Hari demi hari berlalu, tak terasa kalau waktu berjalan dengan sangat cepat. Usia kehamilan Elea sudah mencapai angka sembilan bulan sekarang. Perutnya pun semakin membesar, diikuti dengan perubahan tubuhnya yang lain. Hanya tinggal menghitung hari, maka dia akan segera bertemu dengan anaknya.
Meskipun beberapa bulan sudah berlalu, tapi dia masih tidak tidur dalam satu kamar yang sama dengan suaminya. Suasana di antara mereka memang sudah mulai mencair, intensitas berbicara mereka juga semakin bertanbah seiring berjalannya waktu, tapi Elea hanya belum siap untuk tidur di satu ranjang yang sama dengan suaminya. Dia ... hanya tidak pernah bisa melupakan kejadian di hari itu.
Maka, yang dia lakukan sehari-hari hanyalah duduk berdua bersama Alex di sofa ruang tamu, menghabiskan waktu dengan menonton televisi bersama yang terkadang disertai obrolan singkat.
Seperti hari ini, mereka berdua tengah duduk bersebelahan di sofa ruang tamu sembari memokuskan pandangan pada layar televisi.
Jarum pendek jam sudah menunjukkan angka sebelas, tapi kedua sejoli itu masih tetap setia di tempat mereka. Tidak satu di antara mereka yang mengusulkan untuk segera tertidur. Mereka hanya terus menghabiskan waktu dengan menonton televisi. Saat satu film yang diputar sudah habis, maka Alex akan langsung memutar film yang lain. Dan untuk alasan tertentu, Elea tidak melayangkan satu protesnya sedikit pun. Dia tetap setia di tempat sembari menanamkan pandangan pada layar televisi.
Jarum terus berputar, begitu juga dengan langit yang semakin gelap. Elea melirik pria di sebelahnya yang sudah menguap berkali-kali tapi masih tetap berusaha untuk membuka kedua matanya.
"Setelah film ini selesai, aku tidur ya," ucap Elea tiba-tiba yang langsung membuat Alex menoleh kepadanya dengan alis terangkat.
"Okay," balas pria itu singkat sembari menganggukkan kepalanya satu kali. Beberapa detik kemudian, mulut pria itu terbuka lagi, mengeluarkan satu kuapan untuk kali kesekian.
Suara pemain layar yang sedang berdebat mulai terdengar di seluruh penjuru duangan.
Beberapa detik kemudian, Elea merasakan kalau sesuatu tiba-tiba jatuh ke pundaknya. Dalam sekejap, napasnya langsung tertahan dengan kedua mata yang sedikit membulat. Gadis itu menoleh ke samping, menemukan Alex yang sudah tertidur pulas. Cukup lama, Elea hanya memperhatikan pria itu dalam diam. Hingga akhirnya helaan napas beratnya terdengar panjang.
Selama beberapa menit, Elea hanya terdiam di tempat tanpa melakukan apapun. Kedua matanya sudah kembali fokus ke depan, tapi dia tahu kalau pikirannya tidak lagi di sana. Lagi, dia menghela napas yang sangat panjang. Dia tidak bisa membohongi dirinya kalau perasaan itu memang masih adaㅡyang naasnya, masih terasa begitu dalam.
Perlahan, tubuh Alex mulai bergerak di sebelahnya. Pria itu tiba-tiba mengambil tangannya lalu memeluknya dengan erat.
Di lain sisi, Elea masih belum melakukan apapun. Dia tidak menghentikan pria itu, tapi juga tidak menolaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
For Forever
Romance[Completed] Elea dan Edo sudah menjalin hubungan selama hampir 1 tahun. Elea sangat mencintai Edo, begitu juga sebaliknya. Tapi sikap Edo terkadang membuat Elea jadi bimbangㅡdan juga lelah. Dia jadi sering bertanya kepada dirinya sendiri, apakah ben...