Goodbye

395 13 2
                                    

Selamat mendengarkan lagu di atas saat membaca chapter ini. Makasih :)

Hakim akhirnya mengetukkan palu itu sebanyak tiga kali, tanda kalau mereka sudah resmi bercerai sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hakim akhirnya mengetukkan palu itu sebanyak tiga kali, tanda kalau mereka sudah resmi bercerai sekarang.

Saat itu, Alex hanya memandang pandangan di depannya lurus-lurus dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Ternyata, pernikahannya hanya berjalan secepat ini dan harus berakhir dengan naas.

Dia menoleh pada seseorang yang kini disebutnya sebagai mantan istri itu. Elea tengah menundukkan wajah dalam-dalam, tapi Alex bisa melihat air mata tidak berhenti berjatuhan dari kedua mata gadis itu.

Cepat, Alex langsung mengalihkan pandangan dan memejamkan kedua matanya erat-erat. Dalam diam, dia menarik napas panjang lalu mengembuskannya lamat-lamat. Kepalanya menggeleng kecil, mengingatkan kepada dirinya sendiri, kalau paling tidak, dengan cara seperti ini, gadis itu bisa lebih bahagia, meskipun tanpa dirinya.

...

Alex tidak berhenti memandang kedua mata Elea yang sedari tadi sibuk menghindari tatapannya. "Kalau kamu mau bertemu dengan Alexea, kamu bisa bilang sama aku," ucap gadis itu akhirnya membuka percakapan di antara mereka. Terdengar hembusan napasnya mengudara berkali-kali dengan berat. "Meskipun di perjanjian kamu hanya boleh bertemu dengannya di hari Sabtu dan Minggu, tapi, kalau kamu masih mau bertemu dengan Alexea selain di hari itu, kamu bisa bilang sama aku." Pandangan mereka sempat bertemu dan Alex bisa menyadari kalau kedua mata gadis itu terlihat sangat sembab. "Bagaimana pun juga, kamu adalah Ayahnya."

"...."

Tatapan mata Elea terlihat sayu, tidak lagi memancarkan binar atau keceriaan sama sekali di sana. Pipinya yang sudah tirus kini terlihat semakin cekung, lengkap dengan lingkaran hitam yang semakin menggelap di bawah mata gadis itu.

Alex hanya tidak bisa berhenti menatap wajah gadis itu yang terlihat sangat sayu.

"Alex, katakan sesuatu," ucap Elea lagi ketika dirinya tidak kunjung mendapatkan jawaban apapun sedari tadi.

Maka, dengan gerakan pelan, pria itu menganggukkan kepalanya berkali-kali. "Ya... terima kasih, El," ucapnya pelan yang lebih terdengar seperti lirihan.

Elea ikut menganggukkan kepalanya berkali-kali. "Kalau gitu ... apa ada yang mau kamu bicarain lagi?" tanya gadis itu tanpa memandang pria di depannya. "Kalau nggak ada, aku pulang dulu."

Saat gadis itu membalikkan tubuhnya, Alex tiba-tiba membuka mulut. "Aku sudah pergi ke terapis selama satu minggu terakhir."

Pandangan mereka akhirnya bertemu lagi. Lalu kedua mata Elea terlihat berkaca seiring dengan berjalannya waktu. "Benarkah?" tanyanya dengan seulas senyum yang terlihat samar di wajahnya. "Good to hear that, Alex. Aku harapㅡ"

"Tunggu aku."

Lalu bongkahan kristal yang ada di kedua mata gadis itu seketika langsung hancur saat mendengar penuturan lugas Alex.

For ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang