Putri's speaking...

18.6K 3.5K 424
                                    

kota ini terlalu sesak. kota ini terlalu sesak untuk menampung malam-malam panjang yang kita sesap di trotoar bersama air putih dingin dari lemari es minimarket. kota ini terlalu sesak untuk menampung ledakan cahaya setiap kali kita menertawakan bayangan matahari terbit di garis cakrawala. kota ini terlalu sesak untuk menampung perasaan-perasaan bebas yang melayang di udara menanti untuk ditembakkan pada pencurinya.

kota ini terlalu sesak untuk kita.

(kita butuh kapasitas semesta)

.

.

.

Puisi orisinal "kita butuh kapasitas semesta" ada di buku sebelah, konjungsi. Aku tulis awal tahun dan baru sadar it somehow represents one of our favorite couple, Ale-Kenan.

Buat pembaca baru (halo!), Ale-Kenan adalah salah satu main couple di A+, bukuku sebelumnya. Sejujurnya ini bisa dibilang spin-off, tapi kalian bisa tetep baca buku ini secara terpisah kok. Kalau kalian orangnya sabar dan nggak gampang jantungan, kalian juga boleh baca A+ duluan. Dari sana kalian bakal paham kenapa Ale-Kenan layak punya semestanya sendiri.

Nulis Ale-Kenan sebenarnya complicated. Narasi Ale grusak-grusuk, mentah, semua perasaannya gamblang dan kadang nggak bisa dituang lewat kata-kata. Ale nggak pernah jago main kata. Sebaliknya, narasi Kenan hati-hati. Observan. Sempurna. Kenan cek dua kali perasaannya dan picky soal frasa.

Dua individu ini superoposisi. Mungkin satu-satunya yang bikin mereka bersatu padu, ya waktu. Dan... trauma.

Aku pernah mikir kenapa couple mereka lebih enak disebut Ale-Kenan daripada Kenan-Ale. Karena Ale selalu mendominasi, iya nggak sih? Ale-Kenan itu tigaperempatnya Ale marah-marah sama hidup, sisanya Kenan maksa jadi yang terbaik.

Bahkan di tengah konflik A+ yang ruwet dan nggak selesai-selesai itu, dinamika mereka udah mencuri perhatian. Kita semua tahu Ale-Kenan punya masa lalu dan latar belakang keluarga yang kompleks. Tapi mereka juga punya power sejak awal cerita.

Itu yang mereka nggak punya di buku ini.

Ada yang bilang kamu nggak bener-bener kenal sama seseorang sampai kamu lihat dia di titik terendahnya. Di versi terkacaunya.

"Kita Butuh Kapasitas Semesta" sengaja ditulis dalam rangka mengenal Ale-Kenan seutuhnya.

Kalau soal Bas Kara... itu beda lagi. Nanti kamu bisa lihat sendiri.

Udah siap?

Kita Butuh Kapasitas SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang