9. This is Your Fault, Not My Mother

65 3 0
                                    

*byur* siraman air yang Doyoung dapatkan ketika dirinya sedang tidur.
Ia langsung terbangun karena hal itu. Bukan hanya bangun, ia langsung di tarik keluar oleh tangan kekar itu.

Siapa lagi kalau bukan Ayahnya, Kim Baekhyun. Ayahnya yang tiba-tiba menyiramnya, dan langsung menyeretnya keluar dari kamar.

Dengan tertatih, ia langsung menyamakan langkah sang ayah yang menuruni anak tangga.

Setelah sampai di ruang keluarga, sang ayah langsung melempar dirinya begitu saja. Membuat tubuhnya merasakan sakit karena bertabrakan dengan lantai. Begitu juga kepalanya yang bertabrakan dengan sudut meja.

Ia yakin kalau saat ini kepalanya sudah berdarah. Ia langsung meringis, ingin beranjak dari jatuhnya namun tertahan ketika sang ayah melemparkan ponsel milik ayahnya tepat di wajahnya.

"Lihat akibat ulah yang kamu buat! Saham Appa turun drastis!" Sentak sang ayah.

Doyoung mengerutkan dahinya bingung. Apa masalahnya dengan saham dan dirinya. "Lalu apa salahku?! Kenapa aku yang jadi kena imbasnya hanya karena saham perusahaan turun?!" Balas Doyoung.

Ayahnya menyeringai mendengar perkataan puterinya. Ia langsung saja menyalakan televisi yang ada di ruang keluarganya. Tepat ketika televisi menyala, acara televisi itu langsung menampilkan wajahnya yang sedang terjerat berbagai konflik yang terjadi, dan membuat saham di perusahaan turun. Ia membelalakan matanya ketika melihat berita yang menanyangkan yang tidak-tidak tentang dirinya.

"Bagaimana bisa seorang anak dari keluarga Kim melakukan hal semacam ini?!" Teriak sang ayah penuh amarah.

"Bekerja part time, Masuk ke dalam bar, balapan liar?! Berapa banyak lagi masalah yang kau torehkan di luar sana?! Apalagi masalah yang akan kamu ciptakan setelah ini Doyoung?! Atau jangan-jangan kau sudah hamil dan pernah mengugurkan kandungan-mu?!" Tuduh sang ayah, yang sukses membuat dirinya marah.

Ayahnya berhasil memancing amarahnya muncul. "Yak! Aku mungkin memang nakal dan suka membuat masalah! Tapi aku tidak mungkin melakukan hal itu!" Teriak Doyoung, menangkal semua tuduhan ayahnya.

"Lalu untuk apa kamu masuk ke dalam bar?! Menjual keperawanan-mu kepada pria hidung belang hah?!" Sentak sang ayah lagi, dan sukses membuat anaknya membelalak tak percaya.

Hatinya terasa sangat sakit ketika Baekyun, yang notabennya Appanya sendiri, mengatakan hal itu kepada dirinya. Ia seperti tidak mempunyai harga diri.

Orang yang seharusnya melindungi dirinya. Orang yang seharusnya membuat dirinya senang. Orang yang seharusnya terlihat seperti pahlawan untuk anak perempuannya, justru orang yang menyakitinya.

"Yak! Memangnya aku itu Tifannt yang menjual keperawanannya kepada pria hidung belang seperti dirimu?!" Teriak Doyoung murka.

"Jangan pernah melibatkan orang lain ke dalam masalah yang kau buat!" Peringat sang ayah.

Doyoung terkekeh mendengarnya. "Masalah yang aku buat?! Aku membuat masalah juga karena kau! Kalau saja kau tidak bertindak sejauh ini, aku tidak akan membuat masalah yang akan merusak citra keluarga baikmu yang telah kau bangun selama ini!" Teriak balik Doyoung.

"Lagi pula memang keluarga kita tidak sebaik itu! Publik harus tau siapa keluarga Kim yang sebenarnya! Keluarga yang hanya ada pria hidung belang dan wanita pelacur seperti kalian!" Sambung Doyoung.

*plak* satu tamparan mendarat mulus di rahang Doyoung.Tamparan yang sangat keras dan juga kasar, membuat bibirnya mengeluarkan darah karena tamparan itu. Ia mematung sejenak ketika sang Appa berhasil mendaratkan tangannya di pipi kanannya.

"Jaga perkataan-mu, Kim Doyoung! Appa tidak pernah mengajarkan dirimu untuk berkata seperti itu!" Sentak Baekhyun.

Doyoung mendecih mendengar perkataan sang ayah. "Memangnya kau mengajarkan diriku Apa? Cara berselingkuh di belakang istrinya, dan cara menghamili perempuan lain? Itu yang kau ajarkan kepadaku bukan?!" Sentak Doyoung lagi, yang sukses membuat dirinya mendapatkan tamparan kedua.

"Apakah ini yang Eomma-mu ajarkan kepada dirimu?! Kau jadi anak kurang ajar kepada Appa-mu sendiri!" Ucap sang ayah.

"Jangan pernah melibatkan Eomma-ku dalam semua tindakan yang aku lakukan! Bagaimana bisa Eomma mengajari diriku hal itu semua di saat dirinya sedang terbaring lemah di brankar rumah sakit!"

"Kalau kau mau menyalahkan seseorang? Kau harus menyalahkan dirimu sendiri! Kau lalai dalam mengurus diriku dan mengurus rumah tangga-mu!"

"Memangnya kau pernah mengajarkan aku apa? Kau tidak pernah mengajarkan apapun kepadaku tentang kebaikan sedikit pun! Jadi jangan salahkan aku kalau aku tumbuh menjadi seperti ini!"

"Apa yang kau ajarkan?! Kau selalu sibuk dengan perselingkuhan dirimu dengan Tiffany! Kau terlalu sibuk dengan keluarga baru-mu! Pantaskah dirimu menyalahkan Eomma-ku?!"

"Kau sudah berani membantah perkataan Appa! Bukannya merenungkan kesalahan-mu, kau malah menyalahkan orang lain atas apa yang kau perbuat!" Sentak sang ayah.

"Aku tau aku salah! Tapi ini bukan kesalahanku sepenuhnya! Kau juga ikut andil ke dalam permasalahan yang aku perbuat! Apakah salah kalau aku bekerja sebagai part time?"

"Salah! Bagaimana bisa seorang anak dari keluarga Kik bekerja part time! Apa yang akan orang lain katakan? Orang lain akan mengira kalau keluarga kita bangkrut karena kau bekerja sebagai part time! Orang lain akan mengira kalau aku tidak pernah memberi dirimu uang yang cukup! Kau membuat nama baikku tercemar, Kim Doyoung!"

"Dan apalagi ini? Kau ke bar di saat usia-mu belum legal? Bar mana yang mengizinkan anak sekolahan seperti dirimu masuk ke dalam bar?!"

"Dan balapan liar? Kau sukses mencoreng nama baikku, Kim Doyoung! Bagaimana bisa seorang anak dari keluarga Kim melakukan balapan liar yang hanya di lakukan oleh berandalan yang tidak mempunyai moral dan etika?!"

"Terus apa yang akan kamu lakukan sekarang? Semua ini sudah terjadi bukan?! Kau mau berbuat apa kepada diri-ku?! Kau ingin mengunci diriku di kamar?! Menyiramku di dalam bath up? Memukul diriku? Apa?!" Teriak Doyoung, mengambil cambuk di ruang kerja ayahnta, lalu memberinya ke ayahnya.

"Cambuk aku sekarang! Bukan-kah ini yang selalu kau lakukan ketika aku berbuat kesalahan?! Bukankah ini yang kau lakukan ketika aku mencoreng nama baik-mu?! Cambuk aku! Aku sudah sangat terbiasa akan hal ini!"

"Sayang, udah. Jangan di marahin lagi Doyoung-nya. Dia masih remaja sayang. Di umur dia yang segini itu sangat wajar berbuat kesalahan. Itu membuatnya semakin dewasa, dan belajar dari kesalahannya." Ucap Tifanny, mengelus pundak suaminya guna meredahkan emosinya.

Doyoung yang melihat itu hanya bisa mendecih tak suka. Ia sudah sangat lelah melihat adegan drama yang selalu ibu tirinya gunakan ketika dirinya sedang di marahi ayahnya.

"Tidak bisa! Sikap Doyoung ini sudah tidak bisa di maklumi. Dia harus mendapatkan hukuman!"

"Ya sudah! Pukul aku! Pukul aku sekarang!" Teriak Doyoung.

"Aku tidak akan memukul dirimu. Kau tidak akan jera kalau aku memukul dirimu!"

"Lalu apa yang ingin kau lakukan?"

"Aku akan memindahkan rumah sakit Eomma-mu agar kau tidak bisa menemui Eomma-mu!"

BESTFRIEND? IT'S BULLSHIT! - TAEDOYUTAOnde histórias criam vida. Descubra agora