Four

135 25 37
                                    

                          🐨🐨🐨🐨

Dengan langkah terseok, pemuda itu berusaha menggerakkan kakinya dengan bantuan sebuah tongkat. Soohyuk baru saja kabur dari ruang rawatnya untuk melihat keadaan Taeyeon yang dia dengar masih kritis.

Lelaki itu hanya mengalami patah tulang kaki kanan dan luka-luka kecil di sekitar tubuhnya. Berbanding terbalik dengan kondisi Taeyeon saat ini. Karena memang jika sepeda motor mengalami kecelakaan, kemungkinan besar penumpanglah yang akan mendapat luka lebih parah.

Hampir sampai di depan ruang ICU, tubuh Soohyuk tiba-tiba tersungkur karena pukulan seseorang pada wajahnya. Soohyuk yang tak berdaya, tentu tak bisa melawan.

"Brengsek kau!" Jiyong menendang bahu Soohyuk hingga lelaki itu kembali tersungkur.

"Aku sudah merelakannya untukmu. Tapi apa yang kau perbuat?" ingin kembali memukuli tubuh Soohyuk, namun tangan Jessica dengan cepat menahan lengan Jiyong agar tidak melakukan hal di luar batas.

Mendorong tubuh Soohyuk menjauh. Jessica berdiri kokoh di hadapan Kekasih kakak kembarnya yang masih terduduk di lantai. Menatap lelaki itu dengan mata merahnya.

"Kau..." Jessica meneteskan air matanya. Mengingat bagaimana keadaan Taeyeon saat ini, ingin sekali Jessica membunuh Lelaki di hadapan nya ini yang menjadi penyebab rasa sakit kembarannya itu. Tapi sayangnya Jessica masih waras untuk melakukan hal keji seperti itu.

"Jangan pernah muncul di hadapan Kakak kembarku lagi. Aku tidak akan sudi melihatmu bersamanya," ujar Jessica lalu melangkah menjauh. Memilih duduk dengan wajah lesu di samping kakek dan neneknya.

.......

Empat orang itu masih ada di depan ruang ICU hingga menjelang malam. Nenek dan Kakek Jessica, serta Jiyong yang tak mau meninggalkan rumah sakit.

Kondisi Taeyeon saat ini masih dalam pemantauan intensif. Sedikitpun belum menunjukkan tanda-tanda akan segera sadar.

"Halmeoni, bisakah aku titip Taeyeon padamu? Ada hal yang perlu ku urus. Besok pagi aku akan kembali." Ujar Jessica meminta ijin kepada Neneknya. Bukan dia lancang karena menyuruh Nenek serta Kakek mereka untuk menjaga Taeyeon. Tapi saat ini Jessica sedang dalam keadaan genting.

"Tidak apa-apa, Nak. Pergilah." Im Eunhee mengusap surai hitam milik cucunya. Sama sekali tak keberatan jika dia harus menjaga Taeyeon hanya bersama suaminya malam ini.

"Ingin ku antar?" tawar Jiyong ketika melihat Jessica mulai membereskan barang-barangnya.

"Tidak. Aku bisa naik bus," tolak Jessica tanpa menoleh kearah pemuda Kwon itu. Menurutnya dia aneh sekali. Tadi saat Jessica memaksanya untuk pulang, Jiyong menolak. Tapi saat Jessica ingin pergi, dia juga ingin ikut pergi.

"Ini sudah malam. Kau akan aku antar." Ujar Jiyong yang seakan tak menerima penolakan.

"Harabeoji setuju dengan Jiyong. Ini sudah malam, kau kan---"

"Arraseo, aku akan pergi bersamanya." Jessica memotong ucapan kakeknya karena malas mendengar ocehan lelaki tua itu.

Setelah memberikan ciuman singkat pada masing-masing wajah kakek neneknya, Jessica benar-benar pergi dari rumah sakit itu. Meninggalkan tatapan sendu dari kedua orangtua ayahnya itu.

"Kau sudah menghubungi Woosung ?" tanya Eunhee pada suaminya.

"Aku bahkan sudah memukulnya. Tapi dia memilih tak datang." Sahut Haejin terlihat putus asa. Tak tahu lagi harus dengan cara apa agar membuat anaknya sadar akan seberapa berharganya seorang anak.

.......

Pagi hari menyapa. Hari ini, Jessica memutuskan tak pergi ke sekolah. Ingin menggantikan Kakek dan Neneknya untuk menjaga Taeyeon, karena itu memang janjinya malam tadi.

Ego [Revisi + Hiatus]Where stories live. Discover now