keberadaan Sayeru, Cale memutuskan pergi mengumpulkan bahan dan melakukan percobaan pemanggilan secara pribadi.

"Manusia, apa kamu tidak ingin menunggu profesor beruang itu?"

Sejak melihat Sayeru memanggil beruang kutub besar, Naga Hitam mengubah penyebutan gelar profesor tersebut dengan menyematkan nama beruang.

"Tidak ada bedanya mau dia ada atau tidak," jawab Cale tak ambil pusing.

[BL] The Bride of Crown Prince (AlCale)Where stories live. Discover now