Chapter 2 : Park Chanyeol

1K 150 16
                                    

Cabang keluarga Park di Benua Timur,

Min Seok, salah satu pelayan dikeluarga Park, tergesa-gesa memasuki halaman tempat tinggal tuan mudanya. Mendobrak pintu dan masuk tergopoh-gopoh, menemukan si tuan muda sedang duduk menikmati segelas teh hijaunya.

Menyadari tindakannya sembrono dan lancang menganggu waktu santai tuannya, ia buru-buru membungkuk dalam dan berucap, "Maaf Tuan Muda, hamba lancang menganggu waktu istirahat anda."

Chanyeol, sang tuan muda berkata dengan tenang. "Berdiri tegak, aku baru menyuruhmu keluar dari halamanku selama lima hari mencari informasi di keluarga ini, tapi kau sudah bertindak sekaku itu lagi denganku.

Min Seok menegakkan badannya dan menjawab malu-malu. "Saya paham, Tuan Muda."

"Jadi, berita apa yang kau dengar belakangan ini."

Min Seok berkata, "Tuan Muda, ada dua hal penting yang sedang ramai dibicarakan keluarga Park. Pertama, Paman anda akan mengadakan perjamuan dengan keluarga Gyuk. Seperti yang Anda tahu, Paman Anda telah lama melamar anak bungsu keluarga Gyuk untuk Tuan Muda. Meskipun menurut kabar putri keluarga Gyuk tersebut enggan menikahi Tuan Muda, tetapi, dengan iming-iming harta peninggalan Ibu anda yang berharga putri keluarga Gyuk melunakkan sikapnya. Tetapi hamba tidak berpikir dia akan semudah itu menikah dengan Tuan Muda, mungkin paling masuk akal keluarga tersebut akan mengajukan hubungan pertunangan lebih dulu."

Chanyeol mengerutkan kening, ekspresi wajahnya yang biasa-biasa saja berubah menjadi tertarik. "Kenapa menurutmu begitu?"

"Tuan, ini masih argumen awal hamba. Anak bungsu keluarga utama Gyuk itu terkenal dengan kecantikannya, ada kabar dia titisan Dewi Kecantikan itu sendiri. Banyak pembudidaya lain memuja putri ini, dikatakan setiap ucapannya memiliki magnet yang menarik lelaki untuk menurutinya. Jadi, hamba pikir, dia akan berusaha mendekati Tuan terlebih dahulu karena harta-harta tersebut."

"Aku memiliki banyak harta yang ditinggalkan Ibuku, batu aura, keping emas, juga ada harta sihir lainnya. Apa kira-kira yang paling dia inginkan jika memang mendekatiku?" tanya Chanyeol.

"Itu, sudah pasti tusuk konde kupu-kupu. Kabar Tuan Muda memiliki tusuk konde itu sejak lama sendiri sudah memikat hati pembudidaya wanita. Bahkan di keluarga ini sendiripun banyak yang menginginkan tusuk konde tersebut."

Tusuk konde kupu-kupu harta sihir yang dibuat penyuling tahap kulminasi rendah menggunakan bahan emas putih. Berguna sebagai senjata pertahanan yang akan membingungkan penglihatan musuh saat menyerang sang pengguna tusuk konde. Selain itu memiliki efek memperindah tampilan sehingga banyak pembudidaya wanita ingin memilikinya.

Chanyeol mengangguk-angguk setuju. Pemikiran Min Seok sejalan dengan apa yang ia pikirkan. Putri keluarga Gyuk itu, ia baru melihatnya sekali, dan saat pertemuan pertama mereka putri itu memandangnya begitu jijik. Sehingga saat mengetahui ia menerima lamaran pamannya, Chanyeol langsung memikirkan hal apa dari hartanya yang menarik perhatian putri dan keluarga Gyuk.

"Apa aku akan dilibatkan dalam pertemuan itu?"

"Saya mendengar begitu Tuan. Penatua ketiga, mengatakan Anda perlu dilibatkan sebagai orang yang akan menikah."

"Apa lagi yang Penatua Ketiga katakan?"

"Tidak banyak, dia hanya mempertanyakan apakah Anda akan senang dengan perjodohan ini. Namun saudara kedua Ibu anda itu, menjawab bahwa mana mungkin Tuan akan menolak pilihannya, katanya dia sudah menjadi pengganti orang tua setelah kepergian Ibu anda."

Chanyeol tersenyum sinis. "Penatua ketiga memang selalu masuk akal. Sebaliknya, Paman ku itu selalu bertindak sesuka hatinya. Karena mengira hidupku tidak akan lama lagi ia sengaja menjualku kepada keluarga Gyuk dengan bujukan akan membagi rata harta peninggalan Ibuku, benar begitu, Min Seok?"

Min seok mengangguk.

Semua orang memang memperkirakan umur pendek Chanyeol, akibat aliran spirit dalam tubuhnya terhenti, sehingga elemen yang biasa digunakan para pembudidaya tidak dapat diserap tubuh Chanyeol.

Andai saja Chanyeol tidak mempelajari teknik bela diri, mungkin umurnya tidak akan terpangkas sedemikian rupa dan bisa hidup dalam beberapa dekade sebagai manusia fana. Akan tetapi, karena kegigihannya mempelajari seni bela diri meski levelnya tetap mandek dalam tahap warrior bintang dua, dan dipastikan tak akan bisa naik lagi. Hal tersebut mengikis umurnya akibat spirit dipaksa menerima ilmu bela diri yang membutuhkan banyak energi alam dari elemen.

"Kalau begitu, apa berita kedua yang kau dengar?" tanya Chanyeol meninggalkan topik pertama.

"Berita ini baru saja keluar beberapa saat lalu. Penatua Kedua akan keluar dari pertapaanya."

Chanyeol mengangkat sebelah alisnya. "Terakhir kali Penatua Kedua adalah ahli bela diri tahap master level tiga, apa sekarang dia sudah naik level ke-empat?"

"Saya pikir Penatua Kedua berada di master ke-empat akhir, tidak lama lagi memasuki master tingkat lima."

Chanyeol terdiam sebentar, sebelum mengucapkan kalimat yang tidak lagi terasa asing bagi Min Seok.

"Sangat lemah, orang tua itu sudah memasuki pertapaan selama setengah tahun tapi hanya bisa sampai tahap tujuh akhir. Tunggu ketika lautan elemenku tidak lagi tersegel, maka tahap seni bela diriku akan melampaui mereka."

Min Seok diam-diam menghela napas, sikap sombong ini adalah momok tersendiri untuk tuannya. Selain karena fakta wajah tuannya separuh berwarna merah darah sejak kecil, mereka juga membenci cara bicara dan sikap tuan mudanya yang tidak mengganggap penting orang lain di matanya.

Hanya sedikit dalam hidup Min Seok mendengar tuannya memuji individu lain. Bahkan orang-orang yang dipuji itu tidak atau belum pernah menunjukkan kekuatan hebatnya dihadapan pembudidaya lain.

"Untuk ukuran pembudidaya lain, kenaikan Penatua Kedua sudah sangat cepat, Tuan muda. Mungkin memang tidak sebaik Anda, tentu saja jika spirit anda tidak tersegel," ujar Min Seok.

"Hmm, teruskan pekerjaanmu. Pastikan untuk terus terlihat netral, dan jangan biarkan orang lain mengetahui kau sengaja kukirim ke halaman utama untuk menjadi mata-mataku," perintah Chanyeol.

"Hamba laksanakan, Tuan Muda. Tetapi, jika boleh tahu, sampai kapan saya harus membaur dengan mereka?"

Chanyeol tersenyum lebar penuh kesombongan. "Tunggu sedikit lagi, setelah calon istriku yang asli datang, kau akan aku kembalikan ke sini melayaninya."

Min Seok berkata mantap dengan mata berbinar, "Baik Tuan."

Di halaman lain tempat tinggal paman Chanyeol, seorang wanita berpakaian dengan warna mencolok berjalan masuk.

"Saudariku, ada apa kau datang mengunjungiku?"

Wanita itu menjawab, "Kakak kedua, aku sedang mengkhawatirkan sesuatu. Apa Chanyeol tidak akan menolak pernikahan yang kau tentukan?"

"Kenapa harus? Ingat, kita berdua dan Ibunya adalah saudara satu ayah, meski tiri, itu tidak merubah fakta kita tetap berbagi darah yang sama. Setelah kepergian Ibunya kita berdua secara otomatis dapat dihitung sebagai orang tuanya, kalau bukan mendengarkan kita siapa lagi yang bisa mengaturnya?"

"Tapi Kakak, kau tahu sendiri sikap anak itu seperti apa, aku takut dia akan menciptakan masalah untuk kita."

"Kau tenang saja, setelah Kakek keluar siapa Chanyeol yang bisa mengelak? Kakek masih Penatua keluarga ini, bahkan tingkat bela dirinya lebih tinggi dari Penatua lain. Bahkan dengan bantuan Penatua Ketiga-pun, dia tidak punya alasan untuk menolak pernikahan ini."

"Aku harap seperti itu. Akan lebih baik dia segera mati, agar harta sihir yang berharga di tangannya bisa jatuh ke tangan kita."

"Aku juga mengharapkan itu."

----------o0o----------


Typo dan kesalahan lainnya silahkan dikoreksi.

Chanbaek is real

30 September 2022

CHERISH : Light Of Flame [CHANBAEK] ✔Where stories live. Discover now