[BAB 11] Xieyun dan Teratai Putih

841 115 18
                                    

"Sangat aneh."

Wei Wuxian menjawab, "Dia nampak normal."

"Sangat menyebalkan."

Kini Tangsan yang merespon. "Menurutku dia orang yang baik."

"SANGAT JELEK!"

Moran memukul belakang kepala Xieyun dan berkata, "Kalau dia jelek, kau apa?! Pantat panci?!"

Xieyun mendengus kesal sembari mengusap-usap bagian kepala yang kena pukul kakaknya.

Saat ini keluarga Wangxian sedang makan siang di salah satu paviliun terbuka Gusu Lan. Wangji, Wei Wuxian, Moran, Xieyun, dan Tangsan merasakan angin sepoi-sepoi akhir musim panas sembari menikmati sup teratai buatan Wangji.

Selain itu, mereka juga memiliki kegiatan lain, yaitu mengamati gerak-gerik pendatang baru di pelataran depan paviliun tempat mereka berada.

Shi Ying sudah menghabiskan makan siangnya. Ia kini bermain bersama murid-murid cilik Gusu Lan yang sedang istirahat.

Lianhua juga ada di sana. Satu-satunya anak perempuan dalam kelompok bermain mereka itu sedang dengan manjanya bergelayut di kaki Shi Ying.

"Hahaha! Kak Shi Ying! Ayo tunjukkan pada kami trik lain dari Moling Su," ujar anak kecentilan itu.

Shi Ying tertawa. "Hahaha. Oke. Sekarang, ayo melingkar di sekelilingku dan lihat baik-baik."

Semua anak pun mengikuti kata-katanya dan dengan manis menunggunya membuat trik entah apa.

Shi Ying pun mulai melambaikan tangan membuat gerakan lembut di udara. Ia melakukannya dengan halus seolah tanpa memerlukan energi yang besar.

Tiba-tiba saja, sepercik cahaya keperakan keluar dari jemarinya. Cahaya itu bagai asap dupa sejenak sebelum mengumpul di udara dan membentuk kupu-kupu perak.

"Wah! Sangat indah!" ujar semua anak dengan mata berbinar.

Pertunjukan tak berhenti sampai di situ. Ia membuat tak hanya satu kupu-kupu, tapi ribuan. Semua kupu-kupu itu menari di antara daun yang berguguran, menggelitik pinggang anak-anak, bahkan hinggap di hidung mungil Lianhua untuk menggodanya.

Melihat antusiasme para juniornya membuat Xieyun membuang muka. "Hmph! Aku juga bisa membuatnya. Ah, bahkan semua orang di Gusu bisa melakukannya kalau mereka mau. Trik murahan."

Shi Ying mendengar gerutuan Xieyun dan tersenyum. Ia mengarahkan tangannya pada paviliun terbuka dan menerbangkan seekor kupu-kupu yang lebih indah dari yang lain untuk menghampiri Xieyun. Kupu-kupu itu secara halus mengecup pipi kiri Xieyun sebelum hinggap di jari sang kultivator.

"Shi Ying! Jauhkan kupu-kupu ini dariku!"

Wei Wuxian tertawa melihat anaknya yang kesal hanya karena hal sepele seperti itu. Ia mengode suaminya dengan menaikkan satu alisnya dan berkata, "Lihat anakmu, Lan Zhan. Sepertinya ada yang sedang jatuh cinta."

Xieyun tersedak ludahnya sendiri mendengar perkataan sang papa. "APA?! Apa maksud Papa adalah aku dan dia? Pfft! Dugaan macam apa itu?! Yang ada, aku membencinya. Sangat membencinya!"

"Eits!" ujar Wei Wuxian menghentikan gerutuan anaknya. "Hati-hati, Xieyun. Benci bisa lho jadi cinta. Lan Zhan adalah bukti nyatanya. Siapa yang menyangka pria tampan satu ini punya empat anak dengan musuhnya di masa sekolah. Iya, tidak?"

Telinga Wangji memerah setelah berhasil digoda belahan jiwanya namun ia tidak mengatakan apapun.

Kalau sudah mode saling merayu seperti itu, anak-anak Wangji dan Wei Wuxian seketika senyap dalam kecanggungan. Mereka akan sibuk dengan diri mereka sendiri, atau dalam kasus hari ini memakan sup teratai dalam diam ...

Xieyun Si Bocah Tengil [Keluarga WangXian]Where stories live. Discover now