38.BUKAN HEWAN

5 0 0
                                    

Di kamarnya, Catherine masih melampiaskan kemarahannya pada seluruh barang-barang miliknya yang ada disana. Dirinya begitu membenci Renata yang dinilai sudah berani menggoda Zefan.

"Dasar wanita gatal!" umpat Catherine sembari mengacak acak tempat tidurnya.

Setelah cukup lama bergulat dengan emosinya, akhirnya Catherine berhenti dan duduk di lantai bersandar di tempat tidur. Bagaimanapun Zefan hanya miliknya, dan akan selalu begitu sampai kapanpun. Dan untuk membalas dendam atas sakit hatinya pada Renata, Catherine berencana untuk membuat perhitungan padanya. Catherine pun segera menghubungi salah satu temannya dan meminta tolong agar membantunya memberikan perhitungan pada Renata.

"Aku mau semua berjalan mulus! Jika tidak, aku pastikan kalian tidak akan mendapat apa yang kalian mau, mengerti?!" ucap Catherine di telpon.

"Tenang saja, aku janji semua akan beres dan berjalan seperti yang kamu minta. Siapkan saja apa yang aku mau," Balas seseorang di ujung telepon itu.

Setelah itu percakapan mereka di telepon berakhir. Catherine dengan wajah sembab akhirnya menorehkan senyum licik. "Tunggu saja pembalasanku, Renata!" ucapnya kemudian.

Sementara Barbie dan Renata yang kini tengah asyik merebah tubuh mereka di atas tempat tidur kamar Barbie hanya memfokuskan diri pada layar televisi di depan mereka. Acara New York fashion show yang telah lama mereka nantikan akhirnya disiarkan juga. Keduanya sampai tidak berkedip karena terlalu fokus pada beberapa model yang tengah melakukan catwalk di atas panggung megah. Dengan balutan beberapa perancang internasional semua model itu berkacak pinggang menunjukkan setiap nyawa dari gaun yang mereka kenakan.

Barbie dan Renata sama-sama mengamati setiap rancangan busana yang ada disana. Beberapa kali mereka memiliki kesamaan dalam menentukan gaun mana yang terlihat bagus di mata mereka.

"Rancangan Giorgino Armani memang tidak pernah mengecewakan!" seru Barbie yang sedari dulu mengidolakannya.

Giorgio Armani adalah salah satu merk fashion terkenal asal Italia yang sudah berdiri sejak tahun 1975. Gaya fashion Armani ini terbilang cukup unik, namun setiap rancangannya selalu terlihat mewah. Hal inilah yang membawa nama Armani menjadi perusahaan fashion terkenal di Italia. Hingga kini Armani selalu menjadi inspirasi bagi para desainer muda di dunia. Salah satunya Barbie Graciella Wibowo.

"Yaps! Kamu benar, Bie. Giorgio Armani memang keren. Donatella Versace pun begitu. Mereka berdua masuk ke dalam salah satu dari sepuluh nama Fashion Designer terkenal di dunia!" imbuh Renata.

Barbie mengangguk setuju. Mereka pun melanjutkan menonton acara fashion show tersebut sampai selesai.

Riyanti dan Stevano juga sibuk di ruang keluarga setelah makan malam. Keduanya makan malam berdua karena Barbie dan Renata memilih untuk makan malam di kamar.
Riyanti dan Stevano membicarakan tentang rencana kepergian mereka untuk menghadiri acara pernikahan Hani, kakak Renata. Stevano sudah mengajukan cuti untuk dapat terbang ke Bali bersama dengan Riyanti juga Barbie. Sedangkan Riyanti masih harus menyelesaikan beberapa pesanan roti dan kue yang sudah masuk ke toko sebelum menutup orderan selama ia pergi.

"Jadi- kita semua harus segera berkemas. Aku sudah mengajukan cuti selama 3 hari agar kita bisa sekalian liburan keluarga. Sudah lama juga kita nggak liburan bertiga," kata Stevano pada sang istri yang diikuti dengan tatapan tidak percaya dari Riyanti.

"Kamu serius, Mas? Aku kira kamu hanya izin cuti sehari. Kamu nggak lagi ngerjain aku, kan?" tanya Riyanti masih tidak percaya dengan ucapan suaminya.

Stevano tersenyum lalu memegang tangan Riyanti. Menatapnya dan berkata, "Tentu tidak, Sayang. Aku serius. Kita ke Bali sekalian liburan. Meskipun hanya tiga hari nggak apa-apa, kan?"

Riyanti tersenyum bahagia. Rupanya sang suami telah merencanakan untuk berlibur bersama dengannya juga Barbie.

"Apa Barbie sudah tahu hal ini, Mas?" tanya Riyanti lagi.

"Belum, aku belum mengatakan hal ini kepadanya. Aku ingin memberi tahu kamu terlebih dulu," terang Stevano yang membuat Riyanti tersipu malu.

Suaminya itu memang bukan pria tukang gombal sejak dulu. Tapi setiap mendengar ucapan Stevano yang begitu apa adanya membuat Riyanti selalu saja tersipu malu. 

"Baiklah, besok pagi kita berdua bicara sama Barbie. Dia pasti senang. Kamu benar, Mas. Kita sudah cukup lama tidak menghabiskan waktu bersama berlibur ke tempat jauh. Terimakasih ya, Mas?" Ujar Riyanti terharu mengucapkan terimakasih kepada suaminya karena  bahagia.

***

"Bik ... Bibik ...." panggil Catherine yang tengah mencari asisten rumah tangganya.

Tidak lama kemudian, salah satu pembantunya keluar dari dapur dan segera menghampirinya.

"Iya, Non. Ada yang bisa Bibik bantu?" tanya pembantu itu setelah berada di depan Catherine.

"Kamu pembantu baru, ya?" tanya Catherine setelah mengetahui bahwa wajah orang yang ada di depannya itu asing baginya.

"Betul, Non. Saya pembantu baru di rumah ini. Nama saya Murni, saya baru dua hari disini," ujar pembantu itu sopan mengenalkan dirinya.

Sementara itu Catherine hanya mengamati penampilan pembantu barunya itu dari atas sampai bawah.

"Oke. Aku rasa cukup perkenalannya. Aku lapar, aku mau makan. Tapi aku nggak mau makan sayur dan buah aja. Aku mau makanan yang mengenyangkan. Jadi segera siapkan," pinta Catherine setelah itu.

Dirinya benar-benar merasa lapar karena seharian telah marah-marah dan lupa untuk makan.

"Maaf, Non. Tapi- Nyonya besar sudah berpesan kepada saya untuk selalu menyiapkan makanan Non Catherine sesuai dengan yang ada di list ini," terang Murni si pembantu baru itu.

Mendengar ucapan Murni, Catherine mendengkus kesal. Ia juga cepat-cepat mengambil buku catatan kecil yang ada di tangan Murni kemudian membacanya. Dan benar saja, semua yang ada di dalam sana adalah apa saja makanan dan minuman yang harus disiapkan untuknya. Tidak ada satu pun makanan yang disukainya. Selalu dan selalu saja sang mama membuat hidupnya seperti neraka.

"Argh!! Memangnya aku ini hewan! Kenapa semua selalu harus atas keinginannya!" Sentak Catherine kesal karena ulah Veronica.

Murni hanya tertunduk ketakutan melihat majikannya yang tiba-tiba marah. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Meski sudah dijelaskan sebelumnya bagaimana sikap majikannya itu oleh semua pembantu yang sudah bekerja lama disana. Tetap saja Murni merasa terkejut setengah mati setelah mengetahuinya secara langsung.

Catherine kemudian pergi meninggalkan Murni dengan membawa buku catatannya. Setelah berada di dalam kamarnya, Catherine segera meraih jaket, tas, dan kunci mobilnya yang berserakan di atas lantai karena imbas dari amukannya tadi. Ia segera turun dan keluar meninggalkan rumah. Dia benar-benar dibuat kesal juga marah atas sikap mamanya.

Rasa laparnya membuat ia cepat-cepat mengendarai mobil ke arah salah satu pusat makanan yang terkenal ramai dikunjungi. Dirinya ingin melampiaskan kemarahannya lewat makanan-makanan itu.

No Tears Left To Cry (SELESAI)Where stories live. Discover now