[66] "Amarah Sayeru"

3.7K 708 109
                                    

Cale menunduk, memungut pedang Choi Han. Dia memandang sejenak pantulan dirinya di bilah logam yang tajam. Refleksi yang memandangnya balik terlihat sangat asing. Anak bangsawan tersebut spontan merengut kecil. "Berat."

Pedang yang Choi Han miliki cukup besar untuk anak seusianya. Bobotnya juga tak main-main. Cale tidak bisa membayangkan dirinya akan mengayunkan pedang semacam ini di tengah pertarungan, memikirkannya saja sudah membuat lengan kanannya sakit.

"Ah, maafkan saya." Choi Han bergegas maju hendak mengambil kembali pedangnya.

Cale mengulurkan pedang itu lantas memperhatikan bagaimana Choi Han kembali menyarungkannya ke dalam sarung pedang berwarna hitam yang berukir elegan. Tadi Cale sempat melihat ada lambang keluarga Henituse di bilah dekat gagang pedang.

Senyum Choi Han sedikit meningkat tatkala dia memberitahu tanpa menyembunyikan rasa hormatnya, "Nyonya Countess memberikan ini secara pribadi pada saya. Menurut beliau, pedang ini ditempa oleh penempa terbaik di Henituse."

Sekarang Cale mengerti segalanya. Selera estetika Violan memang dapat terbukti dari bagaimana wanita itu akan berhasil mengangkat pamor berbagai kegiatan seni baik dalam bidang melukis hingga pahatan serta lain sebagainya di masa depan. Lewat inisiatif Violan, banyak seniman mulai diberdayakan hingga kebudayaan seni yang kental akan menjadi salah satu ciri khas wilayah Henituse yang tak pernah gagal menarik atensi berbagai bangsawan kerajaan.

Di lain sisi, Cale mengagumi kecermatan ibu tirinya. Wanita itu tampaknya memahami kesenjangan antara bangsawan dan rakyat biasa sehingga dia mengirim Choi Han dengan penampilan yang tak kalah dengan putra bangsawan lain seakan ingin membuktikan jika keluarga Henituse akan selalu memberi yang terbaik untuk orang-orang mereka.

Cale tidak suka memperpanjang masalah jadi dia mulai memandang sekitar lalu pergi menarik diri duduk di tepi koridor. Tidak peduli bagaimana lantai berdebu, anak laki-laki itu dengan tenang bersila sembari menyandarkan punggungnya. Naga Hitam turut mengapakkan sayap kemudian mengambil tempat di atas pangkuannya.

"Choi Han, ayo ke sini! Aku dan Manusia membeli banyak pai apel! Mari kita berbagi."

Choi Han meragu sejenak sebelum beringsut mendekat. Dia segera disodorkan sepotong pai apel dari tangan naga kecil yang tampak riang, jelas sekali dia sedang dalam suasana hati yang bagus.

Cale sendiri kini mulai menggigit sepotong pai apel yang menjadi bagiannya. Dia tidak keberatan makan lagi. Di Akademi tak ada Ron yang akan menegurnya jika dia berani makan makanan manis dalam jumlah banyak.

"Lagipula aku tak perlu khawatir sakit, Cry tidak akan membiarkanku terkena diabetes."

Senyum anak laki-laki yang tengah menyamar sedikit merekah. Dia mengangguk kecil menikmati rasa pai yang memenuhi rongga mulutnya.

Menyaksikan Cale, Choi Han tersadar jika tujuan tuan mudanya memang tanpa alasan khusus, ini tak lebih dari seorang anak kecil yang pergi menyelinap untuk menikmati kudapan ringan. Choi Han menahan senyumnya ketika dia ikut makan juga sambil sesekali bertukar kata dengan Naga Hitam yang bertanya ramah bagaimana rasanya masuk Jurusan Ksatria.

"Jadwalmu ternyata lebih padat darinya. Tapi Choi Han sangat rajin, kamu masih selalu mempertimbangkan waktu berlatih. Tidak seperti manusia lemah itu yang kerjanya mempertimbangkan waktu tidur."

Cale melirik tanpa ekspresi naga kecil yang menyinggungnya terang-terangan. Tatapan Cale jelas menyuratkan apa yang salah dengan tidur?

"Manusia istirahatmu itu terlalu banyak. Kamu bisa tidur dua belas jam sehari dan masih terlihat lelah besoknya!"

Cale menjawab dengan wajah lurus. "Aku kan lemah makanya aku butuh istirahat yang banyak."

Naga Hitam masih tidak sependapat tapi dia juga tidak bisa menyalahkan lebih jauh karena baginya memang benar Cale terlalu lemah, sangat lemah sampai-sampai Naga Hitam ingin anak manusia itu jauh lebih memperhatikan diri sendiri dan berhenti bersikap lalai.

[BL] The Bride of Crown Prince (AlCale)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang