5. Because of Promise

103 4 0
                                    

"Kim Doyoung, mulai saat ini kamu jadi pacarku!" Seru Yuta secara tiba-tiba, dengan suara yang lantang, dan sukses membuat suasana kantin yang ramai, berubah menjadi hening, ketika Yuta yang notabennya King of bullying memberikan cinta yang setara ultinatum kepada Doyoung.  Bahwa hari ini Doyoung adalah kekasih Yuta.

Semua murid menjadi khawatir apabila Yuta dan Doyoung menjadi sepasang kekasih. Quuen dan King benar-benar menyatu kalau begitu, dan bullying di sekolah ini pasti semakin parah. Tapi tak sedikit juga yang mendukung, bila mereka menjalin kasih. Mereka itu sama dan cocok satu sama lain.

"Tiba-tiba? Kau habis minum apa? Jangan mengada." Ucap Doyoung, lalu melanjutkan acara makannya kembali.

"Aku tidak bercanda. Mulai hari ini kau jadi kekasih-ku! Dan untuk kalian semua yang ada di sini?! Jangan pernah mendekati Doyoung, atau--"

"Atau apa?" Sahut suara husky yang mulai memasuki area kantin. Siapa lagi kalau bukan Taeyong, yang mempunyai suara berat seperti ini.

Taeyong dan Yuta memang sama-sama memiliki deep voice. Taeyong yang lebih ke tipe husky voice, sedangkan Yuta lebih ke tipe bariton voice.

"Aku akan tetap mendekati Doyoung." Tambah Taeyong.

"Dia kekasih-ku!" Sentak Yuta.

"Tapi dia tidak menjawab pernyataan cinta-mu! Kau hanya mengklaimnya secara sepihak." Balas Taeyong.

"Aku tidak perduli dengan jawaban yang dia lontarkan! Yang terpenting saat ini, Kim Doyoung itu kekasih-ku!" Sentak Yuta.

"Kalau begitu aku juga tidak perduli dengan ancaman yang dirimu berikan. Aku akan selalu dekat dengan Doyoung, karena aku juga menyukainya." Ucap Taeyong, yang sukses membuat suasana kantin menjadi ramai, namun situasi tegangnya pun tidak redah.

"Kamu pilih siapa? Taeyong atau Yuta?" Seru Jungwoo, berbisik kepada Ten.

"Taeyong." Sahut Ten.

"Kalau gitu aku Yuta. 100 ribu won, deal?" Tantang Jungwoo, mengeluarkan uang 100 ribu Won.

Ten yang melihat itu pun langsung mengeluarkan uang yang ada di sakunya juga. Menyatukannya dengan uang milik Jungwoo. "Deal!" Balas Ten.

Taeyong dan Yuta saling menatap dalam diam, seakan mereka berbicara melalui tatapan mata.

"Apakah kalian telah selesai menyelesaikan dramanya?" Seru Doyoung, yang saat ini sudah menyelesaikan acara makannya, ia juga sudah minum tadi.

Ia pun mulai beranjak dari duduknya, berdiri di hadapan Yuta dan Taeyong. "Ini bukan Wattpad. Apakah kalian pikir aku akan tersentuh dengan pengakuan cinta kalian berdua? Aku akan bingung mau pilih yang mana di antara kalian berdua? Atau kalian menunggu aku untuk menjawab maaf, kalian berdua terlalu baik untukku. Aku tidak ingin merusak pertemanan kalian, aku tidak ingin kalian bertengkar? Hahaha terlalu polos sekali jalan pikiran kalian." Seru Doyoung.

Doyoung pun mulai menjulurkan kedua tangannya, menepuk pundak Yuta dan Taeyong. "Selamat berjuang untuk mendapatkan cinta aku. Kita lihat siapa yang mati terlebih dahulu, di antara pertengkaran kalian dalam memperebutkan diriku." Seru Doyoung, lalu mulai pergi meninggalkan area kantin. Sedangkan Ten dan Jungwoo melongo melihat itu.

Doyoung terus melangkahkan kakinya menuju rooftop sekolah. Mengeluarkan sebungkus rokok, dan juga korek yang sengaja ia taruh di dalam sofa bekas yang ada di sini. Ia mulai menyalakan korek itu, mendekatkannya ke rokok, dan mulai menghisapnya setelah rokok itu menyala.

"Bukannkah aku sudah bilang kalau aku tidak suka melihat dirimu merokok?!" Sentak Yuta, yang baru saja datang, dan langsung menghancurkan semua rokok yang Doyoung pegang.

Doyoung hanya bisa pasrah ketika melihat rokoknya yang di hancurkan Yuta lagi. Sudah dua bungkus pria ini menghancurkan rokok miliknya. Entah harus sampai berapa bungkus ia harus menahan kesabarannya karena pria ini yang terus menghancurkan rokoknya.

"Apakah kau menyukai Taeyong?" Tanya Yuta tiba-tiba. Menggeser Doyoung sedikit, agar dirinya bisa duduk di samping teman wanitanya ini.

"Pertanyaan yang dirimu lontarkan ini, sangat tidak penting." Dengus Doyoung.

"Berati benar kau menyukai dirinya." Hardik Yuta, yang suka menyimpulkannya sendiri.

"Apakah semua ini karena aku menolak pernyataan cintamu?" Tebak Doyoung, yang di balas anggukkan kepala dari Yuta.

"Lalu apa yang membuat dirimu menolak diriku, selain dirimu yang menyukai Taeyong? Hanya dia yang bisa menyaingi diriku. Tidak ada siswa lain yang bisa menyaingi ketampanan, kekayaan, dan juga kepintaran-ku selain Lee Taeyong. Maka dari itu aku simpulkan kau menyukai dirinya." Seru Yuta, yang langsung mendapat pukulan dari Doyoung di kepalanya.

"Bodoh! Aku menolak dirimu bukan karena aku menyukai Taeyong. Aku hanya tidak menyukai kalian berdua." Seru Doyoung.

"Kenapa? Apa yang kurang dari diriku? Kau tau, kita akan jadi pasangan paling terbaik di sekolah ini! Raja dan Ratu akhirnya menyatu!" Seru Yuta.

"Kau pikir ini dongeng kerajaan! Aku hanya tidak menyukai kalian saja." Seru Doyoung.

"Kalau begitu, aku akan melakukan berbagai cara agar dirimu menyukai diriku." Seru Yuta, dengan senyuman yang sering ia tampilkan saat bersama dengan Doyoung.

"Sebaiknya jangan berusaha." Ucap Doyoung, yang sukses merubah raut wajah Yuta.

"Kenapa? Kau membenci aku ya? Ah, bukan cuma aku kan? Kau juga membenci Taeyong." Tanya Yuta bingung.

"Kenapa harus membenci kalian berdua. Kalau masalah membenci Taeyong, itu bukannya dirimu, ya? Kau membenci Taeyong bukan?" Balas Doyoung.

"Tentu saja kau membenci aku dan Taeyong, karena kita berdua telah melanggar janji yang kita bertiga buat. Janji akan selalu bersama." Seru Yuta.

Iya! Dulu Doyoung, Yuta, dan juga Taeyong itu sahabat dekat. Mereka bertiga hidup rukun, dan jarang sekali di terpa masalah yang serius di dalam persahabatan mereka. Mereka juga berjanji akan selalu bersama. Janji yang sangat mudah di ucapkan, namun sangat sulit di terapkan.

Terbukti dengan perginya Yuta dan Taeyong dari kehidupan Doyoung, membuat janji mereka hanya sekedar janji. Taeyong yang lebih memilih untuk pergi ke Korea bersama keluarganya. Serta Yuta yang pergi ke Jepang bersama keluarganya. Tinggal lah Doyoung yang masih di sini, yang mengharapkan mereka kembali namun rasanya mustahil.

Sampai akhirnya mereka di pertemukan kembali di sekolah menengah atas, setelah berpisah selama beberapa tahun. Mereka bertiga memang telah berkumpul kembali. Namun semuanya sudah berbeda rasa.

Terlebih saat ini Taeyong dan Yuta sedang saling membenci satu sama lain, serta Doyoung yang telah berubah. Doyoung, bukan lah Doyoung yang dulu. Ceria, riang, baik hati dan menggemaskan.

"Ah aku baru ingat kalau kita pernah membuat janji seperti itu." Dusta Doyoung.

Bohong kalau dirinya tidak mengingat janji itu. Janji itu adalah janji yang selalu ada di ingatan dia. Janji itu juga lah yang menjadi salah satu alasan dirinya berubah. Dirinya yang menjadi seperti ini.

BESTFRIEND? IT'S BULLSHIT! - TAEDOYUTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang