[89] "Ruang yang Tersegel"

682 175 27
                                    

"Aku pernah mendengar sebuah cerita lama, keluarga Thames mengalami tragedi yang tidak terelakkan. Kejayaan mereka sudah sirna dan malangnya, sejarah pun tidak menuliskan nama serta prestasi mereka." Eruhaben merasa prihatin di hatinya. "Dunia tidak mengenal seberapa besar beban yang ditanggung keluarga Thames selama ini."

Namun, semua perlakuan itu tak menjadi persoalan bagi keluarga Thames sebab turun-temurun mereka memang tidak pernah sekali pun mendambakan kekuasaan. Mereka adalah orang-orang yang berhasil meraih kekaguman Eruhaben. Manusia yang bersungguh-sungguh mengabdikan diri mereka tanpa pamrih.

Eruhaben selama ini hanya mengawasi seisi dunia dari jauh, dia tidak melibatkan diri pada urusan manusia dan tidak pula mengikutsertakan dirinya pada gejolak di sekitar. Mau itu jatuh bangunnya suatu negara, Eruhaben tetap bergeming.

Oleh karena itu, meski kabar kejatuhan keluarga Thames tiba di telinganya, Eruhaben hanya bisa menyayangkannya tanpa ada niat mengulurkan tangan. Namun, dia tetap menaruh harapan besar sebab Eruhaben yakin selama ada keturunan yang bertahan hidup, keluarga itu tak akan pernah menemui akhir.

"Kamu seharusnya menjadi generasi terakhir dari keluarga Thames, bagaimana bisa kekuatan turun-temurun keluargamu untuk melihat masa depan tidak ada padamu?"

Bukankah kenyataan ini lebih menyedihkan dibanding jatuhnya keluarga itu?

"Seorang Thames tanpa kekuatan melihat masa depan sama seperti burung tanpa sayap. Tidak tahukah kamu bahwa setiap keturunan Thames saling terhubung dengan pendahulu mereka lewat kekuatan shaman? Tanpa kemampuan itu sama saja seperti memotong garis panjang yang dibangun leluhurmu."

Cale terdiam seribu bahasa. Dia tidak tahu bagaimana cara membela dirinya karena faktanya dia memang tidak memiliki kemampuan seperti itu. Ibunya juga tidak pernah menyebutkan soal kekuatan menerawang ....

"Ah, tidak. Ibu pernah menyebutkannya."

Mendadak Cale teringat di masa lalu ada saat di mana ibunya bertanya apakah dia pernah menyaksikan hal yang tidak biasa? Serupa memimpikan sesuatu tapi dalam keadaan sadar?

Namun, itu hanya sekali saat usianya lima tahun dan ibunya tidak pernah lagi bertanya padanya.

Cale ingat apa kata ayahnya pada ibunya saat itu.

"Mungkin bukan sekarang waktunya. Tidak masalah, tunggu saja. Kamu jangan khawatirkan itu." Begitu ujaran Deruth yang mengelus punggung istrinya.

Namun, hingga detik ini Cale sama sekali tidak pernah menyaksikan hal yang ganjil. Dia hidup dengan sangat normal.

"Glutton, katakan padaku. Apa aku yang kamu kenali dulu pernah punya kekuatan shaman?"

"Aku menyesal mengatakan ini tapi maaf, sampai kamu dewasa kamu tidak ditakdirkan untuk itu. Kekuatan shaman itu tidak diwariskan padamu, Cale."

Itulah kenyataannya.

Dia tidak bisa menampik realitas ini. Cale mengembuskan napas pelan. "Sebagaimana saya tidak bisa memilih akan dilahirkan di keluarga mana, kekuatan turun-temurun ini juga di luar kekuasaan saya."

Cale menjeda sejenak, jika berbicara soal keinginan leluhurnya, dia bisa paham tanpa perlu memiliki kekuatan shaman.

"Saya memang harus meminta maaf pada leluhur saya jika kekuatan ini benar-benar terputus di saya. Namun, satu hal yang pasti." Cale mendongak menatap lurus ke wajah naga kuno. "Meski pengetahuan saya tentang keluarga Thames kurang, saya tahu satu hal terpenting yang secara turun-temurun mereka harapkan dan saya bisa berjanji, saya akan mencari cara menuntaskan masalah ini."

Sejak awal, dia tidak berniat sama sekali untuk membiarkan kutukan garis darah ini terus berlanjut. Cale bersumpah akan mengakhirinya.

"Dengan begitu, saya harap semua leluhur saya bisa tenang di keabadian."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[BL] The Bride of Crown Prince (AlCale)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang