42.🤍 (Bonchap 1/2🔞)

20.4K 1.2K 96
                                    

Seorang pria tampan yang masih tertidur dipagi hari ternyata tidak terganggu dengan teriakan sang istri. Ia menggeram, menutup seluruh tubuhnya dengan selimut ketika suara teriakan semakin menggema.

"JAEHYUNIE!!!"

"KAU MASIH BELUM BANGUN?!"

"HYUNGG!!"

"CEPAT BANGUN DAN BANTU AKU!"

Jaehyun berdecak, ia sibak selimutnya kasar karena kesal. Menggerutu ketika ia melangkah menuju dimana asal teriakan itu, walaupun didalam hati, sebenarnya ia takut akan kena omel lagi. Jika Taeyong sudah mengomel, maka bibir tipis itu akan terus berbicara, bahkan ketika ia sudah pulang dari kantor. Itu kebiasaan yang Jaehyun hapal selama beberapa bulan pernikahan ini.

Jaehyun membuka pintu kamar mandi yang tidak dikunci, karena sepertinya, istri cantiknya itu sedang mandi. Dan benar saja, Jaehyun melihat Taeyong yang berdiri dengan sabun yang memenuhi tubuh polosnya. Perutnya yang membuncit tertutup penuh oleh busa sabun. Ya benar. Taeyong hamil lima bulan, dan Taeyong jadi berubah semakin sensitif karena kehamilannya. Jika faktor marah-marah itu, bukan karena hamil, memang sejak awal, Taeyong sudah suka marah-marah.

Jaehyun mengucek matanya. Pemandangan Taeyong telanjang didepannya, itu sudah biasa ia lihat, bukan karena seberapa sering mereka berhubungan badan, tapi karena Taeyong yang suka keluar masuk kamar mandi tanpa handuk. Hah, Jaehyun juga tidak mengerti kenapa.

"Apa yang perlu kubantu?"

"Kau tidak melihat aku sedang apa?" Tanya Taeyong balik dengan dahi yang menyerngit kesal.

Jaehyun mengangkat sebelah alisnya, "Mandi?"

"Kau tahu itu! Kemari dan bantu aku keramas!"

"Hanya keramas? Kau bisa melakukannya sendiri, tanpa membangunkan ku," Jaehyun mendengus.

"Kau tidak lihat, hah? Tanganku sedang sibuk menyabuni tubuhku, tidak bisa sambil keramas!"

"Lakukan secara bergantian, sayang. Setelah menyabuni tubuhmu, kau bisa mengeramasi rambutmu, seperti biasanya."

"Yak!" Taeyong memekik, botol shampo ditangannya ia lempar, membuat Jaehyun terkejut. "Jadi, kau tidak mau membantuku ya?!"

"Y-ya, aku mau," jawab Jaehyun takut. Ia pungut botol itu, lalu berjalan mendekati Taeyong, berdiri tepat dibelakangnya.

Rambut Taeyong sudah basah, jadi Jaehyun tuangkan sedikit shampo ditangannya, lalu ia usapkan pada kepala Taeyong. Untung saja, Taeyong lebih pendek darinya, jadi Jaehyun mudah melakukannya.

"Kau tidak menyabuni tubuhmu?" Tanya Jaehyun, ketika melihat kedua lengan Taeyong yang hanya tergantung disisi tubuhnya, tidak melakukan apapun.

"Aku selesai dengan tubuhku."

Jaehyun menghela nafas, dan mencoba tersenyum iklhas. Taeyong menatapnya dari pantulan cermin didepan mereka, bisa gawat jika Taeyong melihat wajah malasnya.

Jaehyun mengusak rambut Taeyong dengan pelan, ya menurut Jaehyun sudah pelan, tapi kepala Taeyong sampai terdongak ketika Jaehyun mengusap kepalanya dari depan hingga kebelakang.

Taeyong mendesis, "Bisakah kau melakukannya dengan benar?"

"Ini sudah benar," ucap Jaehyun, dan tanpa sengaja busa yang mengalir mengenai mata Taeyong. Taeyong memejamkan matanya, saat rasa perih mulai terasa, tangannya yang masih penuh sabun malah ia usapkan kematanya karena refleks, tapi lupa jika tangannya masih bersabun.

"Aaaa mataku!"

"Air! Air! Hyung, aku butuh air!"

Jaehyun yang panik pun segera mengusap mata Taeyong dengan tangannya dan semakin membuat Taeyong menjerit.

TAEYONGIE - JAEYONG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang