71.MASIH PEDULI

0 0 0
                                    

Seperti yang sudah direncanakan sebelumnya setelah pulang kuliah, Diska dan Amora pergi menjenguk Catherine yang dirawat disana.

Di kamar perawatan, Catherine hanya sibuk bermain gadget miliknya. Dua hari di rumah sakit selalu ia gunakan untuk bermain game online. Itu semua ia lakukan agar bisa sejenak melupakan beban hidup yang dirasakannya.

Sejak kejadian kemarin, Veronica dan Martin masih belum datang lagi menjenguknya. Mereka juga sama sekali tidak mencoba menghubungi Catherine.
Tentu saja hal itu tidak mungkin bagi Catherine karena ulahnya kemarin kepada kedua orangtuanya. Catherine tahu jika mama papanya marah atas apa yang dilakukan. Tapi Catherine tidak peduli dan justru merasa damai tanpa mereka berdua.

Jika butuh apapun, Catherine masih bisa meminta pembantunya yang sengaja diminta untuk menemaninya di rumah sakit tanpa harus berhubungan langsung dengan papa mamanya yang hanya sibuk dengan urusan mereka sendiri.

Setibanya di rumah sakit, Diska dan Amora segera menuju rumah informasi, mereka menanyakan kamar Catherine dirawat. Setelah mendapat apa yang diminta, mereka berdua berjalan mencari ruangan itu. Dibantu salah satu petugas rumah sakit, mereka akhirnya berdiri tepat di depan pintu kamar Catherine. Amora masih enggan untuk masuk ke dalam dan bertemu dengan orang yang dulu pernah menjadi temannya. Tapi Diska kembali membujuk agar Amora mau masuk bersamanya.

Beberapa kali mengetuk pintu kamar, akhirnya wanita paruh baya membukakan pintu dan tersenyum menyapa mereka berdua. Lalu mempersilahkan keduanya masuk ke dalam dan duduk di sofa kamar. Sementara Catherine yang kelelahan akibat bermain gadget terlihat tertidur pulas.

"Mbak Surti, Catherine gimana kondisinya?" tanya Diska yang mengenal baik salah satu pembantu Catherine.

"Sudah jauh lebih baik dari sebelumnya Non Diska. Kemarin tidak sadarkan diri lama sekali, Alhamdulillah setelah itu bangun kondisi Non Catherine lebih baik." Terang Mbak Surti.

Diska tersenyum lega. Amora hanya diam saja tidak ikut berkomentar apapun. Ia hanya melihat ke arah Catherine yang terbaring di atas tempat tidur rumah sakit penuh arti.

"Tante Veronica dan om Martin bagaimana? Apa mereka sudah datang kesini?" tanya Diska lagi.

"Sudah kemarin, tapi hari ini belum. Mungkin Nyonya dan Tuan sedang sibuk pagi ini, jadi bisa saja nanti siang baru datang," jawab Mbak Surti mencoba ikut menyembunyikan kebenaran dari keluarga Catherine.

Walaupun Catherine selama ini sering membuatnya sakit hati dan jengkel atas perlakuannya, tapi Mbak Surti kasihan dan simpati pada anak majikannya itu setelah mengetahui bagaimana keluarga mereka. Tidak ingin mengumbar aib keluarga Catherine, Mbak Surti justru sebisa mungkin menjaga agar orang lain tidak tahu kebenaran yang ada.

"Oh… syukurlah kalau mereka sudah datang. Aku kira Tante Veronica dan om Martin tidak tahu hal ini. Biasanya mereka di luar negeri sibuk dengan pekerjaannya," ucap Diska yang masih terlihat care pada Catherine.

Mbak Surti menawarkan minuman pada Diska dan Amora, tapi mereka menolak. Mereka mengatakan bahwa mereka hanya ingin melihat keadaan Catherine saja. Mbak Surti senang karena tahu jika Diska dan Amora masih peduli dengan majikannya, padahal ia tahu betul bahwasanya hubungan pertemanan di antara mereka sudah tidak terjalin baik.

"Kalau begitu, apa mau saya bangunkan Non Catherine supaya Non Diska dan Non Amora bisa bicara?" tanya Mbak Surti kemudian.

"Tidak usah, Mbak. Biarkan saja Catherine istirahat. Sepertinya dia kelelahan sekali akibat main gadget," kata Diska yang paham dengan Catherine.

"Iya, nggak usah. Biar dia tidur aja. Biar cepat sembuh," sahut Amora yang sejak tadi diam seribu bahasa.

Diska tersenyum senang mendengar ucapan Amora yang masih peduli dengan Catherine meski sejak awal menolak untuk tidak peduli.

Karena hari sudah sore, Diska dan Amora pamit pulang. Tapi sebelum itu, Mbak Surti bertanya apakah nanti dirinya harus mengatakan jika mereka datang berkunjung saat Catherine bangun dari tidurnya. Baik Diska dan Amora keduanya saling berpandangan beberapa saat, lalu akhirnya mereka sama-sama mengangguk. Mbak Surti tersenyum senang mengetahui hal itu.

***

Zefan yang fokus bermain basket ditemani Renata berhasil memasukkan banyak poin di pertandingan persahabatan yang diadakan pihak BEM kampus mereka. Renata berulang kali memberikan semangat kepada kekasihnya itu dengan tepuk tangan dan sorakan meriah. Tentu saja Zefan semakin bersemangat mencetak gol.

Biru yang juga turut melihat pertandingan persahabatan itu hanya menunjukkan ekspresi datar khas dirinya. Matanya sejak tadi sibuk melihat ke sekeliling ruangan, mencari sesuatu yang amat sangat ingin dilihatnya. Tentu saja sosok Barbie.
Sejak Biru berhasil menjerat Catherine dalam permainannya, Biru dan Barbie sama sekali jarang bertemu apalagi bicara. Itu semua karena Barbie membuat jarak pada dirinya. Terlebih saat Zefan dan Renata kembali bersama, hal itu membuat Barbie menarik diri dari semua yang biasa dilakukannya di kampus. Biru tahu bagaimana Barbie kecewa atas Renata yang dianggap sebagai sahabat busuk. Tapi Biru yang tahu kebenaran di antara Zefan dan Renata tidak menyalakan Renata, juga tidak bisa berbuat apa-apa karena Barbie enggan bertemu dengannya. Meskipun sekedar membalas sapaan lewat sosial media yang ia kirimkan.

Biru juga tidak bisa mengejar Barbie karena hatinya masih ada Zefan. Apalagi kini semua orang tahu bahwa ia dan Catherine dekat. Itu juga yang menjadi salah satu alasan Barbie menjauhi dirinya. Semua yang dilakukan Biru untuk mengungkap kasus kecelakaan Barbie dan Renata yang masih belum menemukan ujung. Pihak kepolisian juga sudah berusaha membantu, namun nihil informasi. Karena itu, Biru nekat bertindak dengan caranya sendiri yang diyakini bisa mengungkap apa yang dicarinya selama ini.

Pertandingan basket usai, kemenangan atas gol Zefan terakhir menjadi persembahan hebat untuk kampus mereka. Renata menghampiri Zefan dan memberikan botol air minum serta mengelap keringat kekasihnya itu di tengah lapangan setelah pertandingan. Setelah keduanya go public atas hubungan mereka berdua beberapa waktu lalu, baik Zefan dan Renata tak sungkan lagi memamerkan kemesraan mereka di depan semua orang. Kecuali saat ada Barbie, mereka saling menjaga jarak sebisa mungkin agar Barbie tidak sakit hati. Meski sebenarnya mereka tahu gadis itu akan sakit hati melihat mereka bersama menjadi pasangan kekasih.

Di kampus juga kini semua orang tahu jika Renata dan Barbie tidak lagi bersahabat. Mereka berdua sudah mulai terbiasa menjadi bahan pembicaraan. Begitu juga Catherine dengan Diska dan Amora yang tidak lagi berteman. Namun siapa yang berani menggunjing Catherine jika ingin mendapat masalah. Karena itu semua orang lebih suka menggunjing Renata dan Barbie secara terang-terangan daripada Catherine.

Zefan dan Renata menghampiri Biru yang masih duduk berdiam di tempatnya. Mereka menyapa pemuda dingin itu secara bersamaan.

"Hai, BI!" sapa Zefan dan Renata.

"Hai," jawab Biru membalas sapaan mereka.

"Bagaimana pertandingannya tadi, luar biasa, bukan?" tanya Zefan meminta komentar Biru.

"Ya, cukup sengit. Tapi kamu berhasil. Hebat, selamat atas kemenangannya," ujar Biru pada Zefan.

"Thanks, Bro! Semua ini juga karena Renata. Dia paling kenceng masih semangat tadi. Makasih ya Sayang," ucap Zefan memuji kekasihnya itu.

Renata tersenyum malu. Zefan selalu berhasil membuat wajahnya memerah dengan kalimatnya.

No Tears Left To Cry (SELESAI)Where stories live. Discover now